1. Iritasi lambung
foto: freepik.com
Konsumsi makanan pedas yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan asam lambung. Saat makanan pedas masuk ke lambung, capsaicin dapat merangsang produksi asam lambung lebih banyak dari biasanya. Akibatnya, lapisan mukosa lambung dapat teriritasi dan meradang. Jika iritasi pada lambung tidak diatasi dengan baik, hal ini bisa berpotensi menyebabkan tukak lambung atau luka pada dinding lambung.
Tukak lambung dapat menyebabkan perdarahan internal yang serius dan memerlukan perawatan medis segera. Untuk menghindari risiko iritasi lambung akibat makanan pedas terlalu sering, penting untuk mengontrol konsumsi makanan pedas dan mengikuti pola makan yang sehat.
Jika kamu mengalami gejala seperti mulas, perut terasa penuh, atau gangguan pencernaan lainnya setelah mengonsumsi makanan pedas, konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengelolaan yang tepat. Menjaga keseimbangan diet yang sehat dan memperhatikan respons tubuh terhadap makanan dapat membantu mencegah komplikasi kesehatan yang lebih serius.
2. Obesitas
foto: freepik.com
Makan makanan pedas secara terlalu sering tidak secara langsung menyebabkan obesitas. Pola makan yang tinggi akan makanan pedas memiliki implikasi pada kesehatan yang berkontribusi pada risiko obesitas.
Makanan pedas sering kali mengandung bahan tambahan seperti minyak, gula, atau lemak untuk meningkatkan rasa pedas. Konsumsi makanan pedas yang tinggi dalam kalori, seperti makanan cepat saji yang pedas, dapat menyumbang pada asupan kalori harian yang berlebihan, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peningkatan berat badan jika tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup.
Makanan pedas yang tinggi juga seringkali tidak memberikan nutrisi seimbang yang diperlukan oleh tubuh. Konsumsi makanan pedas yang berlebihan bisa menggantikan makanan sehat lainnya, seperti sayuran, buah-buahan, dan protein nabati atau hewani yang penting untuk menjaga keseimbangan gizi. Pola makan yang tidak seimbang dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan mendorong perilaku makan berlebihan.
Selain itu, rasa pedas dari makanan tertentu, seperti camilan pedas, bisa memicu nafsu makan yang berlebihan. Makan makanan pedas dalam jumlah banyak secara teratur dapat mempengaruhi rasa lapar dan kepuasan makan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan konsumsi makanan berlebihan dan peningkatan asupan kalori.
Penting untuk diingat bahwa risiko obesitas lebih dipengaruhi oleh keseluruhan pola makan dan gaya hidup daripada hanya satu jenis makanan, seperti makanan pedas. Menjaga pola makan seimbang dengan berbagai jenis makanan sehat dan mengontrol porsi serta menggabungkan dengan aktivitas fisik yang teratur adalah kunci untuk mencegah risiko obesitas dan menjaga kesehatan secara keseluruhan
3. Gastroesophageal reflux disease (GERD)
foto: freepik.com
Makan makanan pedas terlalu sering dapat menjadi faktor risiko pemicu penyakit gastroesophageal reflux disease (GERD). Kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan dan menyebabkan gejala seperti sensasi terbakar di dada (heartburn) dan regurgitasi asam. Zat yang memberikan rasa pedas pada makanan adalah capsaicin. Capsaicin dapat mengendurkan otot sfingter esofagus bagian bawah (lower esophageal sphincter/LES) yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah naiknya asam lambung ke kerongkongan.
Ketika LES mengendur, asam lambung dapat lebih mudah naik ke atas, menyebabkan gejala GERD. Ditambah pula, asam lambung yang berlebihan kemudian dapat naik ke kerongkongan karena LES tidak dapat menutup dengan rapat akibat efek capsaicin. Ini meningkatkan risiko terjadinya refluks asam yang merupakan gejala utama dari GERD.
