Brilio.net - Anemia merupakan kondisi dimana jumlah sel darah merah dalam darah rendah. Dilansir dari emedicinehealth.com, darah terdiri dari dua bagian yakni cairan yang disebut plasma dan bagian seluler. Bagian seluler mengandung beberapa jenis sel yang berbeda. Salah satu jenis sel yang paling penting dan paling banyak adalah sel darah merah. Jenis sel lainnya adalah sel darah putih dan trombosit.

Sel darah merah punya peran penting, yaitu mengirimkan oksigen dari paru-paru ke bagian tubuh lainnya. Sel darah merah diproduksi melalui serangkaian langkah kompleks dan spesifik. Mereka dibuat di sumsum tulang (bagian dalam tulang paha dan tulang panggul). Ketika sudah jadi, darah merah dilepaskan ke dalam aliran darah. Sel darah merah punya molekul penting dan bersifat fungsional, yang diberi nama hemoglobin.

Hemoglobin merupakan struktur protein penting yang ada di dalam sel darah merah. Normalnya wanita harus punya hemoglobin rata-rata 12-14g/dl. Sedangkan laki-laki 13-17g/dl. Apabila jumlah hemoglobin ini kurang, maka akan menyebabkan aliran oksigen yang mengalir ke seluruh tubuh ini berkurang. Masalah kesehatan ini pun pada akhirnya disebut sebagai anemia.

Jika penyakit ini tidak segera ditangani maka akan menyebabkan organ-organ pada tubuh tidak bisa bekerja sebagai mana mestinya. Untuk menjaga kesehatan dengan baik, kamu harus tahu apa saja penyebab, gejala, dan cara mencegah agar anemia tidak terjadi. Simak rangkuman brilio.net dari berbagai sumber berikut ini pada Kamis (5/12).

1. Sakit ginjal.

<img style=

foto: freepik.com

Ginjal punya peran penting bagi tubuh. Ginjal bertugas melepaskan hormon dan mengeluarkan cairan yang sudah tidak terpakai tubuh. Selain itu ginjal juga bertugas melepaskan hormon eritropoietin, yang bertugas membuat sel darah merah. Apabila ginjal mengalami sakit atau rusak, maka produksi sel darah merah akan terganggu dan menyebabkan anemia.

2. Kekurangan zat besi.

<img style=

foto: freepik.com

Pembuatan sel darah merah membutuhkan bahan lain. Adapun salah satunya ialah zat besi. Jika asupan zat besi pada tubuh berkurang, maka akan mengganggu proses pembuatan hemoglobin. Jika tubuh kekurangan zat besi, tak hanya anemia tetapi beragam penyakit kronis lain juga bisa menyerang tubuh. Zat besi bisa didapatkan dari mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi tinggi, bayam hijau misalnya.

3. Pendarahan aktif.

<img style=

foto: freepik.com

Darah di dalam tubuh akan berkurang saat kamu mengalami cidera. Luka yang menyebabkan darah keluar dari tubuh. Kehilangan darah ini terbagi jadi dua, terlihat dan tersembunyi. Terlihat jelas seperti menstruasi berat dan perdarahan karena luka. Sedangkan tersembunyi seperti BAB berdarah yang tidak disadari.

4. Hamil.

<img style=

foto: freepik.com

Saat wanita sedang hamil, ia akan membutuhkan energi lebih. Sama halnya dengan kandungan sel darah merah. Kondisi ibu hamil lebih riskan terkena penyakit anemia dibandingkan dengan mereka yang tidak hamil.

5. Penyakit kronis.

<img style=

foto: freepik.com

Setiap kondisi medis jangka panjang dapat menyebabkan anemia. Ada banyak kondisi kronis yang tidak diketahui pasti penyebabnya. Tetapi kondisi medis yang sudah berlangsung lama dan berkelanjutan seperti infeksi kronis atau kanker dapat menyebabkan anemia.

6. Gizi buruk.

<img style=

foto: freepik.com

Vitamin dan mineral diperlukan untuk membuat sel darah merah. Selain zat besi, vitamin B12 dan folat (atau asam folat) diperlukan untuk produksi hemoglobin (Hgb) yang tepat. Kekurangan salah satu dari ini dapat menyebabkan anemia karena produksi sel darah merah yang tidak memadai.

