Brilio.net - Sebagai orang tua tentu kita menginginkan memiliki anak yang sehat. Biasanya, orang tua senang melihat anaknya gemuk karena dianggap lucu, mamun jangan salah, bisa Jadi anak tersebut terindikasi obesitas.

Rupanya, obesitas penyebabnya multifaktorial. Hal itu pun disampaikan oleh dr. Klara Yuliarti SpA(K), bahkan salah satu penyebab obesitas dari keturunan.

Bahkan faktor genetik yang terlibat dalam obesitas pun bukan hanya satu gen. Gen hanya mempengaruhi pada kecepatan metabolisme. Justru faktor lingkungan yang lebih berperan besar, jelas Klara dalam acara diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras tentang Dampak Jangka Panjang Obesitas Anak, di Jakarta, (20/11).

Obesitas yang disebabkan kelainan genetik atau disebut obesitas endogen, jumlahnya hanya 10%. Meskipun kecil, tetapi obesitas endogen ini sangat sulit dikendalikan dan umumnya diikuti kelainan lain, misalnya sindroma hipoventilasi (sesak napas), kaki bengkok (Blouts disease) dan lain-lain. 90% obesitas anak disebabkan kelebihan kalori dan kurang aktivitas fisik.

Obesitas yang menyerang pada anak, bisa menyebabkan berbagai macam masalah kesehatan lainnya. Bahkan dalam jangka panjang bisa menyebabkan komplikasi seperti hipertensi dan berisiko penyakit jantung koroner (PJK).

Obesitas juga memicu intoleransi glukosa yang merupakan awal dari diabetes melitus tipe 2. Komplikasi lain adalah sleep apnea (ganguan tidur), masalah persendian serta perlemakan hari dan batu empedu.

Dengan kata lain, obesitas adalah penyebab berbagai penyakit kronis. Untuk mengelola obesitas anak tidak mudah sehingga lebih baik dilakukan pencegahan sedini mungkin, jelas dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta ini.

Sementara itu, menurut kacamata seorang Psikolog Aurora Lumbantoruan, dampak sosial pun bisa menyerang anak yang menderita obesitas.

"Kegemukan berdampak pada masalah emosi dan perilaku. Dari sudut pandang anak-anak misalnya, apakah anak gemuk nyaman diajak bermain oleh teman-temannya?

Untuk permainan fisik yang kompetitif umumnya anak obesitas tidak dapat bergerak aktif atau lamban. Hal ini secara tidak langsung berdampak pada harga diri dan kepercayaan diri rendah, jelas Aurora.

Dengan begitu, lanjutnya dapat menyebabkan anak yang menderita obesitas dapat merasa malu. Sedih dan kesepian karena tidak ada yang mau mengajaknya main.

"Perasaan terasing itu akan semakin berakumulasi dan menyebabkan stres dan bila terus begitu akan mengakibatkan depresi," pungkasnya.