Brilio.net - Test pack merupakan alat deteksi yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang hamil atau tidak dengan mengukur kadar hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dalam urine. Hormon hCG diproduksi oleh plasenta setelah implantasi embrio di rahim, sehingga keberadaannya dalam urine dapat menjadi indikator awal kehamilan.

Tes ini umumnya dilakukan dengan cara menyerap urine ke dalam bagian khusus test pack, yang kemudian akan menunjukkan hasil pada indikator atau garis di test pack. Jika hCG terdeteksi, test pack akan menunjukkan hasil positif. Tes ini biasanya dilakukan di pagi hari ketika konsentrasi hCG dalam urine paling tinggi.

Namun sayangnya, pada beberapa kasus test pack seringkali menunjukkan hasil palsu. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil tes ini, membuatnya tidak selalu akurat. Seperti yang dialami oleh Laura Meizani atau yang akrab disapa Lolly.

Baru-baru ini namanya kembali tersorot usai dikabarkan pernah hamil dan melakukan aborsi. Meski begitu, dirinya sempat memberikan klarifikasi melalui curhatannya di media sosial terkait test pack positif. Dalam keterangannya, ia mengaku pernah menggunakan test pack dan hasilnya memang positif.

Namun menurutnya, hasil yang ditampilkan palsu karena ia mengonsumsi obat hormonal. Pasalnya sejak berada di UK, ia kesulitan haid sehingga dianjurkan untuk konsumsi obat tersebut. Akibatnya, bila menggunakan test pack bisa jadi hasilnya positif. Bila ditelusuri lebih dalam, ternyata test pack positif palsu bisa disebabkan oleh berbagai faktor.

Apa saja? Berikut ini ulasan lengkap penyebab test pack positif belum tentu hamil, yang disadur brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (19/9)

Penyebab test pack positif belum tentu hamil

Penyebab test pack positif belum tentu hamil © 2024 freepik.com

foto: freepik.com

Meskipun test pack positif sering diartikan sebagai tanda kehamilan, ada beberapa penyebab mengapa hasil tersebut belum tentu berarti seseorang benar-benar hamil.

1. Kadar hormon hCG yang tinggi karena faktor medis lain.

Test pack berfungsi untuk mendeteksi hormon hCG yang diproduksi selama kehamilan. Namun, kadar hCG juga dapat meningkat akibat kondisi medis tertentu, bukan hanya kehamilan. Beberapa jenis tumor ovarium atau gangguan kesehatan lainnya bisa menyebabkan peningkatan kadar hCG yang mungkin mengarah pada hasil positif palsu pada test pack.

Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Oncology menjelaskan, beberapa tumor dapat memproduksi hCG dan menyebabkan hasil positif pada tes kehamilan meskipun tidak ada kehamilan.

2. Penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon hCG.

Obat-obatan yang mengandung hormon hCG, seperti obat kesuburan atau suntikan hCG yang digunakan untuk merangsang ovulasi, dapat mempengaruhi hasil test pack. Kadar hCG yang meningkat akibat penggunaan obat ini dapat menyebabkan test pack menunjukkan hasil positif meskipun tidak ada kehamilan.

Studi dalam Fertility and Sterility mengungkapkan bahwa penggunaan hCG dalam pengobatan fertilitas dapat mempengaruhi hasil tes kehamilan, terutama jika tes dilakukan sebelum obat tersebut sepenuhnya keluar dari sistem tubuh.

3. Hasil positif palsu karena test pack yang tidak tepat.

Kualitas test pack berperan penting dalam menentukan keakuratan hasil tes. Test pack yang kadaluarsa, rusak, atau tidak digunakan sesuai petunjuk dapat memberikan hasil yang tidak akurat. Hal ini termasuk hasil positif palsu, di mana test pack menunjukkan dua garis meskipun sebenarnya tidak ada kehamilan. Journal of Clinical Pathology menyebutkan bahwa berbagai faktor, termasuk penyimpanan dan penggunaan test pack yang tidak benar, dapat mempengaruhi keakuratan hasil tes kehamilan.

4. Kondisi hamil kimia.

Kondisi kimia hamil atau kehamilan biokimia terjadi ketika embrio mulai berkembang namun tidak bertahan lama. Dalam kondisi ini, kadar hCG dapat cukup tinggi untuk memberikan hasil positif pada test pack, tetapi kehamilan tidak berkembang lebih lanjut lalu berakhir dalam beberapa minggu pertama.

American Journal of Obstetrics and Gynecology menjelaskan bahwa kehamilan biokimia bisa menyebabkan hasil positif palsu pada tes kehamilan, karena hCG terdeteksi meskipun kehamilan tidak berlangsung.

5. Kehamilan ektopik.

Kehamilan ektopik adalah kondisi di mana embrio berkembang di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Meskipun kehamilan ektopik dapat menghasilkan kadar hCG yang cukup tinggi untuk hasil positif pada test pack, kondisi ini memerlukan perhatian medis segera.

Obstetrics & Gynecology menyebutkan bahwa kehamilan ektopik bisa menghasilkan hasil positif pada test pack, tetapi memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut untuk konfirmasi dan penanganan yang tepat.

6. Baru mengalami keguguran.

Setelah keguguran, hormon hCG bisa tetap berada dalam darah dan urine hingga enam minggu setelah kehamilan berakhir. Ini bisa menyebabkan hasil test pack menunjukkan hasil positif palsu.

Jika hasil test pack tetap positif setelah keguguran, kemungkinan sisa jaringan dalam rahim yang masih memproduksi hCG belum sepenuhnya dihilangkan. Dalam kasus seperti ini, prosedur kuretase mungkin diperlukan untuk mengangkat sisa jaringan tersebut.

7. Garis penguapan (evaporasi).

Dua garis positif pada test pack yang menandakan kehamilan biasanya berwarna cerah, seperti pink, merah, atau biru. Kadang-kadang, garis kedua yang tampak samar juga bisa menjadi indikasi kehamilan. Namun, jika muncul dua garis pada test pack tetapi tidak berwarna, itu mungkin merupakan garis penguapan.

Garis penguapan tersebut sering kali terlihat seperti dua garis positif, tetapi sebenarnya sudah memudar akibat penguapan, dan tidak selalu menandakan kehamilan. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh faktor hormonal, namun bukan merupakan tanda kehamilan yang valid. Untuk menghindari kebingungan dengan garis penguapan, pastikan selalu mengikuti petunjuk penggunaan test pack sesuai yang tertera pada kemasan.