Brilio.net - Stem cell atau lumrah dikenal sebagai sel punca, merupakan sel yang bisa membelah diri lalu berkembang menjadi berbagai jenis macam sel dalam tubuh manusia, sehingga berpotensi digunakan untuk menggantikan berbagai jaringan tubuh yang rusak.

Terdapat dua karakteristik stem cell, yakni kemampuan untuk meregenerasi diri (self-regenerate/self-renew), di mana dapat membuat salinan sel yang sama persis melalui pembelahan sel, yang bermanfaat dalam proses regenerasi jaringan tubuh yang rusak. Karakteristik kedua, kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi sel lain. Yakni mampu berkembang menjadi berbagai jenis sel matang, seperti sel saraf, sel otot jantung, sel otot rangka, sel pankrea, dan sebagainya.

Di dunia medis, stem cell dianggap sebagai salah satu pengobatan yang cukup menjanjikan. Sebab, dapat memulihkan sel-sel tubuh yang rusak akibat penyakit kronis. Stem cell sendiri bisa didapat dari lemak, sumsum tulang, kulit, bahkan tali pusat bayi.

Brilio.net mengutip dari jurnal Soepra Hukum Kesehatan, penelitian yang dilakukan oleh Harjono Koewarijanto mendefinisikan sel punca tali pusat adalah sel yang diambil setelah kelahiran bayi. Tali pusat dan plasenta biasanya akan dibuang. Namun diketahui bahwa darah yang terdapat dalam tali pusat dan plasenta ini adalah sumber yang kaya akan sel punca, sehingga dapat disimpan pada bank sel punca untuk digunakan saat dibutuhkan.

Selain itu, sel darah tali pusat juga lebih mudah diperoleh sehingga dinilai memiliki potensi besar dalam dunia kesehatan. Proses pengambilannya tidak beresiko baik untuk bayi maupun ibu. Lantas benarkah stem cell dari darah tali pusat bayi dapat menyembuhkan penyakit? Biar lebih paham, berikut brilio.net rangkum ulasannya dari berbagai sumber, Jumat (12/7).

Benarkah stem cell tali pusat dapat menyembuhkan penyakit?

Benarkah stem cell tali pusat dapat menyembuhkan penyakit © 2024 freepik.com

Benarkah stem cell tali pusat dapat menyembuhkan penyakit
© 2024 freepik.com/berbagai sumber

Dalam jurnal yang dipublikasikan lewat The Leukimia & Lymphoma Society, transplantasi sel punca darah tali pusat pertama berhasil dilakukan pada tahun 1988 di Paris, Perancis. Pasien adalah anak laki-laki dengan penyakit Anemia Fanconi, suatu jenis anemia genetik yang berpotensi mengancam nyawa.

Sel punca darah tali pusat itu berhasil ditransplantasikan kepada banyak pasien dengan sekitar 70 penyakit, termasuk leukemia limfositik akut, talasemia, sindrom Hurler, anemia aplastic, dan masih banyak lagi. Hingga saat ini, lebih dari 5.500 transplantasi sel induk darah tali pusat telah dilakukan di seluruh dunia.

Menyadur dari laman Euro Stem Cell, setelah bayi lahir, darah tali pusat tertinggal di tali pusat dan plasenta. Darah tali pusat ini ternyata mengandung sel punca hematopoietik (HSC), sel langkah yang biasanya diperoleh dari sumsum tulang.

HSC ini ternyata sangat bermanfaat dalam membuat berbagai jenis sel dalam darah, seperti sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel-sel inilah yang berperan aktif dalam memproduksi darah dalam tubuh. Pada beberapa penelitian, stem cell dalam darah tali pusat memiliki kegunaan yang menghasilkan sel khusus di sel saraf. Walau demikian, keterangan tersebut masih jadi kontroversi sampai saat ini.

Terlepas dari itu, berdasarkan ulasan dari laman Brighaman and Womens, menjelaskan darah tali pusat memang mengandung sel induk pembentuk darah (sel punca), yang bisa memperbaharui sekaligus berkembang menjadi jenis sel lain. Sel punca inilah yang digunakan untuk transplantasi pasien kanker, seperti leukemia dan limfoma. Namun, tidak semua penyakit dapat disembuhkan melalui terapi stem cell tali pusat. Hanya sekitar 80% penyakit berat yang dapat disembuhkan melalui terapi stem cell tali pusat.

