Brilio.net - Sunat atau sirkumsisi sering menjadi topik diskusi bagi banyak orang, terutama soal waktu yang paling baik untuk melakukannya. Sunat umumnya dilakukan saat anak masih kecil, namun tidak sedikit pula yang baru memutuskan sunat ketika dewasa. Keputusan ini sering dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari alasan medis hingga tradisi keluarga. Namun, pertanyaan utamanya adalah, mana yang lebih baik secara kesehatan: sunat saat kecil atau dewasa?
Masing-masing usia punya kelebihan dan tantangan tersendiri terkait sunat. Sunat pada anak-anak biasanya dianggap lebih praktis dan minim trauma, baik fisik maupun emosional. Di sisi lain, sunat saat dewasa memungkinkan seseorang lebih memahami prosedur dan mungkin lebih bisa menjaga kebersihan area yang disunat.
Berdasarkan berbagai penelitian medis, setiap fase usia—baik anak-anak maupun dewasa punya risiko infeksi, pendarahan, dan pemulihan yang berbeda. Nah, untuk lebih jelasnya berikut ulasan lengkap mengenai tema di atas, seperti dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (7/11).
Manfaat sunat pada anak-anak dan dewasa.
Manfaat sunat pada anak-anak.
Sunat yang dilakukan saat masih anak-anak sering kali dianggap lebih menguntungkan dalam beberapa aspek. Pertama, proses penyembuhan pada anak-anak biasanya lebih cepat dibandingkan orang dewasa. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Pediatric Surgery, jaringan tubuh anak-anak lebih elastis dan memiliki kemampuan regenerasi yang lebih baik, sehingga bekas luka pada anak lebih cepat sembuh dan lebih minim risiko infeksi dibandingkan sunat pada orang dewasa.
Selain itu, risiko trauma atau kecemasan yang berlebihan biasanya lebih rendah. Anak-anak cenderung cepat melupakan pengalaman sunat karena belum memiliki memori yang mendalam seperti orang dewasa. Dari sisi medis, prosedur sunat pada anak-anak juga sering kali memerlukan waktu yang lebih singkat karena jaringan penis yang lebih kecil dan elastis. Beberapa ahli juga menyarankan sunat pada anak untuk mencegah infeksi saluran kemih yang lebih sering terjadi pada bayi laki-laki yang belum disunat.
Manfaat sunat pada dewasa.
Meski sunat pada usia dewasa memiliki beberapa risiko tambahan, ada sejumlah manfaat yang juga penting. Dewasa yang memutuskan untuk sunat biasanya lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan pascaoperasi, sehingga proses penyembuhan dapat lebih terjaga. Dalam artikel yang diterbitkan oleh American Urological Association, disebutkan bahwa sunat pada dewasa memiliki keuntungan bagi mereka yang mengalami masalah pada kulup, seperti fimosis atau peradangan kronis pada penis.
Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sunat pada pria dewasa dapat mengurangi risiko tertular infeksi menular seksual (IMS). Menurut laporan World Health Organization (WHO), sunat pada pria dewasa telah terbukti mengurangi risiko penularan HIV dan beberapa jenis infeksi lain hingga 60%. Fakta ini membuat sunat pada usia dewasa menjadi pilihan bagi pria yang lebih memahami kebutuhan kesehatan seksual mereka.
Risiko dan tantangan sunat berdasarkan usia.
Risiko sunat pada anak-anak.
Meskipun umumnya dianggap aman, sunat pada anak-anak tetap memiliki risiko tersendiri. Risiko seperti pendarahan atau infeksi masih mungkin terjadi, terutama jika prosedur dilakukan dalam kondisi yang kurang steril. Namun, risiko ini relatif kecil dan dapat dicegah dengan pemilihan klinik atau tenaga medis yang profesional.
Beberapa anak mungkin juga mengalami trauma ringan atau ketidaknyamanan saat pemulihan. Meskipun mereka belum sepenuhnya memahami prosedur yang dijalani, beberapa anak mungkin merasa takut atau cemas saat berhadapan dengan dokter atau ruang medis. Pemulihan yang tidak optimal juga dapat terjadi jika perawatan pasca-sunat kurang diperhatikan oleh orang tua.
Risiko sunat pada dewasa.
Sunat pada usia dewasa memiliki risiko yang sedikit lebih tinggi dibandingkan sunat pada anak-anak, terutama dalam hal waktu pemulihan dan ketidaknyamanan pascaoperasi. Prosedur pada dewasa biasanya lebih lama dan memerlukan anestesi lokal atau bahkan umum, tergantung pada kondisi pasien. Rasa nyeri pascaoperasi juga cenderung lebih terasa, karena jaringan dewasa sudah tidak seelastis jaringan pada anak-anak.
Selain itu, dewasa yang menjalani sunat seringkali membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh total, terutama jika mereka menjalani aktivitas fisik atau pekerjaan yang membutuhkan banyak gerak. Berdasarkan penelitian dari British Journal of Urology, komplikasi yang paling umum pada pria dewasa adalah pendarahan dan infeksi. Meski demikian, dengan perawatan yang baik, risiko-risiko ini bisa diminimalkan.
Kapan waktu yang tepat untuk sunat?
Memutuskan kapan waktu terbaik untuk sunat bergantung pada berbagai faktor, termasuk kondisi kesehatan, kebutuhan pribadi, dan kenyamanan. Bagi keluarga yang memiliki tradisi sunat pada anak-anak, mungkin lebih baik melakukannya di usia dini karena pemulihan yang lebih cepat dan minim trauma. Namun, bagi pria dewasa yang memahami dan menjaga kebersihan dengan baik, sunat pada usia dewasa juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk kesehatan jangka panjang.
Jika kamu mempertimbangkan sunat pada usia dewasa, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter urologi untuk mendapatkan penjelasan lengkap mengenai prosedur dan risikonya. Sementara itu, orang tua yang ingin menyunat anak mereka dapat berkonsultasi dengan dokter anak untuk memastikan proses yang aman dan minim risiko.
Recommended By Editor
- Sehari bisa habis 100 batang rokok, Shah Rukh Khan ungkap alasan berhenti merokok di usia 59 tahun
- 9 Manfaat mengonsumsi makanan pedas, bisa bantu mengurangi tekanan darah
- Memahami macam-macam volume pernapasan dan pentingnya bagi kesehatan
- Badan lemas dan kurang energi? Buah satu ini bisa bikin tubuh berenergi dengan cepat
- Ternyata benar, ini alasan medis kenapa joget dangdut bisa hilangkan penat dan linu-linu
- Kenali penyakit tumor hipofisis, ini 5 gejala, faktor risiko, dan cara pencegahannya
- Musim batuk pilek, ini 9 cara ampuh cegah penularan virus pada anak di lingkungan sekolah