Brilio.net - Anak-anak dengan badan gembul memang terlihat begitu menggemaskan. Namun untuk kesehatan, kondisi anak berbadan gemuk ini perlu diperhatikan. Pasalnya, salah satu penyakit yang bisa mengintai mereka adalah obesitas. Perlu kamu ketahui bahwa obesitas terjadi akibat akumulasi lemak abnormal yang dapat mengganggu kesehatan. Jika kegemukan terjadi pada masa balita kemungkinan besar kegemukan akan menetap sampai dewasa.
World Health Organization atau WHO melaporkan bahwa pada 2022, lebih dari 340 juta anak dan remaja berusia 5-19 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Jumlah ini menunjukkan peningkatan yang dramatis dari 1975, di mana prevalensi obesitas pada anak-anak dan remaja hanya sekitar 4 persen. Sedangkan pada 2022, angka telah meningkat menjadi lebih tinggi hingga, yakni mencapai 18 persen.
WHO juga melaporkan bahwa pada 2022 diperkirakan 39 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Prediksi WHO pada 2025, jika masih berlanjut maka angka obesitas yang menyerang anak dibawah usia 5 tahun mencapa 70 juta.
Menurut WHO sekitar 11.5 persen anak-anak di Indonesia mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Mengutip dari paudpedida.kemdikbud.go.id, menyatakan bahwa obesitas anak usia 5-19 tahun meningkat 10 kali lipat dalam 4 dekade di Indonesia yaitu 1975 ke 2017. WHO juga mengatakan bahwa obesitas menyebabkan 10,3 persen kematian diseluruh dunia.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa obesitas pada anak tidak bisa diremehkan. Maka dari itu, para ibu harus lebih mengetahui apa saja ciri-ciri, penyebab, dan cara mencegah obesitas pada anak. Untuk itu, kamu bisa menyimak pembahasan dari brilio.net yang telah dihimpun dari berbagai sumber, Selasa (30/7).
Ciri-ciri obesitas pada anak
Obesitas pada anak adalah masalah kesehatan yang semakin sering ditemukan dan dapat berdampak serius pada kesehatan jangka panjang. Maka dari itu, para ibu harus mewaspadai apa saja yang menjadi ciri-ciri obesitas pada anak. Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
- Wajah berbentuk bulat, pipi tembem, dan bahu rangkap
- Leher relatif pendek
- Pada anak perempuan, usia kurang dari 9 tahun sudah mengalami menstruasi
- Pada anak laki-laki, dada membusung dan payudara sedikit membesar, serta penis mengecil (tertutup oleh timbunan lemak)
- Perut buncit
- Kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan bergesekan.
Penyebab obesitas pada anak
Penyebab obesitas pada anak merupakan kombinasi kompleks dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan energi dan metabolisme tubuh. Berikut adalah beberapa penyebab utama obesitas pada anak:
1. Konsumsi kalori berlebih
Makanan tinggi kalori, gula, dan lemak, seperti makanan cepat saji dan minuman manis, dapat menyebabkan penambahan berat badan. Kebiasaan makan yang buruk, seperti sering ngemil makanan ringan yang tidak sehat, juga berkontribusi pada obesitas.
2. Kurangnya aktivitas fisik
Gaya hidup yang kurang aktif, termasuk waktu yang lama di depan layar televisi atau komputer, mengurangi kesempatan anak untuk berolahraga. Aktivitas fisik yang minimal berkontribusi pada penambahan berat badan karena kalori yang tidak terbakar.
3. Faktor genetik
Keturunan atau riwayat keluarga dapat memengaruhi risiko obesitas. Anak-anak yang memiliki orang tua atau saudara kandung yang mengalami obesitas lebih cenderung mengalami masalah yang sama.
4. Faktor Lingkungan dan Sosial
Lingkungan tempat tinggal, akses ke makanan sehat, dan dukungan dari keluarga dapat mempengaruhi pola makan dan kebiasaan aktivitas fisik anak. Lingkungan yang tidak mendukung gaya hidup sehat bisa meningkatkan risiko obesitas.
5. Faktor psikologis dan emosional
Stres, kecemasan, atau masalah emosional dapat memengaruhi pola makan anak. Beberapa anak mungkin makan berlebihan sebagai respons terhadap perasaan negatif atau tekanan emosional.
6. Gangguan hormon dan metabolisme
Beberapa kondisi medis atau gangguan hormon, seperti hipotiroidisme atau sindrom Cushing, dapat memengaruhi metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan.
Cara mencegah obesitas pada anak
Mencegah obesitas pada anak memerlukan pendekatan yang menyeluruh, mencakup perubahan gaya hidup yang sehat dan dukungan keluarga. Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mencegah obesitas pada anak:
1. Menerapkan pola makan aehat
Pastikan anak mendapatkan makanan yang kaya akan nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Batasi konsumsi makanan yang tinggi gula, lemak jenuh, dan garam. Selain itu, ajari anak untuk makan dalam porsi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh mereka, dan hindari makan berlebihan atau ngemil di luar waktu makan.
