Brilio.net - Memiliki anak yang gemuk dengan pipi tembem (chubby), pasti jadi sebuah kebanggaan orangtua. Karena menganggap anak gemuk itu sangat lucu dan menggemaskan. Namun, orangtua juga harus memperhatikan, apakah anak gemuk itu memang sehat atau justru anak sudah memasuki berat badan berlebihan (obesitas).

Menurut Konselor Laktasi, dr Ameetha Drupadi, CIMI setiap orangtua harus memperhatikan asupan nutrisi yang diberikan pada anak. Ia mengatakan setiap orangtua perlu membatasi pemberian susu formula kepada anak. Karena banyak sekali kasus yang terjadi ketika anak terbiasa mengonsumsi susu formula, mereka jadi tidak mau makan.

"Banyak orangtua yang anaknya enggak mau makan terus dikasih susu formula. Akhirnya ada dampak terlambat ngomong karena makan bisa merangsang bisa ngomong," ujarnya kepada media di Jakarta.

Ameertha pun menghimbau kepada orangtua untuk mengenalkan jadwal makan pada anak sejak kecil agar metabolisme anak terbentuk sampai dewasa nanti.

"Misalnya sarapan pukul 7 atau 8 pagi. Di jam 9 atau 10 pagi diberi selingan snack. Nanti makan siang jam 12 dan makan sore jam 6 atau 7. Pada jam 4 sore, beri selingan misalnya buah," tuturnya.

MPASI  2020 brilio.net

MPASI
2020 brilio.net/Syifa

Armeetha mengatakan lebih baik untuk mengurangi pemberian susu pada anak, lebih baik memberikan makan lebih banyak dibanding susu.

"Enggak boleh terlalu banyak. Sesuaikan aja. Lebih baik dikasih makan, kalaun 2 tahun enggak perlu dikasih formula, asal nutrisi sempurna. Penggunaan susu dikurangi agar anak mau makan," jelasnya.

Pemberian nutrisi yang sempurna pada anak yang masih diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) lebih baik yang berasal dari buatan sendiri (homemade) dengan beras asli yang utuh. Lalu bisa diperkaya campuran sayuran hijau seperti brokoli, wortel, buncis dan lainnnya sebagai protein nabati dan ikan sebagai protein hewani.

Sayangnya sejumlah ibu masih belum mengetahui bagaimana memberikan MPASI yang tepat. Akibatnya anak tidak tumbuh sehat atau optimal atau berlebih. Misalnya anak tumbuh stunting (kerdil) atau justru obesitas (kegemukan). Salah satu faktornya adalah kurang pengetahuan di kalangan para ibu.

"MPASI harus tepat waktu. Mulai 6 bulan atau 180 hari. Atau 5 bulan 30 hari. Banyak keliru juga di masyarakat bayi-bayi sehat sudah diberi MPASI makanan selain ASI sejak dini sebelum 6 bulan. Padahal standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) semestinya bayi baru boleh diberi makanan selain ASI setelah usianya 6 bulan," tegas Dokter Konselor Laktasi dr. Ameetha Drupadi, CIMI.

Sementara itu, Founder & CEO PT. Hassana Boga Sejahtera (Nayz), Luthfi Hakim mengatakan MPASI homemade menjadi tren saat ini. Sementara, organik adalah gaya hidup kekinian. Gaya hidup yang selaras dengan alam, dalam arti mendukung kelestarian dan menjaga alam dari kerusakan. Bebas pestisida.

"Homemade atau rumahan, artinya dibuat di rumah, oleh tangan Bunda sendiri. Inilah wujud cinta kasih ibu," tutupnya.