Brilio.net - Tato adalah bagian dari kemajuan teknologi di bidang seni. Gambar tato pada kulit dengan corak yang menarik serta estetik, menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang menggemarinya. Akan tetapi di balik tampilan kekinian serta menarik, penggunaan tato yang tidak memenuhi standar menyimpan bahaya besar. Tato abal-abal selalu menawarkan harga yang lebih murah dibanding praktik tato berstandar umumnya. Namun karena faktor informasi yang kurang diketahui orang awam, masih banyak yang memilih praktik tato abal-abal, yang sangat berisiko terhadap kesehatan tubuh.

Beberapa penyakit yang bisa diterima oleh pengguna tato abal-abal, seperti infeksi, kanker, hepatitis, hingga HIV/AIDS. Berbagai penyakit tersebut, disebabkan oleh faktor ketidaksterilan alat dan penggunaan jarum yang dipakai secara terus menerus. Selain itu, tinta warna ilegal yang mengandung kadar logam berat, juga berpotensi menyebabkan keracunan. Jika kamu ingin menggunakan tato, sebaiknya carilah seniman tato yang telah berlisensi, dan memenuhi standar kelayakan operasi. Informasi seputar risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal, bisa berefek jangka panjang, bisa kamu baca di bawah ini.

Tidak perlu berlama-lama lagi, yuk simak artikel ini hingga habis. Berikut 10 risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal. Seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Selasa (28/5).

10 Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal

Penggunaan tato abal-abal bisa membawa risiko kesehatan yang serius. Berikut adalah 10 risiko penyakit yang bisa terjadi akibat penggunaan tato abal-abal yang tidak steril atau tidak sesuai standar:

1. Infeksi kulit

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: id.pinterest.com/@dicinenet.com

Penggunaan tato abal-abal yang tidak steril atau tidak sesuai standar sangat berisiko menyebabkan infeksi kulit. Berbagai faktor yang menyebabkan infeksi kulit pada penggunaan tato abal-abal, seperti penggunaan jarum yang tidak steril. Dalam praktik tato abal-abal, jarum sering digunakan berulang kali tanpa sterilisasi yang tepat. Hal ini bisa membawa bakteri atau virus dari satu orang ke orang lain.

Selain jarum, peralatan lain seperti tabung tinta, mesin tato, dan semacamnya juga seringkali luput dari sterilisasi. Sehingga bakteri dan kuman bisa dengan mudah ditransfer ke kulit yang terbuka selama proses tato. Hal yang perlu diwaspadai lainnya dari penggunaan tato abal-abal adalah, lokasi lingkungan yang kotor dan proses yang tidak higienis. Pelaku tato mungkin tidak mencuci tangan dengan benar, atau menggunakan sarung tangan yang sama untuk beberapa klien. Akibatnya, kuman bisa menyebar dengan mudah yang berujung pada infeksi.

2. Keloid

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: id.pinterest.com/@AWD Med

Keloid bisa berwarna lebih gelap atau lebih terang dari kulit sekitarnya, dan dapat menyebabkan rasa gatal yang sangat mengganggu.

Hal ini bisa terjadi, jika proses penatoan tidak steril dan menyebabkan infeksi. Tubuh akan bereaksi dengan memperbaiki area tersebut, dan proses penyembuhan yang berlebihan dapat memicu pembentukan keloid. Selain itu, dalam praktik tato abal-abal, teknik yang digunakan mungkin terbilang kasar atau tidak tepat sehingga menyebabkan trauma lebih besar pada jaringan kulit.

3. Keracunan logam berat

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Logam berat seperti merkuri, timbal, dan kadmium sering ditemukan dalam pewarna tato berkualitas rendah atau ilegal. Keracunan bisa dipicu oleh penggunaan tinta warna berkualitas rendah serta ilegal, yang mengakibatkan masalah kesehatan kulit serius. Beberapa gejala keracunan logam berat akibat tato abal-abal, seperti mual, muntah, diare, sakit kepala, dan nyeri otot/sendi.

4. Granuloma

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: id.pinterest.com/@Mayo Clinic

Penggunaan tato abal-abal yang tidak steril atau tidak sesuai standar dapat menyebabkan granuloma di area tato. Granuloma adalah kumpulan kecil dari sel-sel kekebalan tubuh yang terbentuk, ketika tubuh mencoba mengisolasi bahan asing, atau infeksi yang tidak bisa dihilangkan. Ini adalah bentuk respons imun yang seringkali tampak sebagai benjolan di bawah kulit.

Tato abal-abal biasanya menggunakan tinta warna yang tidak memenuhi standar kelayakan, sehingga tubuh menganggap tinta itu sebagai zat asing, yang tidak bisa diuraikan oleh tubuh. Selain itu, penggunaan jarum atau mesin yang tidak steril, dapat berisiko menginfeksi kulit. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan yang berujung pada pembentukan granuloma.

