Brilio.net - Kebiasaan meletakkan HP di bawah bantal saat tidur ternyata bisa membahayakan kesehatan. Bagaimana tidak, radiasi elektromagnetik yang dipancarkan ponsel dapat berdampak negatif pada tubuh jika terlalu dekat. Meski begitu, banyak yang belum sadar akan risiko ini, padahal efeknya bisa serius dalam jangka panjang.

Penting dipahami bahwa berada di dekat HP sepanjang malam dapat meningkatkan paparan radiasi yang masuk ke tubuh. Paparan ini dikhawatirkan bisa memengaruhi sel-sel tubuh, bahkan berpotensi memicu masalah kesehatan.

Menyadur dari Live Science, tidur dekat dengan HP nampaknya berisiko memicu kanker. Hal ini pun dikuatkan oleh pendapat WHO yang menjelaskan bahwa radiasi elektromagnetik dari ponsel berpotensi memiliki sifat karsinogenik. Sifat inilah yang bisa meningkatkan risiko kanker bagi manusia.

Memang nyaman rasanya meletakkan HP di dekat kepala agar mudah diakses. Namun, perlu diingat bahwa kebiasaan ini bukan hanya merusak kualitas tidur, tetapi juga bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan. Jadi mulai sekarang, bijaklah dalam memilih tempat menyimpan ponsel saat tidur. Selain itu, ada beberapa risiko kesehatan lainnya jika sering meletakkan HP di bawah bantal saat tidur.

Supaya makin paham, yuk simak ulasan lengkapnya di bawah ini yang brilio.net lansir dari berbagai sumber, Rabu (30/10).

Bahaya letakkan HP di bawah bantal saat tidur.

Bahaya letakkan HP di bawah bantal saat tidur  2024 freepik.com

foto: freepik.com/freepik

1. Peningkatan paparan radiasi elektromagnetik.

Ponsel memancarkan radiasi elektromagnetik frekuensi radio (RF-EMF) saat berkomunikasi dengan menara seluler, bahkan dalam mode standby. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Environmental Research journal (2019), paparan jangka panjang terhadap RF-EMF dalam jarak dekat dapat meningkatkan risiko stres oksidatif pada sel-sel tubuh.

Ketika HP diletakkan di bawah bantal, jarak dengan kepala menjadi sangat dekat sehingga tingkat paparan radiasi lebih tinggi. California Department of Public Health merekomendasikan, jarak minimal 20-25 cm antara tubuh dengan perangkat seluler saat tidur untuk mengurangi paparan radiasi.

2. Risiko gangguan tidur dan produksi melatonin.

Cahaya biru yang dipancarkan layar HP dapat mengganggu produksi hormon melatonin, yakni hormon yang mengatur siklus tidur-bangun tubuh. Penelitian dari Harvard Medical School (2020) menunjukkan bahwa paparan cahaya biru sebelum tidur dapat menunda produksi melatonin hingga 3 jam.

Meletakkan HP di bawah bantal meningkatkan kemungkinan terpapar cahaya dari notifikasi yang masuk. Gangguan produksi melatonin tidak hanya menyebabkan insomnia, tapi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara dan prostat.

3. Bahaya kebakaran dan ledakan baterai.

Lithium-ion battery pada smartphone dapat mengalami overheat saat charging, terutama jika tertutup bantal yang menghambat ventilasi. Consumer Product Safety Commission melaporkan ratusan kasus kebakaran terkait baterai smartphone dalam lima tahun terakhir. Suhu optimal baterai lithium-ion adalah 20-25C. Ketika tertutup bantal, suhu bisa meningkat signifikan dan berisiko menyebabkan thermal runaway yang berujung pada kebakaran atau ledakan.

4. Dampak pada kualitas otak dan kognitif.

Penelitian dari National Toxicology Program (2018) menemukan bukti hubungan antara paparan radiasi ponsel jangka panjang dengan perubahan aktivitas otak. Subjek yang tidur dekat dengan ponsel aktif menunjukkan penurunan gelombang delta, yang penting untuk pemulihan sekaligus konsolidasi memori selama tidur. Selain itu, Journal of Clinical Sleep Medicine mempublikasikan studi yang menunjukkan penurunan performa kognitif sebesar 15-20% pada individu yang rutin tidur dengan ponsel di dekat kepala.

5. Peningkatan risiko tumor otak.

International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan radiasi RF sebagai "possibly carcinogenic to humans". Bahkan pada studi case-control yang dilakukan Swedish National Institute for Working Life, menemukan peningkatan risiko acoustic neuroma dan glioma pada pengguna ponsel jangka panjang yang tidur dengan ponsel di dekat kepala. Meski hubungan kausal masih diperdebatkan, prinsip kehati-hatian menganjurkan untuk meminimalkan paparan radiasi saat tidur.

6. Gangguan sistem kekebalan tubuh.

Environmental Health Trust melaporkan bahwa paparan EMF berkelanjutan dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Penelitian yang dipublikasikan dalam Bioelectromagnetics Journal menunjukkan perubahan signifikan pada produksi sitokin maupun aktivitas sel NK (Natural Killer) pada subjek yang terpapar radiasi ponsel selama 8 jam per hari. Sistem imun yang terganggu dapat meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit, termasuk kanker.

7. Efek pada kesehatan mental dan kecemasan.

Journal of Behavioral Addictions mempublikasikan penelitian yang mengaitkan kebiasaan tidur dengan ponsel di bawah bantal dengan peningkatan nomophobia (ketakutan berpisah dari ponsel) maupun kecemasan. Responden menunjukkan tingkat kortisol (hormon stres) yang lebih tinggi sekaligus kualitas tidur yang lebih buruk. Kehadiran ponsel juga dikaitkan dengan "always-on" mentality yang mengganggu kemampuan otak untuk beristirahat sepenuhnya.