Brilio.net - Program vaksinasi terus digencarkan di tengah pandemi. Vaksinolog Dirga Rambe, M.Sc, Sp.PD menegaskan bahwa prioritas dalam menangani pandemi Covid-19 adalah memberikan akses vaksinasi kepada warga sebanyak mungkin untuk meraih kekebalan kelompok.
"Tidak efektif bila satu orang mendapatkan sampai 5 kali suntikan vaksin, sementara orang-orang di sekitarnya tidak divaksin sama sekali," papar dokter Dirga yang sekaligus Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam diskusi Media Center KPCPEN, seperti dikutip dari siaran pers yang diterima brilio.net belum lama ini.
Menurutnya, proses penularan hanya dapat dicegah apabila virus tidak mendapatkan inang baru. Hal tersebut juga akan menghambat proses mutasi virus.
Sejauh ini, menurut dokter Dirga, 4 miliar dosis vaksin telah disuntikkan secara global.
"Kita dapat melihat bahwa vaksin aman dan efektif," ujarnya.
Meskipun setelah divaksin, seseorang tetap bisa terkena infeksi virus. Namun demikian, vaksin menolong orang untuk terhindar dari risiko sakit berat bahkan kematian. Karena itu, harus vaksin selain disiplin menerapkan protokol kesehatan atau prokes.
Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dokter Siti Nadia Tarmizi, M.Epid menambahkan bahwa warga masyarakat yang tidak memiliki NIK tetap dapat melakukan vaksinasi di sentra vaksin yang dikelola bersama Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
"Selain suntikan vaksin, di lokasi tersebut, mereka juga akan mendapatkan NIK," ujarnya.
Berdasarkan data vaksinasi Covid-19 Nasional per tanggal 8 Agustus 2021, saat ini total vaksinasi dosis pertama telah menjangkau 24,54 % dari populasi nasional. Sementara, penerima 2 dosis vaksin lengkap baru tercatat 11,68% dari target sasaran vaksinasi nasional.
Sasaran vaksinasi nasional adalah 208.265.720 jiwa, sementara penerima suntikan vaksin meliputi Tenaga Kesehatan, Lanjut Usia, Petugas Publik, Masyarakat Rentan dan Masyarakat Umum.
Pemerintah terus mengejar akselerasi agar target vaksinasi dapat selesai pada akhir tahun.
"Pencatatan, pelaporan dan distribusi vaksin dilakukan oleh Dinas Kesehatan, TNI, dan Polri. Ketiga unsur ini bersinergi dengan pihak-pihak lain seperti pemerintah daerah, organisasi masyarakat, juga komunitas agar vaksin dapat menjangkau hingga pelosok daerah," tambah dokter Nadia.
Saat ini masih beredar kekhawatiran di tengah masyarakat terkait vaksin. Misalnya bagi warga dengan riwayat penyakit jantung, Spesialis Jantung dan Pembuluh darah, dokter Vito Anggarino Damay, Sp.JP menegaskan bahwa asalkan kondisinya stabil, rutin mengonsumsi obat dan kontrol kesehatan, maka orang tersebut bisa melakukan vaksinasi.
"Bagi warga dengan riwayat penyakit tertentu, baik jantung, paru-paru, darah tinggi dan sebagainya, bisa minta evaluasi secara personal kepada dokter yang sering dikunjungi, untuk mendapatkan kepastian layak tidaknya divaksin," ujarnya.
Vaksinasi bagi ibu hamil juga sangat dianjurkan, dengan syarat-syarat tertentu.
Bisa divaksin pada usia kehamilan trimester kedua, tidak ada penyakit tertentu, menggunakan vaksin Pfizer, Moderna atau Sinovac untuk ibu hamil," pungkas dokter Dirga, yang juga menegaskan bahwa penyintas Covid-19 tetap harus divaksin, setidaknya 3 bulan setelah dinyatakan sembuh.
Recommended By Editor
- Momen Menteri Airlangga dicubit istri saat vaksin, curi perhatian
- Aksi pasangan pengantin vaksin sebelum menikah, penampilannya disorot
- Polda Metro Jaya & Alodokter gelar Vaksinasi Merdeka, nyok kite vaksin
- Obrolan seru seputar vaksin dan upaya menuju kekebalan komunal
- Lonjakan kasus Covid-19 diyakini karena peningkatan testing