Brilio.net - Leukemia atau leukimia adalah sebutan lain untuk kanker darah. Leukemia dapat berkembang karena masalah dengan produksi sel darah. Biasanya mempengaruhi leukosit, atau sel darah putih.
Kasus ini banyak terjadi pada orang dengan usia di atas 55 tahun. Namun, anak dengan usia di bawah 15 tahun juga banyak yang mengalami kondisi ini.
Maka dari itu, pahami apa saja penyebab apa saja jenis leukemia dan penyebabnya. Selain itu, kenali juga bagaimana gejala yang timbul saat seseorang mengalami leukemia.
Cara ini bisa membantu agar pasien bisa mendapatkan pengobatan yang tepat. Simak apa penjelasan selengkapnya dalam ulasan brilio.net dari MedicalNewsToday, MayoClinic dan berbagai sumber pada Senin (12/12) berikut ini.
Penyebab leukemia.
Leukemia berkembang ketika DNA sel darah yang sedang berkembang, terutama sel darah putih, mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan sel-sel darah tumbuh dan membelah tak terkendali. Penyebab munculnya leukemia bisa beragam, baik dari faktor genetik maupun lingkungan.
1. Faktor genetik.
foto: pexels.com
Para ilmuwan mengatakan bahwa leukemia berkemungkinan berkembang dari faktor genetik. Sehingga bagi seseorang yang mengalami leukemia, berkemungkinan untuk menurunkan risiko mengalami kondisi serupa.
2. Usia.
Faktor usia menjadi penyebab selanjutnya. Usia rata-rata pasien yang didiagnosis dengan leukemia myeloid akut, leukemia limfositik kronis atau leukemia myeloid kronis adalah 65 tahun ke atas. Namun, kebanyakan kasus leukemia limfositik akut terjadi pada orang berusia di bawah 20 tahun. Usia rata-rata pasien leukemia limfositik akut saat diagnosis adalah 15 tahun.
3. Gangguan pada darah.
foto: pexels.com
Ketika mengalami kelainan pada darah dapat menimbulkan risiko seseorang mengidap leukemia. Kelainan mieloproliferatif kronis seperti polisitemia vera, mielofibrosis idiopatik, dan trombositopenia esensial meningkatkan kemungkinan berkembangnya leukimia myeloid akut.
4. Pascapengobatan kanker.
Seseorang yang sudah menjalankan pengobatan kanker juga memiliki risiko terkena leukemia. Hal ini juga berpeluang pada seseorang yang sudah menjalani kemoterapi dan terapi radiasi jenis tertentu untuk kanker.
5. Merokok.
foto: pexels.com
Merokok tak hanya mengganggu saluran pernapasan, namun juga meningkatkan risiko leukemia myelogenous akut.
6. Paparan bahan kimia tertentu.
Peningkatan risiko leukemia bisa terjadi dari paparan bahan kimia tertentu, seperti benzena, yang ditemukan dalam bensin dan digunakan oleh industri kimia.
7. Radiasi.
Selain faktor genetik, leukemia juga bisa terjadi karena paparan radiasi yang berlebih. Ledakan bom atom ataupun paparan intens ke radiasi berenergi rendah dari medan elektromagnetik, seperti saluran listrik dapat menjadi beberapa penyebabnya.
8. Menderita down's syndrome.
foto: pixabay.com
Kelainan genetik tampaknya berperan dalam perkembangan leukemia. Gangguan genetik tertentu, seperti sindrom Down, dikaitkan dengan peningkatakan risiko leukemia. Hubungan antara down's syndrome dan leukemia sudah diketahui lebih dari 50 tahun. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pasien down syndrome memiliki risiko 10-20 kali lebih tinggi daripada populasi umum.
9. Penekanan kekebalan.
Leukemia yang terjadi pada anak dapat berkembang karena penekanan sistem kekebalan yang disengaja. Ini mungkin terjadi setelah transplantasi organ saat seorang anak meminum obat untuk mencegah tubuhnya menolak organ tersebut.
10. Alkohol
foto: pixabay.com
Dikutip dari Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia, alkohol dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia. Faktor risiko absolut dan relatif dari leukemia akut dikelompokkan menjadi gaya hidup dan lingkungan, seperti contohnya mengonsumsi alkohol.
