Brilio.net - Corona adalah salah satu virus yang dapat menginfeksi manusia dan hewan. Beberapa jenis Corona menyebabkan penyakit pernapasan atas ringan pada manusia. Sementara jenis virus seperti SARS-CoV dan MERS-CoV dapat menyebabkan penyakit pernapasan yang lebih parah.
Pada akhir 2019, virus Corona baru bernama SARS-CoV-2 muncul di Wuhan, China. Virus ini telah menyebar ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Infeksi dengan SARS-CoV-2 menyebabkan penyakit pernapasan yang disebut COVID-19.
COVID-19 berpotensi menyebabkan komplikasi serius, seperti kesulitan bernapas dan pneumonia. Karena itu, penting untuk dapat mengenali tanda dan gejala COVID-19. Gejala COVID-19, berbeda satu dengan lainnya dari, tergantung pada kondisi pernapasan.
Melihat penyebaran Corona yang kian luas, masyarakat diminta untuk selalu waspada. Segala hal mengenai Corona terus mengundang perbincangan. Bagaimana Corona dapat hidup misalnya. Perlu adanya perhatian tentang cara hidup Corona. Supaya pencegahan dapat dilakukan lebih maksimal dan efektif.
Berikut brilio.net rangkumkan cara hidup Corona dari berbagai sumber, Kamis (26/3).
1. Butuh inang.
foto: unsplash.com
Cara hidup Corona hidup seperti halnya virus lainnya. Virus Corona memiliki banyak kesamaan dengan virus lain. Untuk hidup, Corona membutuhkan tempat tinggal. Corona tidak bisa hidup di benda mati, ia butuh inang untuk dimanfaatkan. Berbeda dengan bakteri yang bisa hidup pada benda mati.
2. Bisa bertahan beberapa lama di benda mati.
foto: pixabay.com
Meskipun Corona tidak bisa hidup di benda mati, virus ini mampu bertahan beberapa lama di lingkungan. Lama hidup Corona tergantung pada benda yang ditempelinya.
Dilansir dari npr.org, sebuah studi menemukan bahwa virus corona dapat bertahan hidup di permukaan keras seperti plastik dan stainless steel hingga 72 jam dan di atas kardus hingga 24 jam.
James Lloyd-Smith, asisten profesor ecology and evolutionary biology di University of California, Los Angeles mengungkapkan, virus ini memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari-hari.
Sedangkan menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, "saat ini tidak jelas apakah seseorang bisa mendapatkan COVID-19 dengan menyentuh permukaan atau objek yang memiliki virus di atasnya dan kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mungkin mata".
Dilansir dari sciencealert.com, tetapi rata-rata, para peneliti mengatakan keluarga virus ini dapat bertahan antara empat dan lima hari dengan berbagai bahan seperti aluminium, kayu, kertas, plastik, dan kaca.
3. Risiko tertular dari sentuhan.
foto: pixabay.com
Pada umumnya infeksi virus Corona berawal dari sistem pernapasan, karena virus ini memang menyerang bagian paru-paru. Infeksi ini bisa diperoleh ketika tangan kotormu menyentuh hidung, mulut, dan mata. Bisa setelah menyentuh benda mati, seperti tombol lift, gagang pintu, handphone yang sudah terkena partikel pasien. Sedangkan makanan bukanlah risiko utama terinfeksi Corona.
4. Bisa menjangkau kurang lebih 2 meter.
foto: pixabay.com
Virus Corona dapat menjangkau, menularkan ke orang lain kurang lebih 2 meter. Droplet atau partikel yang dikeluarkan pasien Corona dapat terlempar sejauh itu. Untuk menemukan inang atau sarang baru (orang lain). Maka dari itu, salah satu pencegahan yang dilakukan adalah dengan social distancing atau jaga jarak dengan orang lain.
5. Virus ini termasuk sensitif.
foto: pixabay.com
Virus Corona disebut lebih mudah hidup di suhu lembap. Jika Corona berada di benda kering, dalam beberapa jam kemungkinan akan mati. Jika tidak ada hal pendukung lain. Sebab itu teruslah menjaga kebersihan diri dan benda sekitar.
6. Daya tular tinggi.
foto: unsplash.com
Sebuah studi melaporkan virus Corona punya daya tular sampai sekitar 20 lebih dibandingkan dengan virus Sars sebelumnya.
"Dia (virus corona) akan menjadi partikel yang lebih kecil. Sehingga pihak RS menggunakan masker N95 bukan hanya masker bedah. Itulah sifat-sifat virus corona pada umumnya, kemungkinan besar virus sars corona 2 ini juga memiliki sebagian besar sifat-sifat seperti itu," kata Prof dr Amin Soebandrio, seorang pakar virus Lembaga Eijkman.
7. Hidup Corona tak akan lama jika terkena matahari.
foto: unsplash.com
Corona dipercaya tidak akan bisa bertahan lama jika terkena panas. Dilansir dari npr.org, sinar ultraviolet bisa menjadi disinfektan yang sangat kuat dan kita mendapatkan banyak sinar UVA dari matahari, kata Daniel Kuritzkes, pakar penyakit menular di Brigham and Women's Hospital.
8. Bahan keras lebih rentan terkena Corona.
foto: pixabay.com
Cara hidup Corona di permukaan benda keras hingga lembut seperti kain, masih dalam proses studi lebih lanjut. Namun menurut penelitian pakar penyakit menular di Brigham and Women's Hospital, Daniel Kuritzkes, tampaknya permukaan datar dan permukaan keras lebih ramah terhadap virus daripada permukaan kain atau kasar.
Sebagai antisipasi dan pencegahan tertular Corona, setelah selesai beraktivitas dari luar, hendaknya langsung berganti baju, mencucinya dengan sabun, supaya bakteri dan virus yang menempel mati.
Dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, sampai saat ini, tidak ada terapi antivirus yang secara khusus menargetkan virus Corona manusia. Hanya opsi terbatas yang tersedia untuk mencegah infeksi coronavirus. Karena kurangnya terapi atau vaksin yang efektif, langkah-langkah terbaik untuk mengendalikan virus Corona adalah tetap berada pada sistem pengawasan, menjaga kesehatan, ditambah dengan tes diagnostik cepat, dan karantina bila perlu.
Selama 50 tahun terakhir muncul banyak virus Corona berbeda yang menyebabkan berbagai penyakit manusia dan hewan. Sangat mungkin bahwa virus ini akan terus muncul dan berevolusi dan menyebabkan wabah manusia dan hewan. Karena virus mampu menggabungkan (tubuh virus) kembali, bermutasi, dan menginfeksi banyak spesies dan tipe sel.
Recommended By Editor
- Cegah Corona, pria ini ajak penjahit bikin Alat Perlindungan Diri
- Update pasien Corona di Indonesia: 893 positif, 35 orang sembuh
- Pasien positif virus Corona Covid-19 di NTB sembuh
- AS: Orang yang sengaja sebar virus Corona bisa dijerat pasal terorisme
- Rapid test disebut mampu deteksi COVID-19, pahami cara kerjanya
- Pemda DIY ungkap penyebab kasus positif Corona naik jadi 18 pasien