Brilio.net - Virus Zika bukanlah virus baru yang menyebar secara global. Virus ini sudah ada sejak tahun 1947 yang kini diwaspadai sebagai ancaman kesehatan global berikutnya. Melansir dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Zika digolongkan sebagai salah satu penyakit yang berpotensi menjadi pandemi, bersama SASR, Covid-19, ebola, dan lain-lain.

Perlu diketahui, virus ini ternyata pertama diidentifikasi di Uganda pada 1947 pada Monyet Rhesus yang kemudian menginfeksi manusia di negara-negara Afrika lainnya pada 1950-an. Tak berhenti disitu, pada periode 1960-an sampai 1980-an infeksi sporadis pada manusia terdeteksi mulai dari Afrika sampai Asia.

Kemudian, virus Zika mulai menyebar di Amerika hingga pasifik pada 2007. Selama beberapa dekade terakhir ini, infeksi virus Zika ditemukan yang berkaitan dengan peningkatan insiden sindrom Guillain-Barre. Virus ini cukup berbahaya hingga pada Februari-November 2016, WHO sempat mengumumkan Keadaan Darurat Kesehatan yang Meresahkan Dunia (PHEIC) terkait mikrosefali, gangguan neurologis, hingga virus Zika.

Syukurnya, pada 2017 virus Zika di seluruh dunia mulai menurun. Namun, penularan virus ini masih ada di beberapa negara di Amerika maupun di wilayah endemis lainnya. Lantas apa itu virus Zika yang berpotensi menjadi pandemi selanjutnya ini? Yuk simak ulasan di bawah ini seperti dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (8/8).

Apa itu virus Zika?

Apa itu virus Zika dan cara pencegahannya © 2024 brilio.net

foto: Thebronxchronicle.com

Virus zika adalah jenis virus yang termasuk ke dalam keluarga Flaviviridae dan genus Flavivirus. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1947 di hutan Zika, Uganda, dan awalnya hanya menyerang monyet. Namun, kemudian virus ini dapat menular ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes.

Virus zika merupakan salah satu jenis arbovirus, yaitu virus yang ditularkan oleh vektor artropoda seperti nyamuk, lalat, atau caplak. Virus ini memiliki genom RNA berantai tunggal yang terbungkus oleh sebuah selubung protein. Struktur genetik virus zika cukup mirip dengan virus-virus lain dalam keluarga Flaviviridae, seperti virus dengue, virus chikungunya, dan virus yellow fever.

Infeksi virus zika pada manusia umumnya menyebabkan gejala ringan, seperti demam, ruam kulit, sakit sendi, dan sebagainya. Namun, virus zika juga dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada wanita hamil. Infeksi virus zika saat kehamilan dapat meningkatkan risiko kelainan perkembangan otak pada janin, seperti mikrosefali.

Virus zika pertama kali menyebar di Afrika dan Asia, tetapi kemudian mulai mewabah di Amerika Latin pada tahun 2015-2016. Wabah tersebut telah menyebabkan lebih dari 2 juta kasus infeksi di berbagai negara, termasuk Brasil, Kolombia, dan Meksiko. Pada tahun 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyatakan virus zika sebagai Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Internasional.

Saat ini, virus zika telah menyebar ke berbagai belahan dunia dan dianggap sebagai salah satu ancaman kesehatan global yang perlu diwaspadai. Oleh karena itu, pemahaman yang baik mengenai karakter virus zika sangat penting untuk upaya pencegahan maupun penanganan yang tepat.

Gejala infeksi virus Zika.

 

Melansir dari laman Kementerian Kesehatan infeksi virus Zika umumnya menyebabkan gejala-gejala ringan pada penderita, antara lain:

1. Demam
Salah satu gejala utama infeksi virus Zika adalah demam. Penderita akan mengalami peningkatan suhu tubuh yang biasanya tidak terlalu tinggi, sekitar 37,8°C - 38,5°C.

2. Ruam Kulit
Virus Zika dapat menyebabkan munculnya ruam kemerahan di kulit, terutama di wajah, lengan, dan tubuh bagian bawah. Ruam ini biasanya tidak gatal.

3. Sakit Sendi
Infeksi virus Zika juga dapat menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada sendi-sendi, khususnya sendi-sendi besar seperti pergelangan tangan, siku, dan lutut.

4. Konjungtivitis
Penderita infeksi virus Zika seringkali mengalami peradangan pada mata atau konjungtivitis, yang ditandai dengan mata merah dan berair.

5. Sakit Kepala
Selain itu, sakit kepala juga merupakan gejala yang sering muncul akibat infeksi virus Zika.

6. Nyeri Otot
Penderita juga dapat merasakan nyeri pada otot-otot tubuh.

Cara mencegah terinfeksi virus Zika.

Apa itu virus Zika dan cara pencegahannya © 2024 brilio.net

foto: freepik.com

1. Mengendalikan populasi nyamuk

Langkah utama pencegahan infeksi virus Zika ialah dengan mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor utama penularan.

Tindakan yang dapat dilakukan yaitu melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin, seperti menguras, menutup, dan mengubur tempat-tempat penampungan air. Selain itu, penggunaan insektisida maupun larvasida juga dapat membantu menekan perkembangbiakan nyamuk.

2. Melindungi diri dari gigitan nyamuk

Selain mengendalikan populasi nyamuk, melindungi diri dari gigitan nyamuk juga penting untuk mencegah infeksi virus Zika. Misalnya menggunakan pakaian yang menutupi seluruh anggota tubuh, terutama tangan dan kaki, serta menerapkan penggunaan repellent serta obat nyamuk untuk menghindari gigitan.

3. Hindari perjalanan ke daerah endemik

Bagi individu yang tidak memiliki riwayat infeksi virus Zika, disarankan untuk menghindari perjalanan ke daerah-daerah yang sedang mengalami wabah atau epidemi virus Zika, terutama bagi wanita hamil. Misalnya di daerah rawan nyamuk aegypti.

4. Pastikan kebersihan dan sanitasi

Menjaga kebersihan maupun sanitasi lingkungan juga dapat membantu mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes. Tindakan ini meliputi memastikan pembuangan sampah yang baik, serta memelihara serta menjaga kebersihan saluran air di sekitar tempat tinggal.

Upaya-upaya pencegahan di atas perlu dilakukan secara komprehensif yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah, serta tenaga kesehatan.