7. Asupan makanan yang buruk.

<img style=

foto: freepik.com

Makanan yang masuk ke dalam mulut, punya peran penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Asupan makanan yang buruk adalah penyebab penting kadar folat rendah dan vitamin B12 rendah. Vegetarian yang ketat yang tidak mengonsumsi vitamin yang cukup juga berisiko mengalami kekurangan vitamin B12.

8. Pernisiosa.

<img style=

foto: freepik.com

Pernisiosa disebut juga perut bermasalah. Mungkin ada juga masalah pada perut atau usus yang menyebabkan penyerapan vitamin B12 jadi buruk. Hal ini dapat menyebabkan anemia karena kekurangan vitamin B12 yang dikenal sebagai anemia pernisiosa.

9. Anemia sel sabit.

<img style=

foto: freepik.com

Pada beberapa individu, masalah ini terkait dengan produksi molekul hemoglobin abnormal (tidak normal). Molekul hemoglobin abnormal dapat menyebabkan masalah dalam integritas struktur sel darah merah dan mereka dapat menjadi berbentuk sabit (sel sabit). Ada berbagai jenis anemia sel sabit dengan tingkat keparahan yang berbeda. Orang dengan anemia sel sabit dapat didiagnosis sejak masa kanak-kanak tergantung pada tingkat keparahan dan gejala penyakit mereka.

10. Thalassemia.

<img style=

foto: pixabay.com

Ada banyak jenis talasemia, bervariasi dan dalam tingkat keparahan dari yang ringan (talasemia minor) hingga parah (talasemia mayor). Masalah ini juga bersifat turun temurun, tetapi mereka menyebabkan kelainan hemoglobin yang berarti jumlah molekul hemoglobin yang tepat tidak mencukupi.

11. Alkohol.

<img style=

foto: pixabay.com

Nutrisi yang buruk dan kekurangan vitamin dan mineral kerap dikaitkan dengan alkoholisme. Alkohol itu sendiri juga bisa menjadi racun bagi sumsum tulang dan dapat memperlambat produksi sel darah merah. Masalah pada pembuatan sel darah merah ini dapat menyebabkan anemia lebih riskan pada pecandu alkohol.

12. Sumsum tulang bermasalah.

<img style=

foto: freepik.com

Anemia bisa juga terjadi karena adanya penyakit pada sumsum tulang. Misalnya kanker darah seperti leukemia atau limfoma dapat mengubah produksi sel darah merah dan menyebabkan anemia. Selain itu kanker dari organ lain juga dapat menyebar dan membuat rusak sumsum tulang.

13. Obat kanker.

<img style=

foto: pixabay.com

Kadang-kadang beberapa infeksi virus dapat sangat mempengaruhi sumsum tulang dan secara signifikan mengurangi produksi semua sel darah. Kendati demikian kemoterapi (obat kanker) dan beberapa obat lain dapat menimbulkan masalah yang sama.

14. Anemia hemotilik.

<img style=

foto: freepik.com

Anemia dapat terjadi ketika sel-sel darah merah dihancurkan lebih cepat daripada yang bisa dibuat atau digantikan oleh sumsum tulang. Salah satu faktornya karena penyakit darah tertentu, yang dapat meningkatkan penghancuran sel darah merah.

Gejala anemia.

<img style=

foto: freepik.com

Anemia bisa menyerang siapa saja, mau pria atau pun wanita. Namun pada umumnya anemia banyak menyerang orang yang sedang mengalami menstruasi, hamil, dan banyak terjadi pada usia tua sekitar 65 tahun. Ada beberapa tanda atau gejala yang muncul saat kamu terkena anemia. Adapun gejala tersebut di antaranya ialah pusing, tubuh mudah lelah, sulit berkonsentrasi, kulit berubah jadi pucat, detak jantung terasa tidak teratur, nyeri dada, tangan dan kaki terasa dingin, dan sesak nafas.

Cara mencegah anemia.

<img style=

foto: pixabay.com

Kesehatan mahal harganya. Karena itu lebih baik mencegah datangnya penyakit, daripada harus mengobati penyakit. Ubahlah gaya hidupmu menjadi lebih baik lagi untuk bisa mencegah anemia. Seperti cukupi asupan vitamin C dan folat, konsumsi makanan yang mengandung zat besi, berhenti merokok, konsumsi kalsium, batasi kafein, hindari alkohol, usahakan memasak makanan dengan perlengkapan dapur dari besi, dan konsumsi makanan yang mengandung B12.