Brilio.net - Masalah pencernaan dapat menjadi salah satu pengganggu aktivitas. Rasa mulas, perih, hingga menusuk bisa dirasakan para penderitanya. Nggak jarang kondisi tersebut berubah menjadi diare. Jangan sepelekan hal ini, sebab diare juga bisa menjadi kondisi yang parah terutama jika pada akhirnya bercampur dengan darah. Hal ini bisa menjadi pertanda dari adanya gangguan pada kesehatan tubuhmu.
Diare yang berdarah merupakan salah satu kondisi yang harus segera ditangani. Salah satu gejalanya adalah buang air besar yang bertekstur cair dan bercampur darah. Darah dapat muncul dari mana saja, di sepanjang saluran pencernaan, dari mulut hingga anus. Diare berdarah sering merupakan tanda perdarahan gastrointestinal karena cedera atau penyakit.
Penyebab diare berdarah beragam, mulai dari infeksi sampai dengan tanda dari sebuah gangguan kesehatan. Pahami apa saja penyebab dan gejala yang muncul. Simak selengkapnya dalam ulasan brilio.net dari healthgrades dan berbagai sumber pada Senin (19/7) berikut ini.
Penyebab diare berdarah.
1. Infeksi bakteri E. Coli.
foto: pexels.com
Penyebab diare berdarah yang pertama yaitu akibat bakteri E. Coli. Bakteri ini dapat menyebabkan banyak gejala diare, termasuk feses berwarna merah. E. Coli ini bisa didapatkan dari pengolahan daging sapi yang kurang matang, minum susu mentah, atau makan makanan yang terinfeksi kotoran hewan. Biasanya diare merah akan muncul beberapa hari setelah kamu terinfeksi E. Coli.
2. Buang air besar berlebihan.
Pendarahan bisa terjadi karena adanya iritasi, bahkan ketika buang air besar. Dalam beberapa kasus, buang air besar yang berlebihan dapat mengiritasi pertumbuhan usus yang disebut polip. Polip merupakan tanda kanker kolorektal. Seringkali, kasus ini tidak bisa terlihat oleh mata. Diare dapat mengiritasi polip dan menyebabkan darah dalam tinja.
3. Virus.
Selain bakteri, virus adalah penyebab dari diare berdarah. Diare merah sering disebabkan oleh patogen, seperti virus. Dan penyebab diare paling umum pada orang dewasa adalah norovirus. Pecandu antibiotik juga bisa menyebabkan diare merah. Itu karena antibiotik mengganggu bakteri di lapisan perut.
4. Pendarahan pada gastrointestinal.
foto: pexels.com
Dalam beberapa kasus, pendarahan dalam sistem pencernaan dapat berakibat pada warna feses. Beberapa masalah yang biasa terjadi pada pencernaan ialah sembelit, diverticulosis (infeksi), wasir, penyakit radang usus, infeksi usus, radang perut. Pada kondisi ini darah dari sistem pencernaan mungkin tampak lebih gelap warnanya, atau hampir hitam. Kemudian darah yang keluar dari anus biasanya berwarna merah cerah.
5. Goresan pada dubur.
Luka atau robekan pada kulit di sekitar anus dapat menyebabkan peradangan. Goresan pada daerah dubur yang disebut anis fisura dapat menyebabkan feses tampak berdarah. Padahal hal itu terjadi karena bagian kulit dubur bagian dalam. Masalah ini biasanya terjadi karena pergesekan setelah berhubungan seksual melalui anus.
6. Efek samping obat.
Penggunaan obat-obatan tertentu dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau mengganggu bakteri baik di perut. Kondisi ini dapat menyebabkan perdarahan atau infeksi yang dapat menyebabkan diare merah. Sehingga pahami juga efek samping dari obat yang kamu konsumsi.
7. Akibat makanan dan minuman berwarna merah.
Feses yang berwarna merah tidak sepenuhnya dikarenakan pencampuran darah. Hal ini dapat diakibatkan oleh minuman ataupun makanan yang secara alami berwarna merah. Diare merah dapat terjadi jika makanan yang dimakan seseorang menyebabkan keracunan atau mengiritasi lambung. Contohnya seperti anggur, jus buah, permen merah, bit, cranberry, licorice merah, tomat, dan saus tomat.
8. Rotavirus.
foto: pexels.com
Rotavirus juga disebut sebagian orang sebagai bug perut atau flu perut. Rotavirus merupakan sumber penyebab diare paling umum pada bayi dan anak-anak di bawah usia 5 tahun. Gejala rotavirus mirip dengan gejala standar diare, seperti demam, muntah, sakit perut, diare berair selama tiga hingga tujuh hari.
