Brilio.net - Memasuki libur lebaran, tentu kamu sudah merencakan akan ke mana. Nah, jika sedang berada di Jawa Tengah, coba deh melipir ke Kota Kudus. Pasalnya, Kota Kretek tersebut menyimpan banyak sejarah yang belum banyak orang tahu.

Selain wisata religi, diam-diam Kudus juga mempunyai Museum Jenang. Namanya "Museum Jenang Kudus". Museum yang dibangun oleh pabrik jenang Mubarok Food itu di Jalan Sunan Muria Kudus, Desa Glantengan, Kecamatan Kota itu adalah yang pertama di Indonesia.

Dari alun-alun arah utara sekitar 300 meter. Museum Jenang meneguhkan bahwa Kudus juga kota penghasil jenang terbesar di Jawa Tengah. Ini melengkapi destinasi sebelumnya yaitu makam Syeh Ja'far Shodiq atau Sunan Kudus dan Raden Umar Said atau Sunan Muria.

Museum Jenang tepatnya di lantai dua, gedung dan showrum Mubarok Food Cipta Delicia Kudus. Direktur Utama Mubarok Food Cipta Delicia, Muhammad Hilmy mengatakan, museum yang dibuatnya itu, menggambarkan suasana di wilayah Kabupaten Kudus. Selain itu, menceritakan aktvitas masyarakat setempat pada tahun 1930 an, di Pasar Bubar Menara, sebagai pasar pertama jenang Kudus.

"Museum Jenang ini satu-satunya dan pertama di Indonesia, kita ingin mengangkat citra Kudus melalui produk jenang," kata Hilmy seperti dilansir brilio dari laman facebook Kementerian Pariwisata, Rabu (21/6).

Wisata Kudus  2017 brilio.net

Ia juga menjelaskan, di dalam Museum Jenang disajikan berbagai kisah Kudus tempo doeloe awal adanya pembuatan jenang. Kemudian menggambarkan suasa komplek masjid menara dan makan Sunan Kudus yang tersusun rapi didalam maket dan sebuah kitab Al Quran besar di sampingnya.

Tidak hanya itu. Di sebuah ruangan yang cukup luas tersebut, juga berdiri sebuah rumah adat khas Kudus. Selain itu, miniatur menara setinggi lima meter dan kisah perjalanan Mubarok Food Cipta Delisia dari masa ke masa.

"Di sini bertemunya seni, budaya, bisnis, pariwisata, ekonomi dan berbagai aspek lainnya. Maka kami dedikasikan Mubarok Food sentra bisnis dan budaya," tuturnya.

Menurut Hilmy, jika wisatawan ingin melihat peta wilayah Kudus, secara garis besar bisa melihat musem jenang. Sejarah produk jenang, sampai ramainya pengunjung di komplek menara dan masjid Al Quds serta makam Sunan Kudus juga tergambar lengkap.

Adapun cerita jenang Khas Kudus, katanya, dimulai dari produk milik H Mabruri dan istrinya Hj Alawiyah. Pasangan suami istri tersebut memulai bisnisnya membuat jenang. Jenang tersebut dijual di Pasar Bubar Menara pada tahun 1930.

"Awalnya belum ada merek, kemudian seiring jalannya waktu akhirnya dinamai Sinar 33. Nomor itu diambil dari nomor rumah, yang juga sebagai tempat produksi. Kini namanya Mubarok Food," imbuhnya.

Menurut Hilmy, jumlah pengunjung Musem Jenang sampai saat ini cukup lumayan. Kebanyakan merupakan wisatawan yang ingin berbelanja jenang. Lalu penasaran mampir dan masuk. Mereka senang karena bisa mengetahui sejarah jenang sambil berfoto selfie secara gratis.

"Jumlah pengunjung meski belum banyak audah lumayan, tujuan utamanya membeli oleh-oleh. Museum ini kami sediakan secara gratis untuk siapa saja yang ingin berkunjung," terangnya.