Brilio.net - Dunia musik Tanah Air berduka atas kepergian Didi Kempot, seorang penyanyi campursari yang saat ini tengah digandrungi oleh kaum milenial. Didi Kempot menghembuskan napas terakhirnya pada Selasa (5/5) pukul 07.45 WIB di Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah.
Dilansir dari Liputan6.com, Didi Kempot meninggal pada usia 53 tahun. Asisten Manajer Humas RS Kasih Ibu, Solo, dr. Divan Fernandes mengatakan, Didi Kempot sampai di RS tersebut pukul 07.25 WIB dalam kondisi henti jantung.
Henti jantung merupakan kondisi saat jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini menyebabkan otak dan organ-organ dalam tubuh tidak mendapat aliran darah dan oksigen, sehingga bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan penderita meninggal dunia. Sekitar 90 persen kasus henti jantung mendadak berakhir dengan kematian.
Kondisi ini dapat didiagnosis dengan memeriksa pembuluh darah karotis yang terdapat di leher dan menemukan bahwa pembuluh darah tersebut tidak berdenyut. Pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiogram) dan pemeriksaan darah juga diperlukan untuk memastikan penyebab henti jantung mendadak.
Meskipun kondisi henti jantung tidak memiliki gejala yang spesifik, tanda henti jantung yang umum ditemukan yaitu dengan adanya penurunan kesadaran mendadak pada seseorang yang disertai dengan tidak terdeteksinya denyut nadi. Pada sebagian kasus henti jantung, beberapa orang mengalami gejala pusing, sakit dada, sesak napas, nyeri ulu hati serta mual dan muntah sebelum akhitnya denyut nadi berhenti.
Penyebab utama henti jantung adalah penyakit jantung koroner dan denyut jantung tidak teratur. Mereka yang mengalami hipertensi, diabetes melitus, stres fisik berat, dan penyakit jantung bawaan memiliki risiko lebih tinggi mengalami henti jantung mendadak. Lalu, apakah kondisi ini dapat dicegah?
Orang yang sudah memiliki riwayat henti jantung disarankan untuk memasang implantable cardioverter defibrillator (ICD). Dalam penggunaannya, alat tersebut diletakkan di bawah kulit di dada untuk mendeteksi maupun melakukan defibrilasi secara otomatis saat henti jantung mendadak terjadi.
Meskipun kondisi henti jantung merupakan kondisi yang berbahaya, tapi dapat dicegah dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berikut 6 cara pencegahan henti jantung yang mengakibatkan musisi legendaris Didi Kempot meninggal dunia, brilio.net melansir dari klikdokter pada Selasa (5/5)
1. Perbanyak konsumsi serat
foto: freepik
Dengan asupan serat yang cukup, dapat membantu mengatur berat badan. Dimana diketahui, kelebihan berat badan atau obesitas merupakan salah satu faktor risiko terkena penyakit jantung.
2. Hindari makanan berlemak.
foto: freepik
Sering mengonsumsi makanan yang mengandung lemak dapat memicu serangan jantung atau stroke. Bila hendak mengonsumsi makanan hewani, pilihlah yang proteinnya tinggi seperti ikan dan ayam tanpa kulit.
Asosiasi Jantung Amerika merekomendasikan membatasi lemak jenuh dari makanan tidak lebih 7 persen dari total kalori harian. Jika asupan kalori kita sekitar 2.000 ini berarti kita seharusnya mengonsumsi lemak jenuh kurang dari 16 gram.
3. Lakukan aktivitas fisik
foto: freepik
Aktivitas fisik yang bisa dilakukan seperti jogging, jalan cepat, berenang, atau bersepeda sebanyak 5 kali seminggu dengan durasi 30 menit.
4. Hindari rokok dan paparan asap rokok.
foto: freepik
Merokok memang memiliki efek negatif bagi kesehatan seseorang, selain berbahaya untuk kesehatan paru-paru, asap rokok juga memicu gangguan jantung sebesar 30%.
5. Jaga berat badan
foto: freepik
Seperti pada penjelasan sebelumnya, berat badan yang berlebihan atau obesitas dapat meningkatkan risiko terkena gangguan jantung. Maka dari itu, turunkan berat badan bila mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
6. Menjaga kadar kolesterol dalam tubuh
foto: freepik
Bila mengalami hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi, diskusikan pengobatannya dengan dokter, agar tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol terkontrol dengan baik.