Brilio.net - Corona menjadi virus yang sedang diwaspadai banyak orang. Sejak kemunculannya pada Desember 2019 lalu, hingga kini Corona tersebar lebih 50 negara. Wabah ini juga sudah menyebar ke Indonesia. Pada Kamis (19/3) pemerintah telah mengumumkan sudah ada 309 pasien positif Corona.
Jumlah pasien positif yang ada di Indonesia mengalami lonjakan signifikan. Hanya satu hari, yang sebelumnya pada Rabu (18/3) berjumlah 227. Dengan begitu terhitung ada tambahan sejumlah 82 orang. Melihat penyebaran Corona yang kian meluas, Presiden Jokowi pun angkat bicara.
Beberapa kebijakan telah Jokowi keluarkan, di antaranya pemerintah meminta berbagai pihak untuk meliburkan sekolah, kampus, dan menutup kantor dengan meminta karyawan bekerja dari rumah. Selain itu, kebijakan social distancing pun mulai diterapkan di ruang publik. Kini Jokowi kembali mengeluarkan kebijakan, yakni tes massal COVID-19 cakupan luas.
"Segera lakukan rapid test (tes massal) dengan cakupan lebih besar agar deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar COVID-19 bisa dilakukan," kata Presiden Jokowi saat membuka rapat terbatas Kamis (19/3) dikutip dari liputan6.com.
Jokowi meminta alat tes diperbanyak juga presiden meminta agar tes ini melibatkan rumah sakit pemerintah seperti BUMN, Pemda, serta RS TNI/Polri.
"Saya minta alat diperbanyak dan diperbanyak tempat-tempat untuk melakukan tes dan melibatkan RS baik pemerintah, BUMN, Pemda, RS TNI Polri, dan swasta, dan lembaga riset yang dapatkan rekomendasi Kemenkes," lanjut Jokowi.
Berbicara mengenai kasus Corona, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menjadikan Corona menjadi pandemi global. Corona ini menyerang bagian tenggorokan, apapun yang terjadi pada tenggorokan, masyarakat diminta untuk waspada.
Menyerang bagian tenggorokan, tak ayal membuat penderita asma dan alergi was-was. Secara klinis gejala ini memang hampir sama dengan dua penyakit tersebut. Apalagi bagi kamu yang tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya.
Nah, untuk itu kamu diharapkan bisa membedakan ketiga penyakit ini. Ada beberapa tanda yang membedakan ketiganya. Berikut brilio.net rangkumkan dari berbagai sumber pada Jumat (20/3).
1. Perbedaan gejala.
foto: unsplash.com
Bersin, pilek, sakit wajah, tetesan postnasal, dan mata gatal adalah gejala umum alergi atau pilek. Gejala Corona atau COVID-19 yang paling umum adalah demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, atau diare.
"Dalam sebuah laporan dari China lebih dari 1.000 pasien, hidung tersumbat hanya terlihat pada satu dari setiap 20 pasien," Dr. Kristine S. Arthur, seorang internis di MemorialCare Medical Group di Laguna Woods, California, dilansir dari Healthline.
Menurut WHO, batuk dan alergi biasanya menyerang tenggorokan dengan tanda khas infeksi saluran pernapasan atas. Sedangkan penderita Corona akan mengalami infeksi saluran napas bagian bawah.
2. Waktu gejala.
foto: unsplash.com
Gejala COVID-19 biasanya muncul dua hingga 14 hari setelah paparan. Namun ada juga beberapa orang menjadi terinfeksi tetapi tidak mengalami gejala apapun dan tidak merasakan sakit. Orang-orang seperti ini masih dapat menularkan virus kepada orang di sekitar mereka, bahkan jika mereka tidak merasa sakit.
Sedangkan alergi dapat bertahan lebih lama dari itu. Ada beberapa orang yang menderita alergi sepanjang tahun. Salah satu cara agar tetap sadar terhadap gejala yang kamu alami adalah mengingat riwayat di masa lalu. Apakah kamu punya alergi sebelumnya, atau adakah keluarga yang mengidap alergi.
Untuk flu, jangka waktu pada umumnya hanya sebentar setelah minum obat dan cukup istirahat. Namun perhatikan dan teliti lagi sebelumnya, apakah kamu pernah memiliki riwayat flu lama atau tidak.
Tindakan pencegahan yang dianjurkan.
foto: jogjaprov.go.id
Tindakan pencegahan yang layak dilakukan adalah mematuhi segala imbauan yang ada. Namun yang paling penting adalah dimulai dari diri sendiri atau sadar diri. Menjaga kesehatan, mendapatkan vaksin, minum, dan makan bergizi, istirahat yang cukup, dan lainnya. Merujuk dari WHO melalui laman vox.com, berikut kunci utama agar tidak tertular Corona.
1. Cuci tangan.
foto: unsplash.com
Cuci tanganmu sesering mungkin. Cobalah untuk tidak menyentuh bagian wajah. Karena kuman bisa berasal dari tangan. Kuman bisa menular melalui tangan ke tangan orang lain.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, kamu harus sering mencuci tangan dengan sabun dan air selama setidaknya 20 detik.
Setelah pergi ke kamar mandi, sebelum makan, setelah meniup hidung, batuk, atau bersin, seseorang wajib mencuci tangan. Jika sabun dan air tidak tersedia, kamu juga dapat menggunakan pembersih tangan dengan hand sanitizer.
Kamu juga harus menghindari berjabat tangan, menggunakan tisu saat bersin, kemudian memasukkan tisu ke tempat sampah, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut. Selain itu juga penting buat kamu terus menjaga kesehatan diri sendiri.
2. Jauhi ruang publik.
foto: Instagram/@makassar_iinfo
Satu-satunya cara untuk memperlambat penyebaran virus adalah menghindari kontak dekat dengan sejumlah besar orang. Bukan karena tidak ingin bertemu dan bersosialisasi dengan orang lain. Namun penyebaran virus tak akan bisa terhenti jika terus menular ke orang lain.
3. Masker digunakan untuk orang sakit.
foto: unsplash.com
Corona menyebabkan masker menjadi langka. Karena itu Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan agar masker hanya digunakan untuk orang yang sakit.
Recommended By Editor
- 5 Langkah mudah bersihkan smartphone agar terbebas virus Corona
- 6 Tips mencegah virus Corona sejak gejala ringan datang
- Kabar terkini 6 pemain film Contagion, gayanya curi perhatian
- 5 Film tentang wabah virus, Contagion paling mirip serangan Corona
- Jokowi perintahkan tes massal Covid-19 segera dilakukan
- Kisah Risma ajak Rektor IT Telkom Surabaya ciptakan bilik sterilisasi
- 8 Cara persiapkan diri secara emosional selama isolasi akibat corona