11. Peradangan kronis.
Melansir dari Onco, peradangan dalam jangka panjang atau bersifat kronis juga dapat memicu kanker darah. Kondisi ini rentan dialami pengidap penyakit autoimun dan orang dengan obesitas.
Jenis-jenis leukemia.
foto: pexels.com
1. Leukemia limfositik akut.
Leukemia dapat terjadi pada siapa saja. Meskipun kebanyakan kasus muncul pada orang dewasa, namun anak-anak juga berpeluang mengidap penyakit ini. Seperti halnya pada leukemia limfositik akut yang terjadi pada anak-anak. Kelompok usia di bawah 5 tahun berisiko mengidam leukemia limfositik akut.
2. Leukemia myelogenous akut.
Selanjutnya ada leukemia myelogenous akut. Jenis leukemia ini dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Leukemia myelogenous akut ini kerap terjadi pada banyak pasien.
3. Leukemia myelogenous kronis.
Sementara itu pada leukemia myelogenous kronis kerap ditemukan pada orang dewasa. Berbeda dengan leukemia limfositik akut yang justru lebih banyak terjadi pada anak-anak.
4. Leukemia limfositik kronis.
Sedangkan pada leukemia limfositik kronis banyak menyerang orang lanjut usia. Biasanya terjadi pada orang yang berusia di atas 55 tahun. Jenis leukemia ini juga jarang ditemukan pada anak-anak.
Gejala leukemia.
foto: pexels.com
1. Darah sulit membeku.
Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mudah memar, berdarah atau mengalami proses penyembuhan yang lambat. Gejala yang timbul biasanya tampak bintik-bintik merah dan ungu pada tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa darah tidak membeku dengan benar.
2. Kerap mengalami infeksi.
Sel darah putih berperan penting untuk melawan infeksi. Jika sel darah putih tidak bekerja dengan benar, seseorang mungkin sering mengalami infeksi. Kondisi ini menyebabkan sistem kekebalan akan menyerang sel-sel tubuh sendiri.
3. Anemia.
Anemia juga dapat menjadi gejala selanjutnya. Orang yang mengalami anemia tidak memiliki cukup hemoglobin dalam darahnya. Sedangkan, hemoglobin mengangkut zat besi ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan kesulitan bernapas atau kesulitan bernapas dan kulit pucat.
4. Kelelahan.
Pengidap leukemia kerap mengalami mudah lelah. Hal ini dapat terjadi karena anemia atau kekurangan sel darah merah. Dalam kasus kronis dan akut, seseorang mungkin mengalami rentang dari sedikit kelelahan hingga kelemahan fisik yang ekstrem, tetapi dalam semua kasus, gejalanya hanya memburuk dari waktu ke waktu.
5. Beberapa gangguan kesehatan.
Penderita anemia juga bisa mengalami beberapa gangguan kesehatan sebagai gejalanya. Mulai dari demam, mual, penurunan berat badan, sakit tulang, hingga muncul gejala seperti flu. Namun untuk memastikannya, lakukan konsultasi bersama dokter agar mendapatkan penanganan yang tepat.
6. Sesak napas.
Jenis-jenis leukemia tertentu dapat merusak produksi sel darah merah. Normalnya, sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Jika sel darah merah dalam tubuh berkurang, ini membuat seseorang mengalami sesak napas.
Gejala sesak napas pada penderita leukemia ini juga dipicu dari pembengkakan kelenjar getah bening pada bagian dada.
7. Pendarahan tak biasa.
Sering mimisan secara tiba-tiba, menjadi salah satu tanda awal dari penyakit kanker darah ini. Sama halnya dengan memar, mimisan tidak biasa perlu dikhawatirkan dan diketahui penyebabnya. Ini juga biasanya dibarengi dengan pendarahan pada gusi, usus, dan paru-paru. Kondisi ini merupakan tanda-tanda awal dari leukemia akut.
Penulis: mg/Ricka Milla Suatin
Recommended By Editor
- Sebulan lebih jalani lockdown di Singapura, begini kondisi anak Denada
- 5 Seleb ini pernah kehilangan anggota keluarga karena leukemia
- Denada curhat anaknya joget Blackpink meski baru sakit, bikin haru
- 20 Manfaat kencur untuk kesehatan dan kecantikan, atasi jerawat
- 11 Penyebab kanker serviks dan cara pencegahannya
- 10 Penyebab kanker prostat, gejala, serta cara mengobatinya