Brilio.net - Sudah jadi rahasia umum, generasi milenial nggak pernah jauh dari gadget. Pokoknya saban hari harus megang perangkat seluler. Kalau nggak, bisa mati gaya. Eits, tapi hati-hati ya, ternyata berdasarkan sebuah penelitian di Amerika Serikat, generasi milenial adalah kelompok yang gampang kena stres lho.
Dalam laporan tahunan American Psychological Association disebutkan, generasi milenial lebih mudah stres dibanding generasi sebelumnya, Gen-X dan Baby Boomers. Uniknya, ketika stres mereka lebih memilih mengatasinya dengan teknologi.
Laporan itu menyebutkan, 67% generasi milenial berselancar di internet, dan 58% nonton televisi untuk meringankan stres.Sementara akar kecemasan mereka yang membuat stres selalu sama yakni, uang, pekerjaan, tanggung jawab keluarga, kesehatan.
Tapi teknologi juga berkontribusi besar menjadi sumber stres di kalangan anak-anak muda sekarang. Nah inilah empat dampak teknologi penyebab stres generasi milenial.
1. Selalu membawa gadget ke tempat tidur.
foto: balletmoxie.wordpress.com
Kurang tidur selalu menjadi penyebab kelelahan, meningkatkan iritabilitas, dan stres. Saat ini generasi milenial menduduki posisi teratas sebagai kelompok yang selalu membawa teknologi ke tempat tidur. Meski hanya sekadar memeriksa email sambil tiduran, ternyata hal itu berdampak buruk bagi pola tidur kamu. Penggunaan elektronik di tempat tidur membuat kamu terus terjaga dan dirangsang lebih lama untuk membuka mata.
Cahaya dari layar gadget dapat memperburuk kualitas tidur. Saat kurang tidur, dampaknya kamu akan gelisah di pagi hari. Anehnya, generasi milenial menolak untuk meninggalkan perangkat gadget mereka sehari saja di akhir pekan agar bisa mendapatkan istirahat yang berkualitas.
2. Menghabiskan banyak waktu berselancar di media sosial.
foto: www.goodcall.com
Semua orang tahu bahwa sekarang ini media sosial begitu popular. Nggak heran jika angka statistik penggunaan media sosial di kalangan generasi milenial sangat mengejutkan.
Rata-rata, mereka menghabiskan 33 menit setiap hari di Facebook saja, dan 17 kali memeriksa akun media sosial sehari. Terlalu lama menggunakan media sosial ternyata berdampak negatif terhadap stabilitas mental lho.
3. Menyelesaikan masalah lewat mesin pencari.
foto: www.independent.co.uk
Jika seseorang mengalami kesulitan, salah satu cara yang paling sederhana dan mungkin terbaik adalah berbicara dengan seseorang. Tapi beda lagi dengan generasi milenial yang lebih memilih menyelesaikan masalah mereka lewat mesin pencari, khususnya Google.
Mereka mencoba menemukan solusi sendiri, termasuk untuk masalah yang remeh temeh seperti bagaimana mengganti ban atau mencari obat flu. Ada yang menyebut cara ini sebagai bentuk kemalasan. Tapi nggak sedikit juga yang menganggap ini adaalah turunan dari semangat do it yourself (DIY). Gejala inilah yang banyak ditemukan pada generasi milenial.
4. Nggak ketinggalan telepon seluler
foto: Andrey Popov/www.trackmyfone.com
Saat ini nggak bisa disangkal, telepon seluler sudah menjadi kebutuhan dasar manusia, khususnya generasi milenial. Sebuah penelitian menunjukkan, 90% generasi milenial nggak bisa jauh-jauh dari telepon seluler setiap hari.
Bahkan, sekitar 80% dari mereka akan langsung meraih telepon seluler begitu baru bangun tidur. Ternyata adiktif telepon seluler menjadi salah satu penyebab stres generasi milenial.
Mulai sekarang kurangi deh bermain gadget. Kalau waktunya istirahat mending dimatiin aja gadget kamu.
Recommended By Editor
- Hanya dengan meremas benda ini, stres saat kerja dijamin hilang
- 10 Tips break santai yang bikin lo makin cerdas
- Pria ini diputusin lalu menangis dan memohon di kaki pacarnya, ealah!
- Jika kamu alami 10 tanda ini berarti kamu depresi, segera ke dokter!
- Tak melulu bikin rugi, ini 9 manfaat stres yang tak kamu duga!