Brilio.net - Kebanyakan orang menganggap jika sakit maag atau dalam bahasa medis disebut gastritis dan GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah penyakit yang sama. Meski sama-sama mengganggu organ pencernaan, dua penyakit ini sangat berbeda, lho.
Perlu kamu ketahui bahwa maag adalah peradangan pada dinding asam lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter Pylori. Sedangkan GERD adalah salah satu kondisi penderita maag dimana asam lambung naik hingga kerongkongan.
Menurut jurnal ilmiah Kesehatan Sandi Husada, WHO menyebut angka kejadian gastritis di Indonesia adalah 40,8 persen. Data yang diambil di beberapa wilayah di Indonesia tersebut menunjukkan angka kejadian maag cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk.
Sedangkan GERD di Indonesia menurut Rumah Sakit Mitra Keluarga ini sudah mencapai 27,4 persen kasus pada 2022. Lantaran maag dan GERD itu penyakit yang berbeda, maka efek pada kesehatan dan penanganan cara mengobatinya tak sama. Oleh sebab itu perlu untuk mengetahui lebih detail, agar pengobatannya tidak salah kaprah yang bisa berimbas pada kondisi kesehatan.
Yuk, ikuti ulasan brilio.net yang dirangkum dari berbagai sumber tentang perbedaan maag dan GERD, lengkap dengan cara pengobatannya pada Kamis (11/7).
Perbedaan gejala GERD dan maag
foto: freepik.com
Maag dan GERD memiliki gejala yang sama dirasakan oleh penderita seperti nyeri perut. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara 2 penyakit ini. Pada penyakit maag, gejala yang sering dirasakan adalah kembung, mual hingga muntah, hilang selera makan, feses berwarna gelap, nyeri pada ulu hati, sampai muntah darah jika sudah parah.
Namun para penderita seringkali mengabaikan gejala maag yang ringan, sehingga kondisi lambung semakin parah. Sedangkan GERD adalah penyakit yang berhubungan dengan asam lambung, memiliki gejala seperti jantung berdebar, rasa panas pada kerongkongan, muntah, nyeri dada, batuk, sakit tenggorokan, hingga sulit menelan.
Penyebab GERD dan maag
foto: freepik.com
Maag biasanya dikaitkan dengan terlambatnya makan. Namun bukan itu saja penyebab penyakit maag. Maag juga bisa disebabkan karena stres, konsumsi alkohol, merokok, konsumsi minuman tinggi kafein (Teh, kopi), penyakit autoimun, obat-obatan tertentu (Misalnya aspirin dan ibuprofen), dan infeksi bakteri. Faktor-faktor tersebut membuat dinding lambung mengalami peradangan.
Sedangkan GERD disebabkan oleh otot kerongkongan bawah yang mengkerut, sehingga asam lambung akan mudah naik ke kerongkongan. Penyebab yang bisa menjadi pemicu GERD adalah makan terlalu banyak, mengambil posisi tidur setelah makan, obat-obatan berefek samping jantung berdebar, dan tekanan perut penderita hernia hiatal.
Cara mengatasi GERD dan maag
foto: freepik.com
GERD dan maag memiliki tingkat keparahan yang berbeda-beda, namun obat yang dikonsumsi bisa saja sama. Pada umumnya obat yang akan diresepkan oleh pihak medis sebagai berikut:
- Antibiotik untuk membunuh bakteri.
- Antasida yang mengandung kalsium karbonat untuk menetralisir asam lambung.
- Histamin untuk mengurangi produksi asam lambung.
- Proton pump inhibitors untuk mengurangi sakit perut akibat asam lambung.
Bagi pasien GERD akan mendapatkan obat baclofen untuk mengurangi nyeri pada kerongkongan akibat naiknya asam lambung.
Pencegahan GERD dan maag
foto: freepik.com
Setelah mengetahui berbahayanya penyakit GERD dan maag, kamu harus melakukan pencegahan supaya terhindar dari penyakit ini. Adapun langkah-langkah yang bisa kamu lakukan sebagai berikut:
- Menghindari makanan pedas, berlemak, asam.
- Mengurangi makanan yang digoreng.
- Menghindari makanan dan minuman tinggi kafein (Kopi, teh), alkohol, dan soda.
- Makan dengan porsi sedikit, tetapi sering.
- Tidak mengambil posisi tidur setelah makan.
- Mengelola stres.
Makanan yang bisa menurunkan asam lambung
foto: freepik.com
Kamu juga bisa mengonsumsi makanan untuk menurunkan asam lambung. Adapun makanan yang bisa kamu konsumsi sebagai berikut:
1. Sayuran hijau
Sayuran secara alami mengandung kadar gula dan lemak yang rendah, sehingga mampu mengurangi asam lambung. Beberapa sayuran hijau yang bisa kamu konsumsi saat asam lambung naik adalah brokoli, asparagus, kacang hijau, kembang kol, bayam, kangkung, dan timun.
2. Pisang
Buah pisang merupakan jenis buah yang rendah akan asam, sehingaa bisa membantu melawan asam lambung naik. Buah pisang bisa melapisi esofagus yang teriritasi. Dengan begitu, efek ketidaknyaman akibat asam lambung naik bisa berkurang. Pisang juga mengandung tinggi serta yang bisa membantu mencegah gangguan pencernaan.
Salah satu serat larut yang ditemukan dalam pisang yaitu pektin, bermanfaat membantu memperlancar perpindahan isi perut melalui saluran pencernaan. Hal ini baik karena makanan yang tinggal dalam waktu lama akan terus menghasilkan asam.
3. Melon
Sama seperti buah pisang, buah melon juga bersifat basa. Buah ini menjadi sumber magnesium yang baik sehingga kandungan di dalamnya bisa menjadi obat untuk refluks asam. Selain itu, melon juga memiliki PH 6,1 sehingga rasa asamnya lebih sedikit. Jenis melon yang cocok untuk dikonsumsi untuk pengidap asam lambung adalah cantaloupe dan honeydew melon.
Recommended By Editor
- 7 Ide menu makan siang ala rumahan, lezat, tidak bikin bosan dan mudah dibuat
- Bantu proses penyembuhan, 7 makanan ini wajib dikonsumsi saat terserang DBD
- 9 Resep makanan tradisional Indonesia, enak, sederhana, dan mudah dibuat di rumah
- 9 Manfaat minum air putih 8 gelas perhari, bantu turunkan berat badan
- 10 Resep masakan Jepang yang enak dan mudah dibuat di rumah
- 7 Kebiasaan yang wajib dihindari penderita GERD, pahami risiko, penyebab, dan gejalanya
- 75 Kata-kata random lucu, menghibur sekaligus menginspirasi
- Viral imunisasi dianggap rusak sel anak dan DNA, pahami fakta, jenis dan efek samping imunisasi anak
- 65 Gombalan romantis tentang hujan, bikin pasangan tersipu malu