5. Hepatitis

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Penggunaan tato abal-abal yang tidak steril atau tidak sesuai standar sangat berisiko menyebabkan penyakit hepatitis, terutama hepatitis B dan C. Hepatitis adalah peradangan pada hati yang disebabkan oleh infeksi virus atau paparan zat beracun. Hepatitis B dan C adalah jenis hepatitis yang paling sering ditularkan melalui darah.

Jika seseorang yang memiliki riwayat hepatitis melakukan tato pada kulitnya, darah mereka bisa mengontaminasi jarum atau peralatan tato. Saat jarum itu kemudian digunakan pada orang lain, bisa berisiko menularkan virus. Selain itu, dalam praktik tato abal-abal, peralatan-peralatan tato seringkali tidak dibersihkan dengan benar. Tanpa sterilisasi yang tepat, virus hepatitis bisa tetap aktif pada permukaan alat tato.

 

 

 

6. Kanker kulit

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: id.pinterest.com/@Men's Health

Penggunaan tato abal-abal yang tidak steril atau tidak sesuai standar, dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Terdapat beberapa faktor dari penggunaan tato abal-abal yang bisa meningkatkan risiko penyakit kanker kulit. Salah satunya adalah penggunaan tinta tato yang tidak aman. Tinta tato yang tidak aman atau berkualitas rendah sering mengandung bahan kimia berbahaya yang belum diuji keamanannya untuk penggunaan pada kulit manusia. Pewarna ini mungkin mengandung logam berat seperti timbal, kadmium, dan merkuri.

Selain itu, tinta tato yang mengandung bahan iritatif atau alergen, dapat menyebabkan peradangan kronis pada kulit. Peradangan kronis adalah salah satu faktor yang dapat memicu perubahan seluler yang berpotensi menjadi kanker. Ketika penggunaan tato abal-abal, terus dilakukan dalam jangka panjang, bahan kimia dalam tinta tato menyebabkan mutasi pada sel DNA manusia. Mutasi ini dapat menyebabkan sel tumbuh secara tidak terkendali dan berkembang menjadi kanker.

7. Penyakit kulit

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Penyakit kulit ini disebabkan karena jarum yang digunakan berulang, ataupun peralatan lainnya tidak dilakukan proses sterilisasi yang tepat. Beberapa contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh penggunaan tato abal-abal, seperti selulitis, kurap, alergi dan lain sebagainya.

Selulitis adalah infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, biasanya Streptococcus atau Staphylococcus aureus. Lalu, absces adalah penyakit kulit berupa kumpulan nanah menyakitkan di bawah kulit, akibat infeksi bakteri. Beberapa penyakit kulit tersebut ditengarai oleh penggunaan tato abal-abal.

8. Alergi

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Beberapa jenis alergi yang disebabkan tato abal-abal, seperti dermatitis kontak alergi, dermatitis fototoksik, reaksi lichenoid. Adapun, tanda-tanda tubuh terkena alergi, seperti kulit kemerahan, gatal diarea yang terdampak, muncul pembengkakan, muncul bentol, hingga rasa nyeri yang parah.

9. HIV/AIDS

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Penggunaan tato abal-abal yang tidak steril atau tidak sesuai standar dapat meningkatkan risiko penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV), yang dapat menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Praktik tato abal-abal sering menggunakan jarum yang tidak steril, atau jarum yang digunakan kembali tanpa prosedur sterilisasi yang tepat.

Jarum yang terkontaminasi dengan darah yang mengandung virus HIV, dapat menyebarkan infeksi dari satu individu ke individu lainnya saat melakukan tato. Selain jarum, penggunaan peralatan yang tidak steril dapat menyebabkan penularan HIV jika ada kontak dengan darah yang terinfeksi.

10. Luka permanen

Risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Penggunaan tato abal-abal yang tidak steril atau tidak sesuai standar dapat meningkatkan risiko terjadinya luka permanen atau komplikasi lain pada kulit. Infeksi kulit dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang lebih dalam, mengganggu proses penyembuhan, dan meningkatkan risiko luka permanen. Luka permanen bisa terjadi akibat malpraktik tato yang tidak sesuai dengan spesifikasi dan standar yang berlaku. Luka tersebut akan sulit sekali dihilangkan, karena jaringan kulit telah rusak. Selain luka permanen, luka akibat tato juga berpotensi menaikkan risiko masalah kesehatan lainnya.

Itulah 10 risiko penyakit akibat penggunaan tato abal-abal. Harapannya, setelah kamu mengetahui informasi tersebut, kamu dapat melakukan langkah-langkah antisipasi, agar terhindar dari risiko penyakit yang mengancam. Pilihlah seniman tato yang sudah terverifikasi standar dan kelayakannya. Pastikan juga peralatan yang digunakan dalam proses penatoan, dalam keadaan bersih dan steril. Semoga informasi ini bermanfaat ya!