Brilio.net - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini merilis daftar penyakit yang berpotensi menjadi pandemi baru di masa depan. Daftar ini disusun berdasarkan penelitian ilmiah yang komprehensif dan mempertimbangkan berbagai faktor seperti potensi penularan, tingkat kematian, dan ketersediaan perawatan medis.

WHO bekerja sama dengan para ilmuwan global untuk mengidentifikasi patogen yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan yang serius bagi populasi dunia. Dengan adanya informasi ini, WHO berharap dapat meningkatkan kesiapsiagaan global dalam menghadapi ancaman pandemi baru.

Penyakit dirilis WHO wabah pandemi freepik.com

Penyakit dirilis WHO wabah pandemi
freepik.com

Rilis terbaru ini merupakan bagian dari upaya WHO untuk memperkuat sistem kesehatan global dan meningkatkan respons terhadap ancaman kesehatan yang berkembang. WHO menekankan pentingnya penelitian dan pengembangan (R&D) yang berfokus pada penyakit-penyakit ini untuk memastikan bahwa tindakan pencegahan yang efektif dan perawatan yang tepat tersedia jika terjadi wabah. Langkah ini sejalan dengan komitmen WHO untuk melindungi kesehatan masyarakat dengan memastikan bahwa negara-negara siap menghadapi tantangan kesehatan yang mungkin muncul.

"Proses penentuan prioritas membantu mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan kritis yang perlu segera ditangani, dan membantu memastikan penggunaan sumber daya yang efisien," kata Ana Maria Henao Restrepo, yang memimpin tim R&D Blueprint for Epidemics WHO yang menyiapkan laporan tersebut, dikutip brilio.net dari laman berita nature.com, Jumat(9/8).

Penyakit dirilis WHO wabah pandemi freepik.com

Penyakit dirilis WHO wabah pandemi
freepik.com

Merujuk rilis WHO tersebut, berikut jenis patogen yang menjadi perhatian utama para ilmuwan pada 2024:

1. Vibrio cholerae serogroup 0139 (kolera)

2. Yersinia pestis (pes)

3. Shigella dysenteriae serotype 1 (disentri)

4. Salmonella enterica non-typhoidal serovars (diare akut)

5. Klebsiella pneumoniae (pneumonia)

6. Subgenus Merbecovirus (MERS-CoV)

7. Subgenus Sarbecovirus (SARS)

8. Orthoebolavirus zairense (ebola)

9. Orthomarburgvirus marburgense (demam berdarah Marburg)

10. Orthoebolavirus sudanese

11. Orthoflavivirus zikaense (virus Zika)

12. Orthoflavivirus denguei (demam berdarah)

13. Orthoflavivirus flavi

14. Orthohantavirus sinnombreense

15. Orthohantavirus hantanese

16. Orthonairovirus haemorrhagiae (demam berdarah Kongo)

17. Alphainfluenzavirus influenza H1 (virus influenza)

18. Alphainfluenzavirus influenza H2

19. Alphainfluenzavirus influenza H3

20. Alphainfluenzavirus influenza H5

21. Alphainfluenzavirus influenza H

22. Alphainfluenzavirus influenza H7

23. Alphainfluenzavirus influenza H10

24. Henipavirus nipahense (virus Nipah)

25. Bandavirus dabieense (virus banda Dabie)

26. Enterovirus coxsackiepol (virus Coxsackie

27. Orthopoxvirus variola (virus cacar)

28. Orthopoxvirus monkeypox (virus cacar monyet)

29. Lentivirus humimdef 1

30. Alphavirus chikungunya (demam Chikungunya)

31. Alphavirus venezuelan (virus encefalitis kuda Venezuela)

Sebagai respons terhadap daftar ini, banyak negara mulai meningkatkan pengawasan kesehatan dan memperkuat infrastruktur kesehatan mereka. WHO juga bekerja sama dengan berbagai lembaga kesehatan internasional untuk memastikan bahwa informasi dan sumber daya yang diperlukan tersedia bagi semua negara. Hal ini sangat penting mengingat semakin meningkatnya mobilitas global, yang dapat mempercepat penyebaran penyakit menular.