Brilio.net - Sindrom polikistik ovarium atau lebih dikenal dengan PCOS adalah kondisi kesehatan yang cukup umum dialami oleh wanita usia subur. Kondisi ini sering kali tidak disadari karena gejalanya bervariasi dan bisa menyerupai gangguan hormon lainnya. Meski begitu, PCOS dapat memengaruhi kesuburan dan kesehatan jangka panjang, sehingga penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini.

Gejala PCOS dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebih di area wajah atau tubuh, hingga peningkatan berat badan yang sulit dikendalikan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik, namun juga bisa memengaruhi kesehatan mental, terutama bagi wanita yang tengah berusaha untuk hamil.

Mengenal lebih jauh tentang sindrom polikistik ovarium, memahami penyebab, serta mengetahui cara mengatasinya adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan reproduksi. PCOS bisa ditangani dengan berbagai cara, mulai dari perubahan gaya hidup hingga pengobatan medis.

Berikut brilio.net himpun dari berbagai sumber, Selasa (1/10), penjelasan secara mendalam tentang PCOS dari gejala hingga penanganannya.

Apa itu Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)?

Apa itu sindrom polikistik ovarium (PCOS) © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

PCOS adalah gangguan hormon yang terjadi pada wanita di usia subur. Sindrom ini ditandai dengan ketidakseimbangan hormon reproduksi yang dapat memengaruhi siklus menstruasi, kesuburan, dan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu ciri khas dari PCOS adalah terbentuknya banyak kista kecil di ovarium, meski tidak semua wanita dengan PCOS mengalami kista tersebut.

PCOS sering kali menyebabkan ovarium memproduksi lebih banyak hormon androgen, yang biasanya terdapat dalam jumlah kecil pada wanita. Akibatnya, wanita dengan PCOS bisa mengalami berbagai gejala yang berhubungan dengan peningkatan kadar hormon ini, seperti jerawat, pertumbuhan rambut berlebih, dan masalah kesuburan.

Meskipun penyebab pasti PCOS belum diketahui, faktor genetik dan gaya hidup dipercaya memiliki peran penting dalam perkembangan kondisi ini. Selain itu, resistensi insulin juga sering dikaitkan dengan PCOS, di mana tubuh tidak mampu menggunakan insulin dengan efektif, sehingga memicu peningkatan produksi hormon androgen.

Gejala PCOS.

Apa itu sindrom polikistik ovarium (PCOS) © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Gejala PCOS bervariasi antar wanita, dan beberapa mungkin hanya mengalami gejala ringan, sementara yang lain merasakan dampak yang lebih serius. Beberapa gejala umum yang sering ditemukan antara lain:

1. Menstruasi tidak teratur.

Siklus menstruasi yang tidak teratur, jarang, atau bahkan berhenti total adalah salah satu tanda utama PCOS. Kondisi ini terjadi karena gangguan ovulasi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon.

2. Pertumbuhan rambut berlebih.

Wanita dengan PCOS sering kali mengalami pertumbuhan rambut berlebih (hirsutisme) di area wajah, dada, perut, atau punggung. Hal ini disebabkan oleh peningkatan kadar hormon androgen.

3. Berat badan bertambah.

Kenaikan berat badan, terutama di area perut, juga merupakan gejala yang sering ditemui pada wanita dengan PCOS. Hal ini berkaitan dengan resistensi insulin, yang membuat tubuh lebih sulit memproses gula dan lemak.

4. Jerawat dan kulit berminyak.

Peningkatan hormon androgen juga dapat menyebabkan kulit menjadi berminyak dan rentan terhadap jerawat. Kondisi ini sering kali sulit diatasi dengan perawatan kulit biasa.

5. Masalah kesuburan.

PCOS adalah salah satu penyebab utama infertilitas pada wanita. Ketika ovulasi tidak terjadi secara teratur, kesempatan untuk hamil pun berkurang.

Penyebab PCOS.

Apa itu sindrom polikistik ovarium (PCOS) © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

Penyebab pasti PCOS masih belum diketahui, namun beberapa faktor diyakini berperan dalam perkembangan sindrom ini. Berikut beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab PCOS:

1. Genetik.

PCOS cenderung diturunkan dalam keluarga. Jika ibu atau saudara perempuan mengalami PCOS, risiko seseorang untuk mengembangkan kondisi ini juga lebih tinggi. Hal ini menunjukkan adanya faktor genetik yang berperan dalam terjadinya PCOS.

2. Resistensi insulin.

Banyak wanita dengan PCOS mengalami resistensi insulin, di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan efektif. Kondisi ini menyebabkan pankreas memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga kadar gula darah tetap normal, yang pada akhirnya dapat memicu peningkatan produksi hormon androgen.

3. Peradangan ringan.

Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan PCOS sering kali memiliki tingkat peradangan rendah. Peradangan ini dapat merangsang ovarium untuk memproduksi lebih banyak hormon androgen, yang berkontribusi pada gejala PCOS.

Dampak PCOS terhadap kesehatan.

Apa itu sindrom polikistik ovarium (PCOS) © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

PCOS tidak hanya memengaruhi kesehatan reproduksi, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan jangka panjang. Berikut beberapa dampak yang mungkin terjadi:

1. Diabetes Tipe 2.

Resistensi insulin yang sering terjadi pada wanita dengan PCOS meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Kontrol gula darah yang buruk dapat memicu perkembangan kondisi ini jika tidak ditangani dengan baik.

2. Gangguan jantung.

PCOS dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung karena kadar hormon yang tidak seimbang dan adanya resistensi insulin. Kondisi ini juga bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan kolesterol yang tidak normal.

3. Depresi dan kecemasan.

Banyak wanita dengan PCOS yang juga mengalami masalah mental, seperti depresi dan kecemasan. Tekanan dari gejala fisik yang dialami serta tantangan dalam kesuburan dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

Cara mengatasi PCOS.

Apa itu sindrom polikistik ovarium (PCOS) © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

PCOS bisa diatasi dengan berbagai cara, tergantung pada gejala dan tujuan pengobatan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengelola PCOS:

1. Perubahan gaya hidup.

Menjaga berat badan yang sehat melalui diet dan olahraga adalah langkah penting untuk mengelola PCOS. Mengurangi asupan gula dan karbohidrat olahan bisa membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol gejala PCOS.

2. Pengobatan hormonal.

Pil KB sering kali diresepkan untuk membantu mengatur siklus menstruasi dan mengurangi gejala PCOS, seperti jerawat dan pertumbuhan rambut berlebih. Selain itu, pengobatan hormonal lainnya dapat digunakan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon.

3. Pengobatan kesuburan.

Bagi wanita yang ingin hamil, dokter mungkin akan meresepkan obat untuk merangsang ovulasi. Obat-obatan seperti clomiphene atau letrozole dapat membantu meningkatkan peluang ovulasi dan kehamilan.

4. Terapi insulin.

Bagi wanita dengan resistensi insulin, obat seperti metformin dapat diresepkan untuk membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif. Terapi ini dapat membantu mengatur gula darah dan mengurangi gejala PCOS.