Brilio.net - Siapa disini yang setiap kali hendak makan, harus menambahkan sambal atau bubuk cabai? Ternyata selain rasa yang lebih nikmat, rasa pedas mampu meningkatkan hormon erdorfin yang menyebabkan timbulnya perasaan lebih puas dan senang.

Namun tahukah kamu, bila mengonsumsi makanan pedas terlalu sering, dampaknya bisa menimbulkan kerusakan organ tubuh yang fatal. Terlalu sering mengonsumsi makanan pedas dapat menimbulkan risiko berbagai macam penyakit loh. Hal itu disebabkan karena dalam makanan pedas mengandung senyawa capsaicin. Bila terus menerus masuk kedalam jaringan sistem percernaan, bisa memunculkan berbagai masalah kesehatan.

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering paling banyak menyerang organ pencernaan, seperti usus, lambung, hingga indera perasa macam lidah. Jika diabaikan, risikonya akan semakin besar yang disertai dengan gejala kerusakan sistem percernaan seperti asam lambung dan diare. Selain itu, kerusakan yang ditimbulkan bisa berdampak jangka panjang bagi kesehatan manusia.

Berikut 10 risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering, bisa menimbulkan kerusakan organ tubuh yang fatal. Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (7/5).

1. Iritasi lambung

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Konsumsi makanan pedas yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan asam lambung. Saat makanan pedas masuk ke lambung, capsaicin dapat merangsang produksi asam lambung lebih banyak dari biasanya. Akibatnya, lapisan mukosa lambung dapat teriritasi dan meradang. Jika iritasi pada lambung tidak diatasi dengan baik, hal ini bisa berpotensi menyebabkan tukak lambung atau luka pada dinding lambung.

Tukak lambung dapat menyebabkan perdarahan internal yang serius dan memerlukan perawatan medis segera. Untuk menghindari risiko iritasi lambung akibat makanan pedas terlalu sering, penting untuk mengontrol konsumsi makanan pedas dan mengikuti pola makan yang sehat.

Jika kamu mengalami gejala seperti mulas, perut terasa penuh, atau gangguan pencernaan lainnya setelah mengonsumsi makanan pedas, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat. Menjaga keseimbangan diet yang sehat dan memperhatikan respons tubuh terhadap makanan dapat membantu mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.

2. Obesitas

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Makan makanan pedas secara terlalu sering tidak secara langsung menyebabkan obesitas. Pola makan yang tinggi akan makanan pedas memiliki implikasi pada kesehatan yang berkontribusi pada risiko obesitas.

Makanan pedas sering kali mengandung bahan tambahan seperti minyak, gula, atau lemak untuk meningkatkan rasa pedas. Konsumsi makanan pedas yang tinggi dalam kalori, seperti makanan cepat saji yang pedas, dapat menyumbang pada asupan kalori harian yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan berat badan jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.

Makanan pedas yang tinggi juga seringkali tidak memberikan nutrisi seimbang yang diperlukan oleh tubuh. Konsumsi makanan pedas yang berlebihan bisa menggantikan makanan sehat lainnya, seperti sayuran, buah-buahan, dan protein nabati atau hewani yang penting untuk menjaga keseimbangan gizi. Pola makan yang tidak seimbang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan mendorong perilaku makan berlebihan.

Selain itu, rasa pedas dari makanan tertentu, seperti camilan pedas, bisa memicu nafsu makan yang berlebihan. Makan makanan pedas dalam jumlah banyak secara teratur dapat mempengaruhi rasa lapar dan kepuasan makan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan konsumsi makanan berlebihan dan peningkatan asupan kalori.

Penting untuk diingat bahwa risiko obesitas lebih dipengaruhi oleh keseluruhan pola makan dan gaya hidup daripada hanya satu jenis makanan, seperti makanan pedas. Menjaga pola makan seimbang dengan berbagai jenis makanan sehat dan mengontrol porsi serta menggabungkan dengan aktivitas fisik yang teratur adalah kunci untuk mencegah risiko obesitas dan menjaga kesehatan secara keseluruhan

3. Gastroesophageal reflux disease (GERD)

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Makan makanan pedas terlalu sering dapat menjadi faktor risiko pemicu penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD). Kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala seperti sensasi terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi asam. Zat yang memberikan rasa pedas pada makanan adalah capsaicin. Capsaicin dapat mengendurkan otot sfingter esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter/LES) yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.

