Brilio.net - Diabetes telah lama mengintai kesehatan anak-anak. Tercatat, menurut World Health Organization atau WHO diabetes paling umum yang diidap oleh anak-anak adalah diabetes tipe 1. Jumlah kasus diabetes tipe 1 pada anak terus meningkat secara global, dengan perkiraan ada sekitar 1,1 juta anak dan remaja di bawah 20 tahun yang hidup dengan diabetes tipe 1.
Selain itu, WHO juga mencatat peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak dan remaja, terutama di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi. Hal ini sebagian besar dikaitkan dengan peningkatan obesitas dan gaya hidup tidak sehat.
Sedangkan di Indonesia, kasus diabetes bisa diketahui melalui Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) yang menyebutkan prevalensi diabetes mellitus pada usia 15 tahun ke atas di Indonesia adalah 2 persen.
Tidak hanya itu, menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), menyatakan prevalensi diabetes tipe 1 pada anak di Indonesia diperkirakan sekitar 3,1 per 100 ribu anak. Salah satu alasan diabetes pada anak adalah pola makan yang tinggi gula dan lemak tidak sehat.
Perlu diketahui bahwa rekomendasi asupan gula untuk anak menurut WHO adalah kurang dari 10 persen dari total asupan energi harian. Namun, idealnya kurang dari 5 persen dari total asupan energi harian untuk manfaat kesehatan. Untuk anak dengan asupan energi 1500 kkal per hari, 5 persen setara dengan sekitar 18 gram gula bebas.
Sedangkan American Heart Association (AHA) merekomendasikan batas asupan gula tambahan untuk anak-anak di usia 2-18 tahun dengan maksimal 6 sendok teh (25 gram) per hari. Maka dari itu, anak-anak perlu membatasi konsumsi makanan yang mengandung gula berlebih.
Selain itu, kamu juga bisa mengurangi konsumsi gula pada anak dengan beberapa tips yang telah brilio.net sediakan dari berbagai sumber, Rabu (31/7). Yuk, simak penjelasannya.
Tips mengurangi konsumsi gula pada anak.
foto: freepik.com
Mengurangi konsumsi gula pada anak adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mereka dan mencegah masalah kesehatan di masa depan. Terlalu banyak gula dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan kesehatan lainnya. Adapun tips yang bisa kamu gunakan untuk mengurangi konsumsi gula pada anak sebagai berikut:
1. Kenali sumber gula tersembunyi.
Banyak makanan dan minuman yang mengandung gula tersembunyi, seperti saus tomat, makanan olahan, dan minuman ringan. Bacalah label nutrisi dan perhatikan kandungan gula tambahan yang sering kali terdapat dalam produk-produk tersebut.
2. Ganti minuman manis dengan pilihan sehat.
Gantilah minuman manis seperti soda dan jus buah dengan air putih, susu rendah lemak, atau air infused dengan potongan buah. Pilihan ini tidak hanya mengurangi asupan gula tetapi juga memberikan hidrasi yang lebih baik.
3. Sajikan buah segar sebagai camilan.
Alihkan kebiasaan makan camilan manis dengan buah segar. Buah-buahan seperti apel, pir, dan beri tidak hanya memuaskan rasa manis tetapi juga memberikan vitamin dan serat yang bermanfaat.
4. Masak makanan sendiri.
Memasak makanan di rumah memungkinkan kamu untuk mengontrol bahan-bahan yang digunakan dan mengurangi jumlah gula yang ditambahkan. Cobalah resep sehat dan kreatif yang menggunakan bahan-bahan alami untuk menggantikan gula tambahan.
5. Perkenalkan makanan utuh dan segar.
Fokuskan pada makanan utuh seperti sayuran, biji-bijian, dan protein tanpa lemak. Makanan ini tidak hanya mengandung sedikit gula tetapi juga memberikan energi dan nutrisi yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang.
Jika anak telah kecanduan makanan yang mengandung gula terlalu banyak, kamu harus menghentikan kebiasaan tersebut. Jika dibiarkan, kebiasaan ini dapat mengancam kesehatan dan tumbuh kembang anak. untuk itu, kamu bisa mengikuti tips mengatasi kecanduan anak terhadap makan manis sebagai berikut:
Tips mengatasi kecanduan anak terhadap makanan manis.
foto: freepik.com
Mengatasi kecanduan anak terhadap makanan manis harus cepat ditangani. Dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa membantu mereka mengembangkan kebiasaan makan yang lebih sehat. Berikut adalah beberapa tips efektif untuk menangani kecanduan anak terhadap makanan manis:
1. Pahami penyebab kecanduan.
Cobalah untuk memahami alasan di balik kecanduan anak terhadap makanan manis. Apakah mereka makan makanan manis karena kebosanan, stres, atau hanya kebiasaan? Mengetahui penyebabnya dapat membantu kamu mengatasi masalah dengan cara yang lebih efektif.
