Brilio.net - Kehidupan modern mendorong orang-orang untuk melewatkan makan pagi demi mengejar aktivitas pagi yang dianggap lebih penting. Penelitian-penelitian yang lalu menyebutkan bahwa menunda sarapan bisa mendorong kita untuk makan jauh lebih banyak alis rakus pada jadwal makan setelahnya sehingga meningkatkan potensi obesitas. Namun penelitian yang dipimpin Julia Zakrzewski-Fruer dari Universitas Bedfordshire Inggris ini membalikkan anggapan tersebut.
Penelitian ini melibatkan 40 gadis remaja berusia 11-15 tahun. Setiap partisipan dikenakan dua kondisi sarapan selama 3 hari. Kondisi pertama, peserta mengonsumsi sarapan dengan standar indeks sarapan glikemik rendah, senilai 468 kalori. Kondisi kedua, peserta diminta tidak sarapan. Masing-masing diberi buku harian makan, dan tingkat aktivitas fisiknya dipantau dengan accelerometer.
Peneliti menemukan bahwa peserta mengkonsumsi 350 kalori lebih sedikit pada hari-hari ketika mereka melewatkan sarapan, dibandingkan dengan hari-hari mereka sarapan.
"Ada banyak laporan. Sarapan pagi yang terlewat dikaitkan dengan obesitas. Ini mungkin menghasilkan anggapan bahwa sarapan dapat digunakan sebagai intervensi untuk pengendalian berat badan,"kata salah satu dari tim riset, Keith Tolfrey, dari Universitas Loughborough di Inggris.
"Penelitian lebih lanjut akan membantu untuk menentukan apakah konsumsi sarapan setiap hari dapat digunakan sebagai intervensi untuk mengurangi risiko penyakit di masa depan pada orang muda," tutur Tolfrey.
Recommended By Editor
- Terlalu lama sauna, pria ini koma dan organ tubuhnya rusak
- Belajar kasus di luar negeri, benarkah bedak bayi sebabkan kanker?
- 5 Manfaat sepak bola bagi pribadi anak menurut ahli, tak sekadar sehat
- Pasien sempat ditolak RS di Yogyakarta, ini penjelasannya
- 5 Produk asal China ini diduga berbahaya, perlu jeli sebelum beli