Brilio.net - Lajeng (23) adalah mahasiswi tingkat akhir yang baru saja menyelesaikan skripsinya. Selama menyusun skripsi, ia membutuhkan arsip surat kabar yang telah terbit bertahun-tahun silam sebagai objek penelitian. Mencari arsip surat kabar di Indonesia memang gampang-gampang susah. Budaya dan literasi tentang arsip orang Indonesia harus kita akui memang masih kurang. Maka tak heran apabila banyak naskah-naskah kuno penting yang kabarnya ke mana dan entah disimpan di mana.

Namun, Lajeng akhirnya sangat terbantu dengan keberadaan sebuah perpustakaan yang berdiri terhimpit di antara deretan pertokoan di Jalan Malioboro, Yogyakarta. Berawal dari sekadar menghabiskan waktu, sorot matanya tertuju pada sebuah bangunan tua di seberang gedung DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ya, bangunan itu ialah perpustakaan bernama Jogja Library Center.

Keberadaannya yang diapit kawasan pertokoan dan lapak pedagang kaki lima mungkin membuat orang yang lalu lalang di Malioboro tidak menyadari keberadaan perpustakaan ini. Melihat papan namanya, Lajeng lantas masuk ke dalam perpustakaan untuk sekadar melihat-lihat. Memasuki perpustakaan, ia terpana dengan isi koleksinya yang menyimpan arsip-arsip surat kabar dari berpuluh-puluh tahun lalu.

"Pertama tahu (adanya perpustakaan ini) karena kebetulan lewat aja dulu pas main di Malioboro. Saya lihat ada papan nama perpustakaan, iseng masuk, eh keterusan sampai sekarang," ujar Lajeng ketika berbincang kepada brilio.net, Selasa (10/9).

Dari ketidaksengajaan itu, ia menemukan tempat yang dapat membantu menyelesaikan skripsinya. Tak hanya sekali dua kali, ia juga kerap mengunjungi Jogja Library Center untuk mencari arsip surat kabar yang ia butuhkan untuk penelitian.

"Saya sering ke sini karena butuh mencari arsip surat kabar lokal. Kebetulan skripsi saya membutuhkan hal itu, saya pun sangat terbantu dengan keberadaan perpustakaan ini," terangnya.

--

Bekas bangunan bersejarah

Kawasan Malioboro sejak masa kolonial memang telah riuh dengan berbagai kegiatan ekonomi. Sektor bisnis yang berkembang di kawasan ini pada mulanya sebagai tempat bertahtanya Raja Mataram Islam dan berdomisilinya Residen Yogyakarta. Mulai dari hotel, rumah makan, pasar untuk memenuhi kebutuhan warga, apotek hingga deretan toko lainnya. Termasuk di antaranya ialah keberadaan toko buku yang cukup terkenal pada saat itu bernama N.V. Boekhandel en Drukkerij Kolff-Bunning.

Tak hanya toko buku, pada masa kolonial, bangunan yang kini menjadi Jogja Library Center tersebut merupakan perusahaan percetakan dan penerbitan buku pendidikan. Terbitannya antara lain ceritera Ramawijaya (1922), Serat Pustakaraja Purwa (1939), dan beberapa buku lainnya.

Perusahaan itu sempat bertahan puluhan tahun sebelum akhirnya ditutup. Namun, para pencinta sejarah masih beruntung dapat melihat bekas bangunan perusahaan sebagai Jogja Library Center. Pemerintah pada mulanya menggunakan bangunan tersebut sebagai Perpustakaan Negara pada 17 Maret 1952. Kini, perpustakaan tersebut diberi nama Jogja Library Center yang merupakan salah satu unit perpustakaan di bawah pengelolaan Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut pantauan brilio.net, Jogja Library Center menyimpan ribuan koleksi arsip surat kabar lokal maupun nasional hingga majalah dari era kolonial yang diletakkan dalam sejumlah ruangan. Memasuki perpustakaan, nuansa tempo dulu langsung terasa dengan arsitektur khas kolonial yang masih dipertahankan hingga saat ini.

Selain arsip surat kabar, bangunan dua lantai itu juga menyimpan banyak koleksi buku dan juga naskah lama seputar Yogyakarta dan sekitarnya yang tersimpan rapi di dalam sejumlah rak. Arsip-arsip tersebut telah dikelompokkan berdasarkan tahun terbit. Dengan demikian, pengunjung akan lebih mudah mencari arsip yang diinginkan.

Selain itu, untuk memudahkan pencarian, pengelola juga telah melakukan digitalisasi sebagian arsip lama yang kondisi fisiknya mulai rusak. Dengan alasan itu pula, pengunjung hanya bisa membaca arsip dan koleksi lainnya di tempat. Pengunjung tidak diperbolehkan meminjam koleksi.

Beralamatkan di Jalan Malioboro Nomor 175, Jogja Library Center juga memiliki fasilitas ruang diskusi dan rapat yang cocok digunakan untuk para pelajar maupun mahasiswa. Didukung dengan suasana yang sangat tenang, pengunjung pun dengan leluasa bisa membaca koleksi perpustakaan. Jogja Library Center dapat dikunjungi setiap hari Senin sampai Sabtu. Senin sampai dengan hari Kamis dari pukul 08.00-14.00 WIB, dan Jumat-Sabtu dari 08.00-11.00 WIB.