Brilio.net - Keputihan merupakan salah satu kondisi medis yang umum terjadi pada wanita. Tingkat kenormalan keputihan jika berwarna jernih, tidak berbau tajam, dan tidak menyebabkan nyeri. Dilansir dari WebMD, keputihan itu wajar dan sesuatu yang alamiah terjadi. Itu artinya organ intim sedang melakukan pembersihan secara mandiri. Kelenjar di vagina dan serviks sedang memproduksi cairan dan membawa pergi sel mati dan bakteri.
Akan tetapi jika cairan keputihan berubah warna, bau atau tekstur, itu mungkin merupakan tanda infeksi, meskipun beberapa perubahan tersebut umum terjadi sepanjang siklus menstruasi. Infeksi ini dapat disertai dengan gejala lain seperti gatal, terbakar, tidak nyaman atau bercak. Apabila keputihan berubah warna hijau, ini bisa saja tanda adanya infeksi trikomoniasis atau penyakit menular seksual.
Menurut healthgrades, trikomoniasis dapat dengan mudah didiagnosis dengan mengambil sampel cairan tersebut. Karena ditularkan secara seksual, tes infeksi lain bisa dilakukan pada waktu bersamaan, untuk mengetahui adanya gonore dan bakteri vaginosis. Trikomoniasis, gonore, dan bakteri vaginosis dapat disembuhkan dengan terapi antibiotik yang tepat. Jika ada benda asing, perlu diangkat dan antibiotik dapat digunakan untuk mengobati infeksi potensial.
Keputihan hijau dapat menyertai gejala lain, bervariasi tergantung pada penyakit, gangguan atau kondisi yang mendasarinya. Kondisi yang menyebabkan keputihan hijau dapat menyebabkan gejala genital lain dan dapat mempengaruhi sistem tubuh lainnya. Adapun gejalanya di antaranya adalah nyeri genital atau terbakar, bau, nyeri saat berhubungan seksual, vagina gatal, vagina mengeluarkan bercak (pendarahan ringan), diare, demam, rasa nyeri atau terbakar saat buang air kecil, nyeri panggul, dan ruam.
Agar kamu dapat menghindari keputihan ini, apa saja sebenarnya penyebab dari keputihan berwarna hijau ini. Dan bagaimana cara mengatasinya? Simak rangkuman brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (15/11).
1. Infeksi menular.
foto: freepik.com
Penyebab umum terjadinya keputihan warna hijau adalah infeksi menular seksual yang disebut trikomoniasis. Infeksi ini disebabkan oleh parasit yang dikenal sebagai Trichomonas vaginalis, kadang-kadang disebut sebagai 'trich'. Masalah ini sering terjadi melalui hubungan intim. Penyakit menular seksual lainnya seperti gonore atau klamidia juga bisa membuat keputihan berubah warna.
2. Bakteri vaginosis.
foto: freepik.com
Wanita memiliki sistem produk dengan struktur 'terbuka', sehingga rawan terkena infeksi. Tidak hanya dari organisme luar, tapi juga bisa karena bakteri di dalam vagina itu sendiri. Jika jumlah bakteri berkembang lebih dari normal, maka keluarlah cairan abnormal. Masalah ini sering disebabkan karena ketidakseimbangan bakteri di vagina. Terlalu berlebihan dalam membersihkan vagina juga bisa menyebabkan masalah ini terjadi. Hal itu karena bisa mengganggu PH di dalam vagina.
3. Infeksi saluran kencing.
foto: freepik.com
Keputihan hijau jenis ini biasa terjadi pada ibu hamil. Penyebabnya bisa karena infeksi saluran kencing. Kondisi ini tergolong wajar. Sebab saat rahim mulai membesar, saluran urin mulai terhalangi. Kandung kemih pun mudah penuh, sehingga frekuensi buang air kecil pun meningkat. Jika seseorang menahan kencang, risiko infeksi akan meningkat. Menahan air kecil dapat membuat jumlah bakteri meningkat.
