Brilio.net - Kebanyakan orang sering kali abai terhadap gejala neuropati. Gejala neuropati ini perlu diwaspadai karena dapat menandakan gangguan pada sistem saraf yang membutuhkan penanganan serius. Neuropati merupakan istilah yang digunakan untuk gejala gangguan atau penyakit pada saraf tubuh.

Penyebab neuropati bisa beragam mulai dari cedera, hingga penyakit tertentu seperti diabetes. Meski terkesan sepele gejala neuropati cukup berbahaya apabila dibiarkan begitu saja. Bagaimana tidak, gejala neuropati menjadi tanda yang menunjukkan adanya gangguan pada sistem saraf yang mengakibatkan kematian jaringan yang berujung amputasi.

Oleh sebab itu, pentingnya memahami apa saja gejala neuropati yang perlu diperhatikan. Supaya semakin paham, yuk simak ulasan lengkap mengenai gejala neuropati yang perlu diwaspadai beserta cara mengatasinya.

Apa itu kondisi neuropati?

Gejala neuropati dan cara mencegahnya © 2024 freepik.com

Gejala neuropati dan cara mencegahnya
freepik.com

Neuropati merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika saraf-saraf dalam sistem saraf perifer mengalami kerusakan.

Sistem saraf perifer mencakup saraf-saraf di luar otak dan sumsum tulang belakang yang bertanggung jawab untuk mengirimkan sinyal antara otak, sumsum tulang belakang, dan bagian tubuh lainnya.

Ketika saraf-saraf ini rusak atau tidak berfungsi dengan baik, berbagai gejala seperti nyeri, kesemutan, atau kehilangan sensasi dapat muncul.

Neuropati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diabetes, infeksi, gangguan autoimun, trauma fisik, dan paparan terhadap bahan kimia beracun.

Diabetes adalah salah satu penyebab paling umum, di mana kadar gula darah yang tinggi dapat merusak saraf secara perlahan.

Infeksi seperti herpes zoster atau HIV juga dapat menyebabkan neuropati. Selain itu, kondisi autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan peradangan pada saraf.

Neuropati bisa memengaruhi kualitas hidup seseorang dengan menyebabkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari atau bahkan mengganggu fungsi tubuh.

Penanganan neuropati melibatkan mengidentifikasi serta mengatasi penyebab yang mendasarinya, serta mengelola gejala untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Apa saja gejala neuropati.

Gejala neuropati dan cara mencegahnya © 2024 freepik.com

Gejala neuropati dan cara mencegahnya
freepik.com

Gejala neuropati bisa bergantung pada penyebabnya, namun secara umum gejala neuropati dapat meliputi:

1. Kesemutan dan mati Rasa

Kesemutan atau mati rasa, terutama di tangan dan kaki, menjadi gejala neuropati yang paling umum. Sensasi ini sering kali dimulai di ujung jari atau jari kaki yang bisa menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Pada kasus yang lebih parah, rasa mati rasa bisa membuat seseorang kehilangan kemampuan untuk merasakan suhu atau nyeri, yang dapat meningkatkan risiko luka atau cedera.

2. Nyeri atau rasa terbakar

Nyeri yang tajam atau terasa seperti terbakar sering dilaporkan oleh penderita neuropati. Nyeri ini bisa muncul secara tiba-tiba, atau mungkin lebih konstan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Nyeri neuropatik biasanya sulit diobati dengan obat penghilang rasa sakit biasa, sehingga memerlukan pengobatan khusus.

3. Otot melemah

Neuropati motorik dapat menyebabkan kelemahan otot, yang dapat membuat aktivitas fisik menjadi sulit. Kelemahan ini sering kali dirasakan di tangan dan kaki, tetapi juga bisa memengaruhi otot lain yang lebih besar, tergantung pada saraf yang terpengaruh. Kondisi ini dapat memengaruhi kemampuan untuk mengangkat benda, berjalan, atau bahkan berdiri.

4. Sensitivitas terhadap sentuhan

Beberapa orang dengan neuropati menjadi sangat sensitif terhadap sentuhan, bahkan sentuhan yang ringan bisa terasa sangat menyakitkan.

Kondisi ini disebut allodynia dan dapat membuat pakaian atau seprai yang bersentuhan dengan kulit terasa menyakitkan.

5. Keringat berlebih

Gejala neuropati seperti keringat berlebih tidak bisa diabaikan. Kondisi ini dikenal sebagai hiperhidrosis. Meski hiperhidrosis dapat terjadi karena faktor yang bervariasi, keringat berlebih bisa terjadi akibat adanya kelainan pada sistem saraf, tepatnya adalah saraf otonom.

6. Gangguan pada fungsi otonom tubuh

Neuropati otonom dapat menyebabkan gangguan pada fungsi-fungsi tubuh yang tidak disadari, seperti detak jantung, tekanan darah, pencernaan, dan kontrol kandung kemih.

Gejala yang terkait dapat mencakup pusing saat berdiri (hipotensi ortostatik), masalah pencernaan seperti sembelit atau diare, serta kesulitan mengontrol kandung kemih.

7. Kram atau kedutan otot

Tak jarang pula, gejala neuropati seperti mengalami kram otot atau kedutan yang terjadi secara tidak terkendali. Kram ini bisa terasa menyakitkan dan sering terjadi pada malam hari, akibatnya bisa mengganggu waktu tidur hingga menyebabkan penderita kelelahan.

8. Gangguan penglihatan

Neuropati otonom yang memengaruhi saraf yang mengendalikan mata bisa menyebabkan masalah penglihatan, seperti penglihatan kabur atau kesulitan melihat dalam cahaya redup.

