Brilio.net - Baru-baru ini penampilan terbaru Olivia Allan, istri Denny Sumargo menarik perhatian publik. Bagaimana tidak, di usia kehamilannya yang memasuki bulan ke-9, penampilan wanita yang akrab disapa Ci Oliv ini terlihat mengalami banyak perubahan. Salah satunya adalah bagian kakinya yang tampak bengkak.

Hal tersebut terlihat dari unggahan Denny Sumargo di Instagram Stories-nya yang memperlihatkan bagian kaki Olivia Allan tampak bengkak. Kondisi tersebut sebenarnya lumrah terjadi pada wanita hamil. Menurut ahli medis, ibu hamil yang mengalami pembengkakan pada kaki bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan.

Terlepas dari itu, kaki bengkak saat hamil tentu mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini umumnya menyerang bagian tungkai, pergelangan kaki, kaki, hingga jari. Pembengkakan pada kaki ini dikenal dengan edema. Edema atau pembengkakan terjadi akibat adanya penumpukan cairan di dalam jaringan tubuh.

Penumpukan air yang terjadi tersebut karena tubuh memproduksi darah maupun cairan lebih dari 50 persen dari biasanya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan si bayi dalam kandungan ibu. Pembengkakan pada kaki yang muncul saat hamil terjadi secara bertahap. Namun tidak membahayakan ibu dan janin yang dikandung.

Akan tetapi rasa tidak nyaman tetap ada. Meski demikian, jika peningkatan pembengkakan timbul secara tiba-tiba, ibu wajib berhati-hati sebab adanya tanda preeklamsia (peningkatan tekanan darah dan kelebihan protein dalam urine). Terdapat tiga jenis faktor yang memengaruhi pembengkakan saat hamil yakni pertumbuhan bayi, perubahan hormon, dan cairan yang ditahan.

Selain itu, ada pula kebiasaan-kebiasaan yang memicu pembengkakan pada kaki ibu hamil. Apa saja? Yuk simak ulasan lengkap tujuh kebiasaan yang bisa sebabkan kaki bengkak pada ibu hamil, dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (25/7).

1. Terlalu lama berdiri atau duduk. 

Kebiasaan yang bisa menyebabkan kaki bengkak pada ibu hamil © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada (2011), menunjukkan bahwa wanita hamil yang berdiri lebih dari 6 jam per hari memiliki risiko lebih tinggi mengalami pembengkakan kaki. Studi ini melibatkan 1.171 wanita hamil dan menemukan bahwa mereka yang berdiri lama memiliki risiko 1,8 kali lebih tinggi mengalami edema dibandingkan mereka yang tidak.

Berdiri atau duduk dalam posisi yang sama dalam waktu yang lama dapat menyebabkan penumpukan cairan di kaki dan pergelangan kaki. Ini terjadi karena gravitasi menarik cairan ke bawah, sementara otot-otot kaki tidak aktif untuk memompa cairan kembali ke atas.

2. Kurang olahraga.

Kurangnya aktivitas fisik dapat mengurangi sirkulasi darah maupun limfatik yang berperan penting untuk mencegah pembengkakan. Olahraga ringan seperti berjalan atau berenang dapat membantu meningkatkan sirkulasi dan mengurangi risiko pembengkakan.

Sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam International Journal of Environmental Research and Public Health (2018) menganalisis 11 studi dengan total 5.075 peserta. Hasilnya menunjukkan bahwa aktivitas fisik selama kehamilan secara signifikan mengurangi risiko edema. Olahraga meningkatkan sirkulasi, yang membantu mencegah penumpukan cairan.

3. Konsumsi garam berlebihan.

Asupan natrium yang tinggi dapat menyebabkan retensi cairan dalam tubuh, termasuk di kaki. Wanita hamil yang mengonsumsi makanan olahan atau makanan cepat saji yang tinggi garam lebih mungkin mengalami pembengkakan.

Pada studi di Hypertension (2013) meneliti efek asupan natrium pada 8.623 wanita hamil. Mereka yang mengonsumsi lebih dari 3,7 gram natrium per hari memiliki risiko 54% lebih tinggi mengalami edema dibandingkan mereka yang mengonsumsi kurang dari 2,3 gram per hari.

Penelitian di American Journal of Physiology-Renal Physiology (2008) menjelaskan bahwa asupan natrium yang tinggi meningkatkan volume plasma dan tekanan osmotik, menyebabkan retensi cairan di jaringan.

4. Dehidrasi.

Kebiasaan yang bisa menyebabkan kaki bengkak pada ibu hamil © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Meskipun terdengar sepele, kekurangan air justru dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan, termasuk di kaki. Berdasarkan Jurnal Frontiers in Nutrition (2020), dehidrasi dapat mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron, yang menyebabkan retensi natrium dan air bisa memperparah pembengkakan.

5. Konsumsi makanan tidak sehat.

Ibu hamil sebaiknya memiliki pola makan yang seimbang. Konsumsi makanan yang tidak sehat seperti makanan yang tinggi karbohidrat dan lemak, serta rendah protein, dapat meningkatkan risiko pembengkakan. Protein penting untuk menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh. Bagaimana tidak, protein penting dalam mempertahankan tekanan onkotik plasma yang membantu menjaga cairan tetap dalam pembuluh darah.

Selain itu, kebiasaan minum manis dan tinggi kafein tidak dianjurkan. Sebab, tidak hanya memicu pembengkakan di kaki tetapi tidak baik untuk si bayi. Kafein memberikan efek diuretik, yang menyebabkan ibu hamil buang air kecil lebih banyak, sehingga membuat sistem tubuh 'berpikir' untuk menahan cairan.

6. Kurang tidur.

Tidur yang tidak cukup atau tidak berkualitas dapat mempengaruhi metabolisme tubuh maupun regulasi hormon. Melansir dari Jurnal Endocrinology (2016) menjelaskan bahwa kurang tidur dapat mengganggu ritme sirkadian sekaligus produksi hormon, termasuk kortisol maupun aldosteron, yang berperan dalam regulasi cairan tubuh.

7. Stres berlebihan.

Stres dapat menyebabkan perubahan hormonal yang mempengaruhi retensi cairan dalam tubuh. Kebiasaan membiarkan diri terlalu stres tanpa manajemen stres yang baik dapat memperburuk pembengkakan. Jadi, ibu hamil wajib atur mood agar selalu baik. Cara lain bisa alihkan stres dengan yoga, journaling, dan sejenisnya.