Ketika LES mengendur, asam lambung dapat lebih mudah naik ke atas, menyebabkan gejala GERD. Ditambah pula, asam lambung yang berlebihan kemudian dapat naik ke kerongkongan karena LES tidak dapat menutup dengan rapat akibat efek capsaicin. Ini meningkatkan risiko terjadinya refluks asam yang merupakan gejala utama dari GERD.

Paparan berulang terhadap asam lambung akibat GERD yang dipicu oleh makanan pedas, dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada mukosa (lapisan dalam) esofagus. Ini bisa mengakibatkan nyeri dada, kesulitan menelan, dan bahkan luka pada esofagus jika tidak diobati.

Selain itu, penderita GERD yang terpapar secara terus-menerus dengan asam lambung dapat mengalami peradangan kronis pada esofagus (esophagitis), yang merupakan komplikasi serius dari GERD dan dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.

4. Gastritis (Maag akut)

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: id.pinterest.com/@Pain Resource

Makan makanan pedas terlalu sering dapat meningkatkan risiko terjadinya gastritis atau maag akut. Gastritis adalah kondisi peradangan pada lapisan dinding lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsumsi makanan pedas yang berlebihan.

Capsaicin dalam makanan pedas dapat merangsang produksi asam lambung. Asam lambung yang berlebihan dapat memperparah iritasi pada lapisan lambung dan memicu terjadinya gastritis. Paparan berulang terhadap makanan pedas yang tinggi dalam capsaicin dapat mengiritasi lapisan mukosa lambung. Hal ini dapat mengakibatkan peradangan dan merusak sel-sel pelindung di dalamnya.

Selain itu, konsumsi makanan pedas berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam lambung. Gangguan pada keseimbangan bakteri ini dapat menyebabkan peradangan dan merusak lapisan lambung. Akibat iritasi dan peradangan pada lambung, seseorang dengan gastritis akut dapat mengalami gejala seperti nyeri atau kram perut, mual, muntah, gangguan pencernaan, perut kembung, dan penurunan nafsu makan.

Jika gastritis tidak diobati atau terus menerus dipicu oleh makanan pedas dan faktor lainnya, dapat menyebabkan terjadinya komplikasi serius seperti tukak lambung, perdarahan lambung, atau anemia akibat kehilangan darah.

5. Sensivitas lidah berkurang

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Lidah memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap rasa tertentu, termasuk rasa pedas. Jika seseorang terbiasa mengonsumsi makanan pedas secara teratur, lidahnya mungkin menjadi kurang sensitif terhadap tingkat pedas yang sama dari makanan. Dalam jangka panjang, konsumsi makanan pedas yang berlebihan atau terlalu panas secara teratur dapat merusak ujung saraf di lidah dan mulut.

Hal ini dapat menyebabkan penurunan sensasi atau sensivitas lidah terhadap rangsangan rasa tertentu. Paparan berulang terhadap makanan pedas yang sangat pedas dapat mempengaruhi kemampuan lidah untuk mengidentifikasi dan membedakan rasa lainnya, seperti manis, asam, asin, dan pahit.

Ini bisa menyebabkan gangguan dalam menikmati dan mendapatkan kepuasan dari makanan lain yang memiliki rasa yang berbeda. Untuk menghindari dampak negatif akibat konsumsi makanan pedas terlalu sering, disarankan untuk menjaga keseimbangan dalam pola makan dan berbagai jenis makanan.

6. Nyeri lambung akut

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Asam lambung yang berlebihan dapat memperburuk iritasi pada lambung dan menyebabkan sensasi nyeri atau ketidaknyamanan di daerah lambung. Makanan pedas yang berlebihan juga dapat mengganggu fungsi normal pencernaan.

Konsumsi makanan pedas dapat mengakibatkan perut terasa penuh, kembung, atau masalah pencernaan lainnya yang dapat menyebabkan nyeri lambung. Akibatnya, akan menilmbulkan rasa sakit dan perih yang begitu menyakitkan di area sekitar lambung.

