Lebih lanjut, Jito menceritakan jika Ratu Malang tidak mau dibawa oleh Amangkurat. Selang beberapa hari Ratu Malang dan kelompok gamelannya serta suami diundang untuk bermain wayang di Keraton. Naasnya, kemudian mereka semua diracun menggunakan minuman yang dibuat oleh sang raja. Si dalang, sinden, pemain gamelan akhirnya meninggal semua.
"Hanya tersisa Ratu Malang yang segera untuk dijadikan permaisuri. Kemudian dia ikut meminum minuman yang sudah diracun dan akhirnya mati menyusul suaminya," jelas Jito.
foto: dok. Annisa Dhea
Amangkurat I kemudian menguburkan Ratu Malang di Gunung Kelir dan kemudian membangun kompleks makam tersebut dengan tembok yang mengelilingi terbuat dari batu putih.
Selain itu, beberapa langkah ke arah timur, terdapat sendang yang disebut sebagai tempat sumber air bernama Sendang Moyo dengan dikelilingi tembok setinggi 3 meter.
foto: dok. Annisa Dhea
"Awalnya Sendang ini digunakan untuk makam sang Ratu Malang, namun waktu digali keluarlah mata air dan ketika ditunggu dalam waktu seminggu tidak kering sama sekali," ungkap Pak Jito.
foto: dok. Annisa Dhea
Keberadaan makam Ratu Malang ini masih dikunjungi banyak orang khususnya para peziarah dari berbagai kota di Indonesia.
Recommended By Editor
- 7 Ide menu makan siang ala rumahan, lezat, tidak bikin bosan dan mudah dibuat
- Fuk Ling Miau, kelenteng khas Cina-Jawa di Yogyakarta
- 9 Resep makanan tradisional Indonesia, enak, sederhana, dan mudah dibuat di rumah
- Arsip Jogja, data sejarah yang jadi destinasi wisata kekinian
- 10 Resep masakan Jepang yang enak dan mudah dibuat di rumah
- Menyelami keindahan dan keunikan Masjid Perak Kotagede Jogja
- Bangsal Sri Manganti, bangunan sejarah berarsitektur nuansa Jawa unik
- Ndalem Poenakawan: Wajah kantor Wali Kota Yogyakarta pertama kini