9. Peradangan pada sistem pencernaan.
Kondisi peradangan pada pencernaan dapat menimbulkan diare berdarah. Kondisi ini dapat terjadi karena makanan yang terkontaminasi bakteri dan parasit. Biasanya, anak-anak kerap mengalami permasalahan ini. Maka dari itu, diperlukan pengawasan orangtua dalam memilih makanan yang sehat dan bersih pada anak-anak.
10. Kanker usus besar.
Kanker kolorektal adalah kanker yang tumbuh di dalam usus besar. Kanker yang tumbuh di bagian terakhir dari usus besar, rektum, sering disebut kanker rektal, dan kanker yang tumbuh di daerah lain dari usus besar sering disebut sebagai kanker usus besar. Kanker kolorektal paling sering berkembang di bagian bawah usus besar.
Gejala kanker kolorektal dapat berbeda pada masing-masing orang. Bahkan beberapa tidak merasakan gejala sama sekali pada tahap awal penyakit. Selain itu, kanker kolorektal sering berkembang dari polip usus adenomatosa jinak, yang pada umumnya tidak menimbulkan gejala.
Namun jika polip usus adenomatosa tidak didiagnosis dan diangkat segera, mereka dapat menjadi kanker dan mengakibatkan gejala seperti perubahan pada buang air besar, kram perut, kembung, kelelahan, hingga penurunan berat badan yang tidak terduga.
11. Sembelit.
foto: pexels.com
Sembelit menjadi gangguan kesehatan yang sering dikeluhkan banyak orang. Sembelit merupakan kondisi di mana buang air besar terjadi lebih jarang dari biasanya. Keteraturan buang air besar pada masing-masing orang berbeda. Namun sembelit dapat didefinisikan sebagai buang air besar kurang dari tiga kali seminggu. Salah satu gejala yang timbul adalah buang air besar yang keras, kering, atau menyakitkan untuk dikeluarkan. Permasalahan ini disebabkan oleh makanan yang bergerak terlalu lambat melalui usus besar, atau dapat terjadi ketika usus besar menyerap terlalu banyak air dari makanan yang dicerna karena membentuk tinja.
12. Kolitis ulserativa.
Kolitis ulserativa adalah penyakit peradangan kronis pada usus besar. Gangguan kesehatan ini terjadi ketika peradangan di usus besar menghasilkan kemerahan, pendarahan dan nanah. Sehingga keadaan ini dapat mengakibatkan gejala seperti sakit perut ataupun diare.
13. Keracunan makanan.
Berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang mengandung racun atau terkontaminasi mikroorganisme berbahaya, seperti bakteri, virus, atau parasit biasanya disebut sebagai keracunan makanan. Gangguan kesehatan ini biasanya menyebabkan iritasi dan peradangan pada saluran pencernaan yang sembuh dalam beberapa hari. Keracunan makanan bisa parah dan menyebabkan komplikasi serius dalam beberapa kasus. Keracunan makanan seringkali dapat dicegah dengan mengambil tindakan pencegahan kebersihan dan persiapan makanan sederhana.
Gejala diare berdarah.
foto: pexels.com
Gejala yang timbul dari diare berdarah dapat beragam. Hal ini juga bisa diakibatkan oleh masing-masing faktor penyebabnya. Namun ada beberapa gejala yang kerap tampak dari gangguan kesehatan ini, di antaranya:
a. Sakit perut atau kram.
b. Perut bengkak atau kembung.
c. Pegal-pegal.
d. Kelelahan.
e. Mual.
f. Nafsu makan buruk.
g. Lendir pada tinja.
h. Nyeri pada dubur.
i. Muntah.
j. Sulit bernafas
k. Pusing
l. Pingsan
m. Demam tinggi.
n. Perut kaku.
Cara mengatasi diare berdarah.
foto: pexels.com
Selain memeriksakan diri ke dokter, kamu juga perlu menjaga kebersihan dirimu. Bersihkan anus dan dubur menggunakan air bersih, perbanyak makan makanan mengandung serat tinggi, hindari cara buang air besar secara keras atau mengejan, minum air minimal 8 gelas sehari, hindari duduk terlalu lama, dan jangan minum minuman beralkohol. Namun apabila dirasa tak kunjung berhenti juga, maka segeralah menghubungi dokter untuk mendapatkan saran terbaik.
Keterangan:
- Foto A untuk penyebab diare berdarah
- Foto B untuk gejala
- Foto C untuk cara mengatasi
Terima kasih.