Brilio.net - Kesehatan organ vital menjadi hal yang perlu diperhatikan. Terutama bagi wanita, kurangnya menjaga kebersihan organ vital dapat memicu datangnya berbagai penyakit. Keputihan adalah salah satu hal yang sering dikeluhkan para wanita.
Keputihan adalah kondisi ketika lendir atau cairan keluar dari vagina. Meskipun hal ini wajar, namun juga perlu kamu waspadai keputihan yang menunjukan adanya gangguan di dalam tubuh. Salah satu contoh dari kasus ini adalah keputihan yang berwarna kecokelatan.
Keputihan pada umumnya berwarna putih jernih dan akan terlihat kekuningan ketika mengering. Keputihan yang normal tidak menimbulkan aroma yang berarti, seperti amis ataupun busuk. Untuk teksturnya bervariasi, bisa seperti pasta, agak lengket atau elastis.
Namun jika kamu mengalami keputihan yang berwarna cokelat dan memiliki bau yang mengganggu, perlu kamu waspadai. Terkadang keputihan berwarna cokelat disertai dengan gatal-gatal di area vagina.
Jika tanda-tanda ini sudah semakin jelas, kamu disarankan untuk memeriksakan ke dokter. Tetapi sebelum mengobatinya, perlu diketahui apa penyebab keputihan berwarna kecokelatan yang kamu alami. Berikut rangkuman brilio.net, Jumat (8/11) dari berbagai sumber mengenai penyebab keputihan berwarna kecokelatan dan penanganannya.
1. Pendarahan yang disebabkan implantasi janin.
foto: pixabay.com
Bercak implantasi adalah bercak darah yang keluar dan disebabkan proses pelekatan telur yang telah dibuahi pada dinding rahim. Bercak pendarahan implantasi janin memiliki warna yang beragam seperti merah, merrah muda, hingga cokelat muda. Dan hal ini adlah tanda-tanda pada awal kehamilan. Keputihan ini bisa dikatakan normal. Biasanya terjadi selama 10-14 hari setelah pembuahan.
2. Servistis.
foto: pixabay.com
Servistis adalah peradangan yang terjadi pada serviks atau leher rahim. Seperti jaringan lain dalam tubuh. Serviks juga dapat mengalami peradangan karena beragam faktor. Dua faktor diantaranya adalah faktor noninfeksi dan faktor infeksi seperti infeksi menular seksual. Mayoritas penderita servistis tidak merasakan gejala atau tanda apapun. Namun terdapat gejala yang dapat diperhatikan seperti frekuensi buang air kecil menjadi sering, buang air kecil terasa meyakitkan, hinga perdarahan dan nyeri saat berhubungan intim.
3. Atrofi vagina.
foto: unsplash.com
Atrofi vagina atau yang sering disebut vaginitis atrofi merupakan penipisan dan peradangan pada dinding vagina akibat penurunan estrogen. Atrofi vagina sering ditemukan pada wanita setelah menopause, tetapi juga berkembang selama menyusui atau pada saat produksi estrogen menurun. Pada vaginitis atrofi, vagina mengalami peradangan dan produksi cairan lubrikasi menurun. Gejala yang sering muncul adalah sakit pada saat melakukan hubungan intim, vagina terasa kering, perih, dan mengeluarkan keputihan berwarna kecokelatan.
4. Kanker serviks.
foto: unsplash.com
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi saat ada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan tidak terkendali. Selain adanya keputihan berwarna kecokelatan, tanda lain kanker serviks adalah nyeri di bagian bawah perut atau panggul, nyeri ketika berhubungan intim, perdarahan dari vagina diluar periode menstruasi atau setelah menopause.
5. Polip rahim.
foto: istimewa
Polip rahim merupakan pertumbuhan jaringan yang tidak normal pada dinding dalam rahim atau endometrium. Sebagian besar polip rahim bersifat jinak. Polip rahim juga bisa menjadi penyebab kemunculan keputihan berwarna cokelat. Perdarahan setelah melakukan hubungan intim atau perdarahan menstruasi yang terlalu banyak, juga dapat terjadi jika mengalami polip rahim.
Cara mengobati keputihan berwarna cokelat
1. Implantasi janin.
Meskipun pada umumnya keputihan berwarna cokelat yang disebabkan implantasi janin akan berhenti dengan sendirinya, tetapi jika keputihan berwarna cokelat terus terjadi, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
2. Atrofi vagina.
Untuk mengatasi keputihan berwarna kecokelatan pada pengidap atrofi vagina, disarankan untuk menggunakan pelembap khusus vagina, menggunakan pelumas saat berhubungan seksual, dan juga terapi hormon.
3. Polip rahim.
Hampir mirip dengan implantasi janin, polip rahim terkadang bisa hilang dengan sendiri tanpa perlu pengobatan. Namun tindakan operasi pengangkatan polip mungkin bisa direkomendasikan dokter agar polip yang bersarang di rahim dapat segera diangkat.
4. Servistis.
Kamu dapat menghindari paparan penyebab alergi jika servistis terjadi karena reaksi alergi. Tetapi, jika servistis disebabkan infeksi menular seksual, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter.
5. Kanker serviks.
Pengobatan yang dapat dilakukan untuk keputihan berwarna kecokelatan yang di akibatkan kanker serviks adalah radioterapi, kemoterapi, atau operasi. Tentu hal ini disarankan melalui konsultasi dokter.
reporter: Rizka Miftakhul
Recommended By Editor
- 5 Penyebab keputihan berlebihan dan tips perawatannya
- 6 Bahan alami untuk mengurangi dan mengatasi keputihan
- 5 Pertanyaan soal seks ini bikin penasaran tapi malu diungkapkan
- Curhat wanita dicerai saat malam pertama ini bikin ikut sedih
- 11 Fakta unik tentang Mr. P yang nggak banyak orang tahu
- 10 Fakta menarik dari sperma, cegah kanker payudara & keriput wajah