Paparan berulang terhadap asam lambung akibat GERD yang dipicu oleh makanan pedas, dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada mukosa (lapisan dalam) esofagus. Ini bisa mengakibatkan nyeri dada, kesulitan menelan, dan bahkan luka pada esofagus jika tidak diobati.
Selain itu, penderita GERD yang terpapar secara terus-menerus dengan asam lambung dapat mengalami peradangan kronis pada esofagus (esophagitis), yang merupakan komplikasi serius dari GERD dan dapat meningkatkan risiko kanker esofagus.
4. Gastritis (Maag akut)
foto: id.pinterest.com/@Pain Resource
Makan makanan pedas terlalu sering dapat meningkatkan risiko terjadinya gastritis atau maag akut. Gastritis adalah kondisi peradangan pada lapisan dinding lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk konsumsi makanan pedas yang berlebihan.
Capsaicin dalam makanan pedas dapat merangsang produksi asam lambung. Asam lambung yang berlebihan dapat memperparah iritasi pada lapisan lambung dan memicu terjadinya gastritis. Paparan berulang terhadap makanan pedas yang tinggi dalam capsaicin dapat mengiritasi lapisan mukosa lambung. Hal ini dapat mengakibatkan peradangan dan merusak sel-sel pelindung di dalamnya.
Selain itu, konsumsi makanan pedas berlebihan juga dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam lambung. Gangguan pada keseimbangan bakteri ini dapat menyebabkan peradangan dan merusak lapisan lambung. Akibat iritasi dan peradangan pada lambung, seseorang dengan gastritis akut dapat mengalami gejala seperti nyeri atau kram perut, mual, muntah, gangguan pencernaan, perut kembung, dan penurunan nafsu makan.
Jika gastritis tidak diobati atau terus menerus dipicu oleh makanan pedas dan faktor lainnya, dapat menyebabkan terjadinya komplikasi serius seperti tukak lambung, perdarahan lambung, atau anemia akibat kehilangan darah.
5. Sensivitas lidah berkurang
foto: freepik.com
Lidah memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap rasa tertentu, termasuk rasa pedas. Jika seseorang terbiasa mengonsumsi makanan pedas secara teratur, lidahnya mungkin menjadi kurang sensitif terhadap tingkat pedas yang sama dari makanan. Dalam jangka panjang, konsumsi makanan pedas yang berlebihan atau terlalu panas secara teratur dapat merusak ujung saraf di lidah dan mulut.
Hal ini dapat menyebabkan penurunan sensasi atau sensivitas lidah terhadap rangsangan rasa tertentu. Paparan berulang terhadap makanan pedas yang sangat pedas dapat mempengaruhi kemampuan lidah untuk mengidentifikasi dan membedakan rasa lainnya, seperti manis, asam, asin, dan pahit.
Ini bisa menyebabkan gangguan dalam menikmati dan mendapatkan kepuasan dari makanan lain yang memiliki rasa yang berbeda. Untuk menghindari dampak negatif akibat konsumsi makanan pedas terlalu sering, disarankan untuk menjaga keseimbangan dalam pola makan dan berbagai jenis makanan.
Recommended By Editor
- 7 Ide menu makan siang ala rumahan, lezat, tidak bikin bosan dan mudah dibuat
- Kesehatan tubuh menurun efek peralihan musim, ini 7 cara mengobati batuk dan pilek di musim pancaroba
- 9 Resep makanan tradisional Indonesia, enak, sederhana, dan mudah dibuat di rumah
- Kenali penyebab munculnya penyakit Empty Sella, kondisi langka yang menyerang bagian otak Ruben Onsu
- 10 Resep masakan Jepang yang enak dan mudah dibuat di rumah
- Apa itu kanker Sarkoma? Kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya
- Mengenal vaksin Dengue demam berdarah (DBD), ketahui tujuan, jenis, dan prosedurnya
- Bagaimana cara mencegah polio? Kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya
- Waspada penyakit lupus, kenali penyebab, gejala dan cara mengatasinya
- Ramai banyak anak sekolah terindikasi Thalasemia, kenali pengertian, gejala, serta cara mengobatinya