2. Ganti dengan pilihan sehat.
Alihkan kebiasaan makan makanan manis dengan camilan yang lebih sehat, seperti buah segar, yoghurt tanpa tambahan gula, atau kacang-kacangan. Menyediakan alternatif yang enak dan bergizi dapat mengurangi keinginan anak untuk makan makanan manis.
3. Atur konsumsi makanan manis.
Batasi konsumsi makanan manis dengan menetapkan aturan tentang frekuensi dan jumlah makanan manis yang boleh dimakan. Misalnya, batasi makanan manis hanya pada hari-hari tertentu atau sebagai bagian dari makanan penutup setelah makan malam.
4. Jadikan makanan sehat lebih menarik.
Buat makanan sehat menjadi lebih menarik dengan cara kreatif. Sajikan buah-buahan dalam bentuk potongan yang menarik atau buat smoothies menggunakan buah-buahan dan sayuran. Menggunakan warna dan bentuk yang berbeda bisa membuat makanan sehat lebih menarik bagi anak.
5. Libatkan anak dalam memilih makanan.
Ajak anak untuk ikut serta dalam memilih dan menyiapkan makanan sehat. Dengan melibatkan mereka dalam proses ini, anak akan merasa lebih memiliki tanggung jawab terhadap pilihan makanannya dan lebih terbuka untuk mencoba alternatif sehat.
Selain mengatasi kecanduan anak terhadap makanan manis, kamu juga bisa mengolah makanan yang manis lebih sehat untuk anak. Mau tahu bagaimana caranya? Simak penjelasan berikut ini.
Tips mengolah makanan manis yang sehat untuk anak.
foto: freepik.com
Mengolah makanan manis dengan cara yang sehat untuk anak-anak dapat membantu mereka menikmati rasa manis tanpa mengorbankan kesehatan. Berikut adalah beberapa tips untuk membuat makanan manis yang lebih sehat:
1. Gunakan pemanis alami.
Alihkan penggunaan gula putih dengan pemanis alami seperti madu, sirup maple, atau agave. Pemanis alami sering kali memiliki indeks glikemik yang lebih rendah dan memberikan beberapa manfaat nutrisi tambahan.
2. Pilih buah-buahan segar.
Gunakan buah-buahan segar sebagai bahan dasar untuk membuat makanan manis. Buah seperti apel, pisang, dan beri dapat digunakan dalam smoothies, puding, atau sebagai topping untuk yoghurt. Buah-buahan tidak hanya memberikan rasa manis alami tetapi juga vitamin dan serat yang bermanfaat.
3. Buat smoothie sehat.
Smoothie bisa menjadi alternatif yang enak dan bergizi untuk camilan manis. Campurkan buah-buahan segar atau beku dengan yoghurt rendah lemak atau susu almond, dan tambahkan sedikit sayuran seperti bayam untuk meningkatkan kandungan nutrisi.
4. Gunakan tepung utuh.
Jika membuat kue atau muffin, gunakan tepung gandum utuh atau tepung almond sebagai pengganti tepung putih. Tepung gandum utuh mengandung serat lebih tinggi dan nutrisi tambahan dibandingkan tepung putih, sehingga lebih sehat untuk anak.
5. Kombinasikan dengan bahan bergizi.
Saat membuat makanan manis, tambahkan bahan-bahan bergizi seperti biji chia, flaxseed, atau oatmeal. Bahan-bahan ini dapat menambah serat, protein, dan lemak sehat pada camilan manis, membuatnya lebih bergizi.
Recommended By Editor
- Viral banyak anak cuci darah di RSCM, ini 10 penyebab gagal ginjal pada usia dini
- PIN Polio adalah kegiatan memberikan vaksin pada anak, kenali prosedur dan manfaatnya
- Kenali jenis-jenis vaksin polio, manfaat, dan cara mengatasi efek sampingnya pada anak
- Bisa bikin obesitas pada anak, kenali makanan ultra proses dan bahayanya bagi kesehatan
- Jangan diabaikan, kenali gejala kelenjar getah bening pada anak dan ciri-cirinya