7. Insomnia

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Makan makanan pedas secara terlalu sering dapat memiliki efek negatif pada tidur dan menyebabkan gangguan tidur, termasuk insomnia. Makanan pedas mengandung senyawa capsaicin yang dapat merangsang sistem saraf. Capsaicin dapat meningkatkan aktivitas saraf dan mengirim sinyal ke otak yang membuat seseorang merasa lebih terjaga dan terstimulasi.

Konsumsi makanan pedas terlalu dekat dengan waktu tidur dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk rileks dan tidur. Makan makanan pedas secara berlebihan juga dapat mengganggu sistem pencernaan dan menyebabkan gangguan tidur. Konsumsi makanan pedas dapat menyebabkan refluks asam lambung atau gangguan pencernaan lainnya yang bisa mengganggu kenyamanan saat tidur.

Selain itu, konsumsi makanan pedas juga dapat meningkatkan suhu tubuh, terutama jika makanan tersebut sangat pedas. Perubahan suhu tubuh yang signifikan sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur dan membuat sulit untuk tidur nyenyak. Mengonsumsi makanan pedas secara teratur atau terlalu dekat dengan waktu tidur juga dapat menjadi kebiasaan yang buruk. Makan malam yang terlalu berat atau pedas dapat mengganggu kenyamanan selama tidur.

8. Diare

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: freepik.com

Makan makanan pedas secara terlalu sering dapat meningkatkan risiko terjadinya diare atau gangguan pencernaan. Makanan pedas mengandung senyawa capsaicin yang dapat mengiritasi saluran pencernaan, termasuk lambung dan usus halus.

Paparan berulang terhadap capsaicin dapat merangsang produksi asam lambung dan meningkatkan gerakan usus, yang dapat menyebabkan perut kembung, mulas, dan diare. Konsumsi makanan pedas berlebihan juga dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri baik di dalam usus.

Gangguan pada usus dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan bakteri yang berpotensi menyebabkan diare. Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi atau intoleransi terhadap makanan pedas tertentu. Misalnya, seseorang dengan intoleransi terhadap cabai atau bumbu tertentu dapat mengalami diare setelah mengonsumsi makanan pedas.

Meskipun jarang, konsumsi makanan pedas yang tidak higienis atau terkontaminasi dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri, virus, atau parasit yang dapat menyebabkan diare infeksi. Diare yang disebabkan oleh makanan pedas dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh secara signifikan.

9. Kerusakan usus

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net

foto: id.pinterest.com/@Daily Mail

Makanan pedas secara berlebihan dapat mengganggu keseimbangan mikrobiota usus. Gangguan pada mikrobiota usus dapat mempengaruhi kesehatan usus secara keseluruhan dan meningkatkan risiko terjadinya kerusakan pada mukosa usus.

Selain itu, konsumsi makanan pedas dapat merangsang produksi asam lambung. Asam lambung yang berlebihan atau naik ke usus kecil dapat mengganggu lingkungan asam di dalam usus dan menyebabkan kerusakan pada lapisan usus.

10. Tenggorokan terbakar

Risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering  2024 brilio.net


foto: id.pinterest.com/@still together

Mengonsumsi makanan pedas dapat merangsang produksi asam lambung. Asam lambung yang naik ke kerongkongan dapat mengakibatkan sensasi terbakar di tenggorokan, mirip dengan gejala GERD. Paparan berulang terhadap makanan pedas dapat mengiritasi lapisan dalam tenggorokan. Ini dapat menyebabkan peradangan atau reaksi iritasi yang membuat tenggorokan terasa terbakar atau panas.

Itulah 10 risiko penyakit akibat makan pedas terlalu sering. Harapannya, setelah kamu mengetahui informasi seputar risiko penyakit yang bisa muncul bisa makan makanan pedas terlalu sering. Oleh karena itu, janganlah mengonsumsi masakan pedas berlebihan. Diperhatikan pula pola makan yang sehat agar sistem metabolisme dan percernaan tetap dalam kondisi prima. Semoga informasi ini bermanfaat ya!

Magang: Zidan Fajri