Hormon Estrogen pada perempuan, dapat memiliki efek analgesik atau penurunan rasa sakit. Estrogen dapat memengaruhi jalur penghantar rasa sakit di otak dan sumsum tulang belakang. Tingkat estrogen yang lebih tinggi pada perempuan dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa jenis rasa sakit, seperti nyeri neuropatik (akibat kerusakan pada saraf).

Sedangkan pada laki-laki, testosteron juga dapat memengaruhi respons terhadap rasa sakit. Meskipun testosteron cenderung lebih rendah daripada estrogen dalam mempengaruhi rasa sakit. Penelitian menunjukkan bahwa testosteron dapat mempengaruhi persepsi terhadap rasa sakit dan respon terhadap pengobatan penghilang rasa sakit.

Adapun salah seorang profesor ahli dalam bidang mikrobiologi dan imunologi, yakni Sabra Klein menerangkan bahwa laki-laki memiliki reseptor yang lebih aktif pada sel kekebalan tubuhnya ketimbang perempuan. Hal itulah yang menyebabkan laki-laki lebih merasakan dampak dari gejala penyakit yang dideritanya. Namun, respons terhadap rasa sakit juga dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis, sosial, dan lingkungan, bukan hanya oleh hormon. Sehingga sifat-sifat individu serta konteks yang lebih luas juga memainkan peran penting dalam bagaimana seseorang bereaksi terhadap rasa sakit, terlepas dari jenis kelamin mereka

Mengapa laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan?

Fenomena laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan  2024 brilio.net

Fenomena laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan
freepik.com

Penyebab utama atau alasan mengapa laki-laki cenderung lebih manja saat sakit ketimbang perempuan disebabkan oleh faktor psikologis. Faktor psikologis pada laki-laki dan perempuan memiliki persepsi yang berbeda. Hal ini dijelaskan juga, bahwa reaksi tersebut dapat timbul karena bentuk penolakan atas persepsi umum yang hadir di berbagai kalangan.

Persepsi yang menyebutkan bahwa laki-laki lebih kuat ketimbang perempuan. Pada dasarnya fisik laki-laki memang lebih memiliki kekuatan yang lebih dibandingkan perempuan, namun laki-laki memiliki toleransi yang lebih lemah terhadap rasa sakit ketimbang perempuan.

Saat merasakan tubuh yang dilanda gejala penyakit, laki-laki lebih cenderung memilih untuk beristirahat sejenak. Hal itu dapat diistilahkan sebagai bentuk memanjakan diri, yang harapannya agar bisa lekas pulih kembali. Selain itu, saat merasakan bahwa tubuh sedang dalam kondisi yang kurang fit, laki-laki memiliki pandangan bahwa kesehatan keseluruhan tubuhnya dalam masalah yang harus membutuhkan tindakan secepatnya. Berbeda dengan perempuan yang lebih abai terhadap gejala yang dirasakan saat terdampak suatu penyakit.

Faktor lingkungan yang dipengaruhi norma, serta faktor sosial antar pasangan juga memiliki pengaruh terhadap hal tersebut. Contohnya saja suami yang berkeinginan mendapat perawatan lebih dari sang istri saat dirinya sakit, hal itu disebabkan karena dalam kesehariannya sang suami selalu bersikap baik-baik saja walaupun diterpa berbagai masalah, dan dikala sakit dia akan kembali membutuhkan perhatian pasangannya.

Oleh sebab itu seringkali ditemukan bahwa laki-laki akan bermanja-manja dengan pasangannya selama dia terkena gejala suatu penyakit. Reaksi manja dan membutuhkan perhatian itu adalah hal yang normal dan wajar dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Namun toleransi atas rasa sakit yang dimiliki setiap orang berbeda-beda hasilnya.

Itulah penjelasan ilmiah mengapa laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan. Harapannya, setelah kamu mengetahui informasi seputar alasan mengapa laki-laki lebih manja saat sakit ketimbang perempuan, kamu bisa lebih bijak mengerti akan hal tersebut. Baik laki-laki maupun perempuan tentunya memiliki kekuatannya masing-masing, oleh sebab itu laki-laki dan perempuan mempunyai hak yang setara dalam mendapatkan perawatan, agar penyakit yang dideritanya segera lekas pulih. Semoga informasi ini bermanfaat ya!

Magang/Zidan Fajri