Brilio.net - Merokok berbahaya bagi kesehatan. Siapa pun tahu ini, kamu juga, kan? Memangnya kenapa sih, kok sampai sekarang masih dianggap membahayakan kesehatan manusia.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam International Society for Microbial Ecology Journal baru-baru ini menyebutkan bahwa mengisap rokok bisa mengakibatkan perubahan jumlah bakteri di dalam mulutmu. Nah, perubahan ini bisa meningkatkan kerentanan perokok terhadap efek racun dari asap tembakau itu sendiri.
Sebagaimana dikutip brilio.net dari IFL SCIENCE!, Rabu (13/4), para ilmuwan NYU Langone Medical Center, New York, Amerika Serikat, mengambil sampel obat kumur dari 1.204 orang, terdiri dari perokok aktif hingga kini maupun yang sudah berhenti, serta mereka yang nggak merokok. Para peneliti kemudian menganalisis DNA mikroba dalam sampel ini untuk menentukan prevalensi dari berbagai bakteri yang ada di dalam mulut partisipan.
Peneliti menemukan bahwa mikrobiom oral perokok sangat berbeda dengan mereka yang telah berhenti merokok maupun yang nggak merokok. Perokok menunjukkan pertumbuhan lebih dari 150 spesies bakteri yang berbeda, yang menghambat perkembangan spesies lainnya.
BACA JUGA: Sejarah rokok kretek, dulunya ternyata jadi obat mujarab sakit dada
Memang mengejutkan penemuan ini, misalnya bakteri seperti filum Proteobacteria yang jumlahnya menurun pada si perokok. Padahal, bakteri ini memegang peranan penting menyaring racun komponen asap rokok seperti hidrokarbon aromatik polisiklik dan xilena. Di sisi lain, bakteri dari filum Streptococcus menjadi lebih banyak di mulut perokok, dibandingkan yang nggak merokok. Bakteri ini dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan periodontal atau gusi dan mulut. Perubahan ini, baik bakteri 'jahat' berkembang maupun bakteri 'baik' menurun jumlahnya, membuat konsekuensi negatif bagi kesehatan perokok.
Masalah mikroorganisme di mulut perokok lainnya misalnya asap rokok mengurangi ketersediaan oksigen di mulut, sehingga menciptakan lingkungan yang subur untuk bakteri anaerob ketimbang bakteri aerob. Kalau dikaitkan dua bakteri di atas, Streptococcus adalah bakteri anaerob, sedangkan Proteobacteria umumnya adalah bakteri aerob.
Selain itu juga merokok membuat peningkatan keasaman air liur, membuat kondisi di mana mikroba toleran-asam seperti Streptococcus berkembang makmur. Bahan kimia tertentu dalam asap rokok juga terbukti memiliki efek antibiotik yang dapat menjelaskan mengapa beberapa bakteri 'punah' karenanya.
Secara keseluruhan, studi ini tampak memberikan banyak bukti bahwa beberapa efek kesehatan negatif terkait merokok diperantarai oleh perubahan jumlah mikroorganisme oral. Namun begitu, pemimpin peneliti Jiyoung Ahn menjelaskan bahwa eksperimen lebih lanjut tetap dibutuhkan untuk membuktikan bahwa perubahan ini melemahkan pertahanan tubuh terhadap bahan kimia penyebab kanker yang terkandung dalam asap tembakau, atau memicu penyakit lain di mulut, paru-paru, atau usus.
Recommended By Editor
- Sering nyeri punggung? Hati-hati, itu bisa karena kebiasaan merokokmu!
- Ini merek rokok pertama di Indonesia, mereknya pakai nama hewan!
- Ini alasan nikotin bikin kamu nagih lagi dan lagi
- Alasan perokok enggan berhenti meski sudah tahu dampak negatifnya
- Aneh, ada peringatan dilarang merokok dalam pesawat tapi ada asbak
- Kalau desain bungkus kayak begini, masih mau merokok?
- Ini bahaya tak terduga dari puntung rokok yang kamu buang sembarangan!
- Ini yang terjadi pada tubuhmu jika berhenti merokok dari sekarang
- 11 Desain bungkus rokok paling ngeri sejagat, bikin nyali menciut!