Brilio.net - Kasus batuk rejan pada anak kembali menjadi sorotan. Pasalnya menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), penyakit yang disebabkan oleh Bordetella pertussis bisa memicu batuk berbulan-bulan yang menyerang siapa saja, termasuk anak-anak.
Nggak heran bila batuk rejan menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua. Penyakit menular ini tidak hanya menyebabkan batuk berkepanjangan, tetapi juga dapat berujung pada komplikasi serius seperti pneumonia dan gagal napas jika tidak segera ditangani.
Oleh karena itu, memahami tips mencegah penularan batuk rejan pada anak menjadi sangat penting untuk melindungi kesehatan si kecil. Terlebih penularan yang cukup cepat membuat orang tua selalu waspada akan infeksi bakteri ini. Anak-anak lebih rentan alami batuk rejan sebab belum memiliki sistem imun yang stabil.
Menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker, serta menghindari kontak dengan penderita adalah beberapa langkah awal yang dapat dilakukan oleh orang tua. Selain itu, dengan mengetahui tips mencegah penularan batuk rejan pada anak, risiko penularan dapat ditekan sekaligus memberikan perlindungan ekstra bagi buah hati.
Tips mencegah penularan batuk rejan pada anak.
1. Vaksinasi
Vaksinasi merupakan langkah paling efektif dalam mencegah batuk rejan. Vaksin DTaP (Difteri, Tetanus, Pertusis) diberikan dalam beberapa dosis sesuai jadwal imunisasi. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics oleh Misegades et al. (2012) menunjukkan bahwa efektivitas vaksin DTaP dalam mencegah batuk rejan pada anak-anak berusia 3-10 tahun sekitar 88,7%.
Vaksinasi tidak hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga untuk orang dewasa, terutama ibu hamil maupun anggota keluarga yang akan kontak dengan bayi baru lahir. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan vaksin Tdap untuk ibu hamil pada setiap kehamilan, idealnya antara minggu ke-27 dan ke-36, untuk memberikan perlindungan pada bayi sebelum mereka cukup umur untuk divaksinasi.
2. Batasi kontak dengan orang yang terinfeksi
Batuk rejan dapat menyebar dengan cepat melalui percikan ludah saat orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Karena itu, jika ada anggota keluarga maupun orang di sekitar yang terinfeksi batuk rejan, sebaiknya anak-anak dijauhkan dari kontak langsung.
Menurut Journal of the American Medical Association (JAMA), menjaga jarak fisik dan menggunakan masker menjadi cara yang efektif untuk mengurangi risiko penularan, terutama bagi anak-anak yang belum mendapatkan vaksin lengkap.
3. Jaga kebersihan tangan
Menjaga kebersihan tangan menjadi langkah penting dalam mencegah penyebaran berbagai penyakit, termasuk batuk rejan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam American Journal of Infection Control oleh Aiello et al. (2008) menunjukkan bahwa mencuci tangan secara teratur dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan hingga 21%.
Sebaiknya ajarkan anak-anak untuk mencuci tangan mereka dengan sabun dan air mengalir minimal 20 detik, terutama sebelum makan, setelah menggunakan toilet, hingga setelah batuk atau bersin. Jika air dan sabun tidak tersedia, gunakan hand sanitizer berbasis alkohol dengan kandungan alkohol minimal 60%.
4. Ajarkan adab saat batuk dan bersin
Mengajarkan untuk praktikkan etika batuk dan bersin yang benar dapat membantu mencegah penyebaran droplet yang mengandung bakteri penyebab batuk rejan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Fluid Mechanics oleh Bourouiba, menunjukkan bahwa droplet dari batuk maupun bersin dapat menyebar hingga 6-8 meter.
Jadi, sebaiknya ajarkan anak-anak untuk menutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu segera membuang tisu ke tempat sampah. Jika tisu tidak tersedia, ajarkan mereka untuk batuk maupun bersin ke siku bagian dalam, bukan ke tangan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi risiko penyebaran bakteri melalui kontak tangan.
5. Menjaga kebersihan lingkungan
Menjaga kebersihan lingkungan, terutama di tempat-tempat yang sering disentuh dapat membantu mengurangi risiko penularan batuk rejan. Menyadur riset dari Applied and Environmental Microbiology oleh Kramer et al. (2006) menunjukkan bahwa bakteri penyebab infeksi saluran pernapasan dapat bertahan di permukaan benda mati selama beberapa jam hingga beberapa hari.
Bersihkan dan disinfeksi secara rutin permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, meja, mainan, maupun perangkat elektronik. Gunakan desinfektan yang disetujui oleh badan kesehatan setempat lalu ikuti petunjuk penggunaan dengan benar.
6. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak
Memperkuat sistem kekebalan tubuh anak dapat membantu melindungi mereka dari berbagai infeksi, termasuk batuk rejan. Pada riset dalam Proceedings of the Nutrition Society oleh Calder menunjukkan bahwa nutrisi yang tepat berperan penting dalam fungsi kekebalan tubuh.
Pastikan anak-anak mendapatkan nutrisi yang seimbang, termasuk buah-buahan, sayuran, protein, dan karbohidrat kompleks. Vitamin D juga telah terbukti penting untuk kekebalan tubuh. Sebuah meta-analisis yang dipublikasikan dalam BMJ oleh Martineau et al. (2017) menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan akut.
7. Menghindari paparan asap rokok
Paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan pada anak-anak, termasuk batuk rejan. Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Pediatrics oleh DiFranza et al. (2012) menunjukkan bahwa anak-anak yang terpapar asap rokok di rumah memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami infeksi saluran pernapasan bawah.
Jadi, untuk mencegah penularan penyakit sebaiknya lindungi anak-anak dari paparan asap rokok dengan tidak merokok di dalam rumah atau di sekitar anak-anak. Jika ada anggota keluarga yang merokok, tegur agar berhenti atau setidaknya merokok di luar rumah.
8. Edukasi dan tingkat kesadaran
Meningkatkan kesadaran tentang batuk rejan dan cara pencegahannya jadi langkah penting dalam mengurangi penyebaran penyakit ini. Melalui edukasi kesehatan yang tepat dapat meningkatkan tingkat vaksinasi sekaligus pencegahan penyakit sebab lebih banyak orang yang aware terhadap penyakit ini.
Berikan informasi yang akurat kepada anak-anak dan orang tua tentang gejala batuk rejan, pentingnya vaksinasi, serta langkah-langkah pencegahan lainnya. Perlu diingat, segera mencari perawatan medis jika ada gejala yang mencurigakan.
Recommended By Editor
- Cegah sebelum terlambat, ini 5 orang yang rentan tertular batuk rejan
- Jangan disepelekan, ini alasan jagung parut bahaya untuk penderita cacar
- Kerap dianggap bahaya, bolehkah ibu hamil makan mi instan? Begini penjelasan dokter kandungan
- Terkonfirmasi 8 kasus cacar monyet terjadi di Indonesia, kenali gejala dan cara pencegahannya
- 8 Gejala neuropati ini perlu diwaspadai, kenali gejala dan cara mengatasinya
- Indonesia jadi negara dengan gen talasemia yang tinggi, berikut pengertian, gejala, dan pencegahannya