Brilio.net - Ketika membeli makeup di toko kosmetik, kebanyakan dari kita bakal mencoba produk-produk tester yang disediakan. Pasalnya, setiap perempuan yang membeli makeup ingin menemukan warna maupun tekstur makeup yang tepat. Seperti lipstik, foundation, eye shadow, dan sebagainya sesuai dengan tone kulit.

Bukan tanpa alasan, jika salah pilih warna, bisa membuat hasil makeup yang kurang tepat. Nggak heran jika banyak orang ketika membeli makeup mencoba tester terlebih dahulu. Tapi sayangnya, tanpa disadari kebiasaan mencoba produk tester di drugstore ternyata berdampak buruk pada kesehatan. Bahkan bisa terinfeksi virus penyakit berbahaya.

Hal ini sempat dialami oleh seorang wanita asal Malaysia, bernama Lalah Fatihah Ramli. Pada laman TikTok @kakakteha sempat membagikan pengalaman pahit saat terinfeksi virus herpes usai mencoba produk kosmetik di drugstore. Dari pengalaman content creator tersebut patut dijadikan pelajaran agar tidak sembarangan mencoba produk atau alat kosmetik yang tersedia di toko.

Nggak cuma bisa terinfeksi herpes, ada pula dampak buruk lainnya jika sering mencoba produk tester kosmetik di drugstore. Lantas apa saja bahaya atau dampaknya? Yuk simak ulasan lengkap di bawah ini! Brilio.net rangkum dari berbagai sumber, Jumat (19/7).

Dampak buruk pakai tester makeup di drugstore kosmetik.

Dampak buruk coba tester makeup di drugstore kosmetik  2024 freepik.com

foto: freepik.com

1. Risiko kontaminasi bakteri.

Salah satu masalah yang tidak bisa terhindar ketika kerap memakai produk tester di drugstore yakni risiko terkontaminasi bakteri. Produk tester kosmetik sering disentuh maupun digunakan oleh banyak orang. Hal ini menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan serta penyebaran bakteri.

Bakteri yang terkumpul di produk tester dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, terutama jika diaplikasikan pada area sensitif seperti mata atau bibir. Infeksi bakteri dapat mengakibatkan iritasi, peradangan, atau bahkan infeksi yang lebih serius.

Melansir penelitian yang dilakukan oleh Dadashi dan Dehghan Zadeh (2016) di Journal of Health Sciences and Surveillance System menemukan bahwa 67,7% sampel kosmetik tester yang diperiksa terkontaminasi oleh berbagai jenis bakteri, termasuk Staphylococcus aureus sekaligus Pseudomonas aeruginosa.

2. Potensi penularan penyakit menular.

Penggunaan produk tester yang sama oleh banyak orang meningkatkan risiko penularan penyakit menular. Sebuah studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Microbiology oleh Farrugia et al. (2015) menunjukkan bahwa virus herpes simplex dapat bertahan pada permukaan lipstik maupun alat makeup lainnya selama beberapa jam, sehingga meningkatkan risiko penularan.

Virus seperti herpes simplex (penyebab luka dingin) atau konjungtivitis (mata merah) dapat dengan mudah ditularkan melalui penggunaan bersama produk seperti lipstik atau maskara. Dalam kasus yang lebih serius, bahkan ada risiko penularan hepatitis atau infeksi stafilokokus. Oleh karena itu, harus hati-hati banget ya dalam menggunakan produk tester di drugstore.

3. Memicu reaksi alergi.

Tak jarang juga ketika kerap mencoba produk kosmetik di drugstore menunjukkan reaksi alergi tertentu. Setiap orang memiliki sensitivitas kulit yang berbeda-beda. Mencoba produk tester tanpa mengetahui komposisi lengkapnya atau riwayat penggunaan sebelumnya dapat memicu reaksi alergi.

Gejala alergi dapat berkisar dari ruam ringan hingga pembengkakan parah atau kesulitan bernapas dalam kasus yang ekstrem. Menyadur penelitian oleh oleh Kirchhof dan de Gannes (2013) di Dermatitis Journal mengungkapkan bahwa bahan-bahan dalam kosmetik, terutama pengawet dan pewangi dapat menyebabkan dermatitis kontak alergi pada pengguna yang sensitif.

4. Iritasi kulit.

Produk tester mungkin telah terkontaminasi dengan bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi kulit. Selain itu, penggunaan berulang oleh banyak orang dapat mengubah konsistensi atau pH produk, akibatnya dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif. Iritasi dapat menyebabkan kemerahan, gatal, atau bahkan pengelupasan kulit.

5. Infeksi mata.

Mencoba produk eye makeup seperti maskara atau eyeliner dari tester di drugstore sangat berisiko. Area mata sangat rentan terhadap infeksi. Nah, apabila kamu menggunakan produk tester makeup mata tersebut dapat menyebabkan infeksi seperti konjungtivitis atau bahkan infeksi kornea yang lebih serius, bahkan dapat mengancam penglihatan.

6. Peradangan folikel rambut.

Untuk produk seperti blush on atau foundation, penggunaan tester dapat menyebabkan peradangan folikel rambut (folikulitis). Hal ini bisa terjadi ketika bakteri masuk ke dalam folikel rambut. Akibatnya menyebabkan pembengkakan, kemerahan, dan kadang-kadang pustula.

7. Memperparah kondisi kulit yang sudah ada.

Bagi kamu yang memiliki kondisi kulit seperti jerawat, eksim, atau psoriasis. Ketika menggunakan produk tester makeup di drugstore ternyata bisa memperburuk kondisi tersebut. Bagaimana tidak, kontaminan bakteri atau kotoran dalam produk dapat memicu flare-up atau memperparah gejala yang sudah ada. Oleh karena itu tidak disarankan mencoba produk tester makeup atau alat makeup di drugstore.

Selanjutnya, menelisik risiko tersebut, sangat disarankan untuk menghindari penggunaan produk tester kosmetik langsung pada kulit, terutama di area sensitif seperti mata atau bibir. Jika ingin mencoba produk, lebih baik meminta sampel yang belum dibuka atau menggunakan metode pengujian yang lebih higienis yang disediakan oleh toko, seperti aplikator sekali pakai.

Tips aman menggunakan produk tester kosmetik di drugstore.

Dampak buruk coba tester makeup di drugstore kosmetik  2024 freepik.com

foto: freepik.com

1. Gunakan aplikator sekali pakai.

2. Hindari area sensitif mata, bibir, atau selaput lendir. Risiko infeksi di area-area ini sangat tinggi.

3. Jika ingin melihat warna atau tekstur, aplikasikan produk pada punggung tangan, bukan pada wajah atau area lain yang lebih sensitif.

4. Sebelum dan sesudah menggunakan produk tester makeup, wajib bersihkan dengan hand sanitizer.

5. Hindari menggunakan tester yang terlihat kotor, kering, atau berubah warna/tekstur.