2. Mendorong aktivitas fisik
- Ajak anak untuk berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang menyenangkan, seperti berlari, bersepeda, atau bermain olahraga. Targetkan setidaknya 60 menit aktivitas fisik setiap hari.
- Para ibu juga harus membatasi waktu anak untuk menonton televisi atau bermain video game, dan dorong mereka untuk bergerak lebih aktif selama waktu senggang.
3. Menetapkan rutinitas kesehatan
- Pastikan anak mendapatkan tidur yang berkualitas dan cukup sesuai dengan usia mereka. Tidur yang tidak cukup dapat mempengaruhi pola makan dan metabolisme.
- Orang tua juga harus mengajak anak untuk memulai hari dengan sarapan yang sehat dan bergizi, yang dapat membantu mengatur nafsu makan dan memberikan energi untuk aktivitas sepanjang hari.
4. Menjadi Teladan yang Baik
- Orang tua dapat mempengaruhi kebiasaan anak dengan menerapkan pola hidup sehat dalam keluarga, seperti makan makanan sehat bersama dan berolahraga bersama.
- Libatkan anak dalam perencanaan dan persiapan makanan sehat, serta dalam kegiatan fisik keluarga untuk menciptakan kebiasaan yang positif.
5. Mengelola Stres dan Emosi
- Berikan dukungan emosional dan ajari anak cara mengatasi stres tanpa harus mengandalkan makanan sebagai pelarian. Diskusikan perasaan dan ciptakan lingkungan yang mendukung.
- Jika anak mengalami masalah emosional atau kecemasan, pertimbangkan untuk mendapatkan bantuan profesional jika diperlukan.
6. Mengurangi Paparan Makanan Tidak Sehat
Batasi penyediaan makanan dan minuman tidak sehat di rumah, dan pastikan anak memiliki akses mudah ke pilihan makanan yang lebih sehat.
Cara menangani anak yang terlanjur obesitas
Menangani anak yang terlanjur mengalami obesitas memerlukan pendekatan yang hati-hati, komprehensif, dan penuh kasih. Obesitas pada anak tidak hanya memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga kesejahteraan emosional dan sosial mereka. Adapun cara menangani obesitas pada anak sebagai berikut:
1. Konsultasi medis
- Periksakan anak ke dokter atau ahli gizi untuk evaluasi menyeluruh
- Dapatkan rekomendasi program penurunan berat badan yang aman dan sesuai usia.
2. Perbaikan pola makan
- Tingkatkan konsumsi buah, sayuran, dan makanan tinggi serat
- Batasi makanan olahan, minuman manis, dan makanan cepat saji
- Atur porsi makan yang sesuai.
3. Tingkatkan aktivitas fisik
- Dorong anak untuk lebih aktif bergerak setiap hari
- Ajak anak berolahraga atau bermain di luar ruangan
- Batasi waktu menonton TV atau bermain gadget.
4. Dukungan psikologis
- kritik negatif
- Fokus pada kesehatan, bukan penampilan fisik
- Jika perlu, pertimbangkan konseling psikologi untuk membantu anak mengatasi masalah emosional terkait berat badan.
5. Perubahan gaya hidup keluarga
- Libatkan seluruh keluarga dalam perubahan pola makan dan aktivitas
- Jadilah contoh yang baik dengan menerapkan gaya hidup sehat.
6. Edukasi
- Ajarkan anak tentang nutrisi dan pentingnya pola makan seimbang
- Berikan pemahaman tentang manfaat gaya hidup sehat jangka panjang.
7. Tetapkan tujuan realistis
- Buat target penurunan berat badan yang aman dan bertahap.
8. Pantau kemajuan
- Lakukan pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan anak
- Sesuaikan strategi jika diperlukan berdasarkan hasil pemantauan.
9. Reward sistem
- Berikan penghargaan atas usaha dan pencapaian anak, bukan hanya hasil
- Hindari menggunakan makanan sebagai hadiah.
10. Manajemen stres
- Ajarkan teknik relaksasi atau manajemen stres yang sesuai usia
- Bantu anak mengatasi tekanan sosial terkait berat badan.
Recommended By Editor
- Cegah obesitas sejak dini, ini 8 superfoods yang wajib dikonsumsi anak selama masa pertumbuhan
- Membentuk kebiasaan sehat, ini 7 strategi cegah obesitas anak sejak dini
- 6 Tanda peringatan obesitas yang sering terabaikan, kenali ciri-ciri dan cara mengatasinya
- Kisah pilu Ahmad Juwanto remaja di Cipayung berbobot 230 kg, cuma bisa terbaring dan berhenti sekolah
- Muhammad Fajri, pria obesitas 260 kilogram meninggal dunia