Brilio.net - Sejak virus corona mewabah di Indonesia, mulai banyak perubahan yang dirasakan masyarakat. Mulai dari aturan baru hingga kebiasaan baru pada kehidupan sehari-hari.
Jika selama ini menghabiskan banyak waktu diluar rumah, mulai dari bekerja, sekolah, atau bermain dengan teman-teman. Tapi selama wabah ini kamu harus lebih bersabar untuk mengerjakan segala pekerjaan dari rumah.
Tentu hal ini pada awalnya terasa aneh bagi sebagian orang. Menghabiskan waktu mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur di rumah akan terasa membosankan.
Apalagi untuk kamu yang merupakan anak kos, pasti akan memiliki ruang yang lebih kecil untuk bergerak. Nggak heran, kalau kondisi ini sempat membuat beberapa orang bosan dan mengalami stres selama wabah corona.
Perasaan stres dan tertekan akan dialami semua orang selama fase ini. Maka untuk mengakhiri perasaan ini, kamu perlu mengambil tindakan agar kesehatan mentalmu tidak terganggu.
Kamu perlu memahami seperti apa kondisi yang kamu rasakan. Cobalah untuk bertanya pada diri hal apa yang membuat dirimu tidak nyaman. Selanjutnya kamu bisa mencari solusi yang tepat untuk mengatasi tekanan mental selama wabah ini.
Kamu bisa juga mengikuti beberapa tahapan untuk mengatasi tekanan mental pada diri sendiri selama wabah corona. Simak ulasan brilio.net dikutip dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Selasa (31/3).
1. Melakukan persiapan.
foto: unsplash.com
a. Pertama, pelajari dan pahami sebaik mungkin mengenai kondisimu.
b. Kalau kamu akan bepergian jauh, atau dalam jangka waktu panjang, beri tahu orangtua atau keluarga terdekatmu. Pastikan kamu dan keluarga memiliki kontak masing-masing. Cara ini bisa memberikan rasa aman dan terhindar dari tekanan, baik untuk kamu dan keluarga.
2. Memahami dan mengidentifikasi tekanan.
foto:freepik.com
Ketika dalam kondisi yang tertekan, jika memungkinkan hindari melakukan pekerjaan sendirian. Bergabunglah dalam pekerjaan kelompok selama dalam kondisi tersebut.
Ketika seseorang mengalami tekanan, biasanya dapat menyebabkan beberapa kondisi. Pertama, burnout, sebuah perasaan lelah dan merasa kewalahan.
Kedua, secondary traumatic stress, kondisi ini merupakan reaksi dan gejala stres akibat paparan pengalaman traumatis orang lain. Untuk lebih jelasnya, kamu bisa melihat tanda-tanda burnout dan secondary traumatic stress pada dirimu sendiri pada penjelasan berikut ini.
Tanda-tanda seseorang mengalami Burnout.
a. Mengalami kesedihan berlebih dan depresi.
b. Mudah frustasi dan marah.
c. Menyalahkan orang lain.
d. Membatasi diri dengan orang lain.
e. Merasa lelah dan kewalahan.
f. Kurang merawat diri.
g. Merasa gagal dan tidak ada hal yang bisa dilakukan.
Tanda-tanda seseorang mengalami secondary traumatic stress.
a. Merasakan kekhawatiran yang berlebihan.
b. Mudah kaget, dan terlalu waspada setiap waktu.
c. Timbul gejala stres pada tubuh, seperti jantung berdebar kencang.
d. Mimpi buruk atau memikirkan peristiwa traumatis secara berulang.
e. Memiliki perasaan bahwa trauma orang lain juga menjadi milikmu.
3. Carilah dukungan dari orang lain.
foto: freepik.com
Seorang pendamping atau teman bisa menjadi bantuan untuk kamu ketika merasa tertekan. Dengan berteman, kamu bisa saling berbagi keluh kesah, saling mendukung, dan mengurangi stres satu sama lain.
Berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan.
a. Kenali kepribadian satu sama lain. Kamu bisa saling bicara mengenai latar belakang, hobi, kegiatan favorit dan mengenali kelebihan serta kekurangan satu sama lain.
b. Jika memungkinkan lakukan pekerjaan bersama, sehingga bisa mengurangi rasa tekanan itu.
c. Atur waktu untuk sesekali bertemu. Kamu bisa saling meluapkan perasaan baik itu perasaan senang maupun sedih. Dengarkan dan pahami juga permasalahan yang dirasakan temanmu. Sehingga kalian bisa saling memberikan pengertian.
d. Tawaran bantuan kepada temanmu terutama ketika mereka sedang mengalami permasalahan.
e. Berikan dukungan satu sama lain. Tidak hanya dalam pekerjaan, kamu bisa juga mendukung untuk hidup sehat seperti berolahraga bersama atau sekadar mengingatkan untuk istirahat.
4. Tips mengatasi permasalahan secara mandiri.
foto: freepik.com
a. Batasi jam kerja agar tidak lebih dari 12 jam.
b. Jika memungkinkan, bekerjalah dalam kelompok. Hindari bekerja sendirina.
c. Buatlah jurnal harian.
d. Ceritakan mengenai kondisi ketika merasa tidak nyaman kepada keluarga atau orang yang kamu percaya.
e. Lakukan teknik pernapasan dan relaksasi.
f. Pertahankan pola makan sehat, tidur teratur dan berolahraga.
g. Pahamilah, tidak ada yang salah ketika kamu menolak sesuatu.
h. Hindari penggunaan kafein atau minuman yang mengandung alkohol.
5. Beberapa hal yang perlu diingat agar terhindar dari tekanan.
foto: freepik.com
Setelah melakukan beberapa tahapan, kamu juga perlu mengingat beberapa hal berikut agar kamu tidak selalu merasa tertekan.
a. Berilah waktu untuk beristirahat.
b. Perhatikan kebutuhan dan kebahagiaan diri sendiri.
c. Bekerja sepanjang hari bukan berarti kamu memberikan kontribusi terbaik
d. Kamu harus selalu ingat, bahwa kamu tidak sendiri. Ada orang lain yang bisa membantu dan menanggapi untuk permasalahanmu.
Recommended By Editor
- 7 Tips cegah virus Corona jika terpaksa bepergian ke luar rumah
- 7 Cara mencegah penularan virus corona pada lansia, efektif
- Belajar dari Dokter Tirta, ini 11 cara agar tak tertular Corona
- Ini arahan Presiden Jokowi terkait mudik Lebaran di tengah corona
- Penjelasan 'melandaikan kurva' dan mengapa penting mengatasi corona
- 7 Potret penerapan lockdown yang berujung kekacauan di India