Penyebab neuropati.

Gejala neuropati dan cara mencegahnya © 2024 freepik.com

Gejala neuropati dan cara mencegahnya
freepik.com

Neuropati dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yang masing-masing memengaruhi saraf dengan cara yang berbeda. Adapun penyebab umum neuropati:

1. Diabetes mellitus

Diabetes merupakan salah satu penyebab paling umum neuropati, khususnya neuropati perifer. Kadar gula darah yang tinggi secara kronis dapat merusak saraf-saraf di ekstremitas, seperti tangan dan kaki. Neuropati diabetik sering menyebabkan gejala seperti kesemutan, nyeri, dan kehilangan sensasi.

2. Infeksi

Beberapa infeksi dapat menyebabkan neuropati. Contoh infeksi yang dapat memengaruhi saraf meliputi herpes zoster (cacar ular), HIV, dan penyakit Lyme. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan atau kerusakan langsung pada saraf.

3. Gangguan autoimun

Penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau sindrom Guillain-Barré dapat menyebabkan neuropati. Dalam kasus ini, sistem kekebalan tubuh menyerang saraf atau jaringan di sekitarnya, sehingga menyebabkan peradangan dan kerusakan.

4. Paparan toksin dan obat-obatan

Paparan terhadap bahan kimia beracun, seperti logam berat atau obat-obatan tertentu, dapat merusak saraf. Contoh obat yang sering dikaitkan dengan neuropati adalah kemoterapi untuk kanker, yang dapat menyebabkan neuropati perifer sebagai efek samping.

5. Kekurangan vitamin

Kekurangan vitamin, terutama vitamin B12, B1, dan B6 dapat menyebabkan neuropati. Vitamin-vitamin ini penting untuk fungsi saraf yang sehat, apabila kekurangan dapat menyebabkan kerusakan saraf maupun gejala neuropatik.

6. Trauma fisik

Cedera fisik atau trauma pada saraf, seperti fraktur tulang atau cedera akibat kecelakaan, dapat mengakibatkan neuropati. Trauma langsung atau tekanan yang berkepanjangan pada saraf dapat merusaknya lalu menyebabkan gejala neuropati.

7. Penyakit metabolik

Penyakit metabolik, seperti gagal ginjal atau penyakit hati kronis, dapat menyebabkan neuropati sebagai komplikasi. Akumulasi toksin atau gangguan metabolisme tubuh dapat memengaruhi fungsi saraf.

8. Keturunan

Beberapa bentuk neuropati merupakan bawaan atau terkait dengan kondisi genetik, seperti neuropati Charcot-Marie-Tooth. Penyakit ini ialah gangguan genetik yang mempengaruhi saraf sehingga dapat menyebabkan kelemahan otot maupun kehilangan sensasi.

Cara mengatasi neuropati.

Gejala neuropati dan cara mencegahnya © 2024 freepik.com

Gejala neuropati dan cara mencegahnya
freepik.com

1. Pengobatan medis

Pengobatan untuk neuropati sering melibatkan penggunaan obat-obatan untuk mengurangi gejala dan mengatasi penyebab yang mendasarinya.

Obat pereda nyeri seperti analgesik atau obat antikonvulsan (misalnya gabapentin atau pregabalin) sering diresepkan untuk mengurangi nyeri neuropatik. Antidepresan tertentu, seperti amitriptyline, juga dapat membantu mengatasi nyeri neuropati.

Selain itu, jika neuropati disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti diabetes atau defisiensi vitamin, pengobatan kondisi tersebut adalah langkah utama. Misalnya, mengontrol kadar gula darah pada diabetes atau memberikan suplemen vitamin pada kekurangan vitamin dapat membantu mengurangi gejala neuropati.

Gejala neuropati dan cara mencegahnyaLangkah selanjutnya bisa dilakukan dengan rehabilitasi fisik. Terapi fisik dapat membantu memperbaiki kekuatan otot dan koordinasi, serta mengurangi rasa sakit maupun rasa ketidaknyamanan.

Latihan khusus yang direkomendasikan oleh fisioterapis dapat meningkatkan mobilitas serta membantu mengatasi kelemahan otot yang disebabkan oleh neuropati.

Sementara itu, untuk neuropati diabetik, perawatan kaki yang baik sangat penting. Memeriksa kaki secara rutin, menjaga kebersihan, serta menggunakan sepatu yang sesuai dapat membantu mencegah luka maupun infeksi.

3. Perubahan gaya hidup

Mengadopsi pola makan yang sehat bisa membantu mengelola beberapa penyebab neuropati. Diet yang kaya akan vitamin dan mineral, serta rendah gula maupun lemak jenuh, bisa mendukung kesehatan saraf hingga mengurangi risiko komplikasi.

Terpenting, untuk mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol maupun paparan terhadap bahan kimia beracun dapat membantu mencegah kerusakan saraf lebih lanjut.

4. Manajemen gejala

Cara mengatasi gejala neuropati dengan mengontrol gejala yang timbul yakni dengan teknik relaksasi. Teknik seperti meditasi, yoga, dan akupuntur dapat membantu mengelola nyeri neuropatik serta meningkatkan kualitas hidup.

Teknik ini dapat membantu meredakan stres sekaligus ketegangan yang sering memperburuk gejala neuropati.

5. Pendekatan multidisipliner

Mengatasi neuropati sering melibatkan kerja sama antara berbagai profesional kesehatan, termasuk dokter, ahli saraf, fisioterapis, dan ahli gizi. Pendekatan multidisipliner memastikan bahwa semua aspek kesehatan pasien diperhatikan kemudian dirawat secara menyeluruh.