Gejala kanker sarkoma
Gejala kanker sarkoma bervariasi tergantung pada jenis sarkoma dan lokasi di mana kanker tersebut berkembang. Berikut gejala umum yang terjadi pada kanker sarkoma:
1. Benjolan yang dapat dirasakan melalui kulit
Tanda pertama yang dapat menunjukkan kemungkinan sarkoma adalah pertumbuhan benjolan. Awalnya, benjolan ini tidak menyebabkan rasa sakit, meski terkadang dapat menimbulkan ketidaknyamanan. Seiring dengan pertumbuhan tumor, ukuran benjolan akan semakin membesar serta mulai menekan saraf dan otot di dekatnya.
2. Nyeri pada tulang
Terutama saat cedera ringan atau tanpa cedera sama sekali, nyeri pada tulang dapat menjadi gejala sarkoma.
3. Sakit perut
Beberapa penderita sarkoma mengalami sakit perut yang tidak jelas penyebabnya.
4. Demam tanpa penyebab yang jelas
Demam yang tidak dapat dijelaskan oleh infeksi atau kondisi lain juga dapat menjadi tanda peringatan.
5. Rentang gerak tubuh menjadi terbatas
Pertumbuhan tumor dapat membatasi gerakan tubuh dan menyebabkan ketidaknyamanan.
Pada awal perkembangannya, gejala sarkoma seringkali belum terasa. Namun, gejala akan mulai terasa ketika pertumbuhan tumor memasuki tahap lanjut atau ketika tumor memberi tekanan pada saraf, organ, atau otot di sekitarnya. Pada tahap ini, kanker bisa menimbulkan rasa nyeri, masalah pernapasan, atau perasaan kenyang di perut.
Penyebab kanker sarkoma
Penyebab kanker sarkoma belum diketahui secara pasti, tetapi penelitian terus dilakukan untuk memahami lebih lanjut. Berdasarkan kesimpulan sementara para peneliti, ada beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan kanker sarkoma:
1. Faktor genetik dan herediter
Sindrom genetik bisa menjadi penyebab dari kanker sarkoma. Sindrom genetik ini bisa diwariskan dan dapat menimbulkan resiko terkena sarkoma. Adapun sindrom tersebut seperti Sindrom Li-Fraumeni, Neurofibromatosis Tipe 1, Retinoblastoma, dan Sindrom Gardner.
2. Paparan radiasi
Faktor selanjutnya yang bisa menimbulkan penyakit kanker sarkoma adalah orang yang pernah menjalani terapi radiasi untuk pengobatan kanker lain. Hal ini dapat menimbulkan resiko tinggi untuk kanker sarkoma tumbuh di area yang terkena radiasi.
3. Paparan kimia
Paparan kimia juga bisa menyebabkan kanker sarkoma muncul. Paparan kimia seperti herbisida, arsenik, dan dioksin dapat meningkatkan risiko sarkoma.
4. Kondisi kesehatan tertentu
Kondisi kesehatan yang kurang baik seperti terkena penyakit Lymphedema Kronis yaitu Pembengkakan kronis pada lengan atau kaki (lymphedema) dapat meningkatkan risiko mengembangkan angiosarkoma di area tersebut. selain itu bisa disebabkan oleh Infeksi virus tertentu, seperti Human Herpesvirus 8 (HHV-8) yang terkait dengan Kaposi's sarcoma, terutama pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita HIV/AIDS.
5. Mutasi DNA acak
Banyak kasus sarkoma terjadi karena mutasi DNA yang terjadi secara acak tanpa penyebab yang jelas. Mutasi ini dapat mempengaruhi gen yang mengontrol pertumbuhan dan pembelahan sel, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali.
6. Lingkungan
Paparan lingkungan yang kurang sehat, seperti bahan kimia beracun atau radiasi, juga dapat memengaruhi risiko terkena kanker sarkoma.
7. Sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh yang lemah juga dapat memengaruhi perkembangan kanker. Ketidakseimbangan sistem kekebalan dapat memfasilitasi pertumbuhan sel kanker
Cara mengatasi kanker sarkoma
Mengatasi kanker sarkoma melibatkan berbagai metode pengobatan yang bergantung pada jenis sarkoma, lokasi, ukuran, serta stadium kanker. Pengobatan seringkali memerlukan pendekatan multidisipliner, melibatkan tim medis yang terdiri dari ahli bedah, onkolog, radiolog, dan spesialis lainnya. berikut cara mengatasi kanker sarkoma secara umum.
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan adalah metode utama untuk mengobati sarkoma yang terlokalisasi. Tujuannya adalah untuk mengangkat tumor sepenuhnya bersama dengan margin jaringan sehat di sekitarnya untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tersisa. Setelah itu, rekonstruksi bisa dilakukan ketika sarkoma terjadi di daerah yang penting seperti wajah.
2. Kemoterapi
Ada dua jenis kemoterapi yang bisa digunakan ketika terkena kanker sarkoma, yaitu kemoterapi sistemik dan kemoterapi Neoadjuvant dan Adjuvant. Kemoterapi sistemik bisa digunakan menggunakan obat-obatan yang disuntikkan ke dalam aliran darah untuk mencapai dan membunuh sel-sel kanker di seluruh tubuh. Tipe kemoterapi ini diperuntukkan untuk sarkoma yang telah menyebar atau memiliki resiko menyebar.
Selanjutnya kemoterapi neoadjuvant dan adjuvant yang bisa diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor (neoadjuvant) atau setelah operasi untuk mengurangi risiko kekambuhan (adjuvant).
3. Radioterapi
Radioterapi bisa digunakan untuk mengatasi kanker sarkoma. Ada dua jenis radioterapi, yaitu radioterapi Eksternal dan Radioterapi Internal (Brachytherapy).
Radioterapi Eksternal menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel kanker. Ini sering digunakan sebelum operasi (neoadjuvant) untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi (adjuvant) untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa. Sedangkan Radioterapi Internal (Brachytherapy) Melibatkan penempatan bahan radioaktif langsung di dalam atau di dekat tumor.
4. Terapi Target
Terapi target bisa digunakan untuk menangani penyakit kanker sarkoma. Terapi target menggunakan obat-obatan yang menargetkan molekul spesifik yang berperan dalam pertumbuhan dan penyebaran kanker. Contohnya adalah imatinib (Gleevec) yang digunakan untuk mengobati Gastrointestinal Stromal Tumor (GIST).
5. Imunoterapi
Imunoterapi bisa menangani kasus kanker sarkoma. Imunoterapi menggunakan sistem kekebalan tubuh pasien untuk melawan kanker. Obat-obatan seperti pembrolizumab (Keytruda) atau nivolumab (Opdivo) mungkin digunakan dalam kasus tertentu.
Recommended By Editor
- Bukan cuma bikin pusing, ini 10 dampak cuaca panas ekstrem terhadap kesehatan tubuh
- 15 Penyebab kelemahan otot dan tips untuk menjaganya, agar aktivitas berjalan lancar
- "Happiness Journey to be #GenHappineZ" persembahan kolaborasi Sasa dan Naturally Speaking by Erha
- Mengenal vaksin Dengue demam berdarah (DBD), ketahui tujuan, jenis, dan prosedurnya
- Waspada penyakit lupus, kenali penyebab, gejala dan cara mengatasinya
- Mengenal bipolar disorder penyakit yang sempat diderita Mike Tyson hingga alami perubahan mood ekstrem
- Mengenal depresi pada anak, lengkap dengan gejala, penyebab, dan cara mengatasinya