Namun, bagi ibu hamil yang mengalami masalah keputihan hijau, sebaiknya memeriksakan hal itu. Ditakutkan bukan karena infeksi saluran kencing ini, namun karena bakteri atau infeksi menular. Apabila karena penyakit lain, hal itu ditakutkan akan membawa dampak buruk pada janin. Sebaliknya, jika keputihan hijau karena infeksi saluran kencing, itu dapat diatasi dengan mudah menggunakan antibiotik.
4. Memasukkan benda asing yang tidak higienis.
foto: freepik.com
Sering memasukkan benda asing yang tidak higienis (bersih) ke dalam vagina dapat menyebabkan masalah. Akibatnya timbul infeksi yang ditandai dengan keputihan berwarna hijau kekuningan atau coklat berbau, gatal hingga perdarahan. Kebiasaan buruk lain seperti sering terlambat mengganti tampon atau pembalut juga dapat menimbulkan risiko serupa.
5. Terkena produk tertentu.
foto: freepik.com
Wanita yang terbiasa membersihkan vagina secara berlebihan, bisa juga mengakibatkan keputihan tidak normal. Misalnya dengan menyemprotkan air terlalu keras membuat vagina tergores, membersihkan vagina dengan sabun dan aroma wangi atau spray. Semua itu berpotensi merusak keseimbangan cairan dalam organ keintiman wanita. Membuatnya berubah jadi abnormal.
6. Vulvovaginitis.
foto: freepik.com
Vulvovaginitis merupakan peradangan atau infeksi pada vulva maupun vagina. Nama lainnya adalah vulvitis dan vaginitis. Kondisi ini dapat memengaruhi wanita dari segala usia, baik dewasa maupun anak-anak.
7. Penyakit radang panggul.
foto: freepik.com
Panggul berhubungan erat dengan bagian intim dan organ reproduksi wanita. Penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID), merupakan infeksi kronis yang melibatkan organ reproduksi wanita mulai dari serviks, saluran tuba, indung telur, rahim dan struktur sekitarnya. Kondisi ini dapat membuat peradangan di beberapa bagian rahim seperti servisitis (peradangan pada leher rahim), salpingitis (radang saluran tuba), endometritis (peradangan pada jaringan dari lapisan dalam dinding rahim) dan peritonitis (radang selaput rongga perut).
Cara mengatasi keputihan berwarna hijau.
foto: freepik.com
Cara mengatasi tergantung pada apa penyebabnya. Misalnya, infeksi jamur biasanya diobati dengan obat antijamur yang dimasukkan ke dalam vagina dalam bentuk krim atau gel. Vaginosis bakteri diobati dengan pil atau krim antibiotik. Trikomoniasis biasanya diobati dengan obat metronidazole (Flagyl) atau tinidazole (Tindamax).
Kendati demikian keputihan warna hijau bisa dicegah secara alami dengan beberapa cara. Berikut tips dan trik untuk mencegahnya.
1. Jaga kebersihan vagina dengan mencuci secara teratur dengan sabun lembut, lembut dan air hangat.
2. Jangan pernah gunakan sabun wangi dan produk feminin atau douche. Hindari pula semprotan feminin dan mandi busa.
3. Setelah pergi ke kamar mandi, selalu bersihkan vagina dari bagian depan ke belakang untuk mencegah bakteri masuk ke dalam vagina dan menyebabkan infeksi.
4. Kenakan celana katun 100%, hindari pakaian yang terlalu ketat.
Kamu bisa juga menggunakan beberapa bahan alami untuk mengatasi masalah ini. Seperti dengan minum perasan parutan kunyit yang dicampur 1 sdm madu 2 kali sehari, minum air saringan 1 sdm biji fenugreek, mengonsumsi bawang putih, minum rendaman daun sirih dan sambiloto.