Selanjutnya, stem cell ini juga memiliki efek imunosupresif dan imunomodulator. Imunosupresif yaitu kemampuan menekankan kerja sistem kekebalan tubuh seseorang. Sedangkan imunomodulator merupakan kemampuan memodifikasi respons imun, dengan mengaktifkan mekanisme pertahanan alamiah maupun adaptif tubuh.

Harapannya stem cell ini menjadi angin segar di dunia medis yang bermanfaat bagi pasien. Stem sel tali pusat pun memiliki beberapa keuntungan, meliputi mudah diperoleh, siap dipakai karena telah melalui tahapan pre-screening, testing, hingga pembekuan. Selain itu, cenderung tidak mudah terpapar faktor eksternal serta cara pengambilannya pun tidak menimbulkan risiko pada ibu ataupun bayi.

Poin yang tak kalah penting, stem cell tali pusat minim risiko GVHD (graft-versus-host-disease) atau ketidakcocokan DNA. Bahkan boleh dikatakan, risiko intoleransi DNA lebih rendah dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari sumsum tulang.

Prosedur pengambilan darah tali pusat.

Benarkah stem cell tali pusat dapat menyembuhkan penyakit © 2024 freepik.com

Benarkah stem cell tali pusat dapat menyembuhkan penyakit
© 2024 freepik.com/berbagai sumber

Melansir dari laman National Institutes of Health dalam ulasan Umbilical Cord Blood: Information for Childbirth Educators, serta dilansir dari laman Prostemcell, walaupun tidak menimbulkan risiko tapi proses pengambilan darah tali pusat tidak boleh sembarangan. Harus ada aturan yang perlu dilakukan.

Prosedur pengambilan darah tali pusat dilakukan setelah sekitar 30-60 detik pasca bayi lahir. Cara pengambilannya pun dengan menjepit lalu memotong tali pusat. Selanjutnya, memasukkan jarum ke pembuluh darah vena umbilikal tali pusat yang masih menempel pada plasenta. Darah yang mengalir tersebut akan dikumpulkan.

Secara umum, darah yang dihasilkan dalam 1 tali pusat mencapai 1-5 ons, dengan memakan waktu kurang lebih 10 menit. Usai proses pengambilan darah selesai, darah tersebut akan disimpan dalam kantong tertutup, lalu segera dikirim ke laboratorium atau bank darah tali pusat untuk diperiksa kemudian disimpan.

Prosedur pengambilan darah tali pusat ini dapat dilakukan pada ibu yang melahirkan secara normal maupun caesar. Meski begitu, di Indonesia prosedur penyimpanan stem cell darah tali pusat ini belum umum. Namun, beberapa rumah sakit maupun laboratorium besar telah menyediakan pelayanan tersebut.

Terlepas dari itu, penelitian terkait sel punca dari darah tali pusat masih perlu tahapan serta riset yang mendalam. Meski demikian, tidak perlu khawatir perihal legalitasnya. Sebab, pelayanan sel punca telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2018. Peraturan ini menyebutkan bahwa pelayanan terapi sel punca harus bersifat pelayanan berbasis bukti (evidence-based medicine) dan telah memiliki standar pelayanan.

Manfaat tindakan stem cell pada umumnya.

Benarkah stem cell tali pusat dapat menyembuhkan penyakit © 2024 freepik.com

Benarkah stem cell tali pusat dapat menyembuhkan penyakit
© 2024 freepik.com/berbagai sumber

1. Meregenerasi jaringan, artinya memperbaiki jaringan yang telah rusak akibat penyakit. Jika pasien mengalami kekurangan organ donor, sel punca bisa berdiferensiasi menumbuhkan jaringan atau bahkan organ tertentu.

2. Pengobatan penyakit kardiovaskular, di mana penanaman sel punca bisa mengatasi penyakit jantung. Saat sel disuntikkan ke tubuh, jaringan pembuluh darah bisa terbentuk bahkan kualitasnya sama dengan pembuluh darah alami.

3. Mengatasi penyakit otak, seperti parkinson hingga alzheimer. Kerusakan pada sel otak menyebabkan gerakan otot tidak terkendali. Sel punca atau stem cell bisa bermanfaat mengisi kembali jaringan otak yang rusak.