Brilio.net - Infeksi cacing pada anak sering kali dianggap sepele, namun kenyataannya bisa membawa dampak serius pada kesehatan serta tumbuh kembang mereka. Salah satu hal yang turut memperparah kondisi ini yaitu gejala atau ciri-ciri cacingan yang seringkali tidak terlihat dengan jelas.
Adapun ciri-ciri tubuh anak terjangkit cacingan seperti penurunan berat badan, anemia, dan muncul rasa gatal di area anus. Jika tidak segera diketahui, kondisi ini akan semakin menyiksa buah hati karena bisa mengganggu tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Kurangnya informasi dan kesadaran mengenai ciri-ciri tubuh anak terjangkit cacingan menyebabkan keterlambatan pada proses penanganan medis. Untuk mengetahui seputar informasi cacingan pada anak, kamu bisa membacanya di bawah ini.
Berikut 7 ciri-ciri tubuh anak terjangkit cacingan, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Kamis (13/6).
7 Ciri-ciri tubuh anak terjangkit cacingan.
1. Penurunan berat badan.
foto: freepik.com
Penurunan berat badan merupakan salah satu gejala umum yang terjadi pada anak yang terjangkit cacingan. Cacing yang hidup di dalam usus anak akan mengambil nutrisi dari makanan yang seharusnya diserap tubuh. Beberapa jenis cacing yang sering menginfeksi seperti cacing gelang, cacing pita, dan cacing tambang akan mengambil nutrisi melalui usus. Akibatnya, anak akan mengalami kekurangan nutrisi meskipun asupan makanan normal.
Selanjutnya, infeksi cacing akan menyebabkan kerusakan pada dinding usus. Kerusakan usus bisa mengganggu proses penyerapan nutrisi dalam sistem pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan nutrisi dari makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh. Dengan begitu, berat badan anak akan terus menurun.
Pada intinya, infeksi cacing menyebabkan tubuh anak tidak mendapatkan cukup nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang normal. Apabila kondisi ini terus dibiarkan dan tidak segera dilakukan langkah pengobatan, maka dampaknya bisa mengganggu tumbuh kembang anak.
2. Anemia.
foto: freepik.com
Anemia menjadi salah satu ciri tubuh anak terjangkit cacingan. Penyakit ini disebabkan tubuh mengalami beberapa hal seperti kehilangan darah, gangguan penyerapan nutrisi, dan efek langsung dari parasit. Salah satu faktor terbesar terjadinya anemia dipicu oleh infeksi cacing tambang. Cacing tambang dewasa mampu menghisap darah dalam jumlah besar setiap hari. Kehilangan darah secara terus-menerus dapat menyebabkan anemia, terutama jika infeksi berlangsung lama atau terdapat banyak cacing dalam tubuh.
Selanjutnya, anemia juga dipengaruhi oleh gangguan penyerapan zat besi dan nutrisi penting lainnya. Infeksi cacing gelang dapat mengganggu penyerapan nutrisi di usus, termasuk zat besi yang penting untuk produksi hemoglobin. Saat produksi hemoglobin menurun, akibatnya tubuh akan kekurangan zat besi yang berujung pada anemia.
Selain itu, beberapa jenis cacing dapat menyebabkan luka mikro di dinding usus. Walaupun tidak terlihat, namun luka ini mampu menyebabkan kehilangan darah yang konstan. Kehilangan darah meskipun kecil, bila terjadi terus-menerus dapat berkontribusi pada terjadinya anemia. Beberapa gejala anak mengidap anemia yang dipicu cacingan antara lain seperti kelelahan, pucat, dan konsentrasi menurun.
3. Gangguan pencernaan.
foto: freepik.com
Gangguan pencernaan merupakan salah satu ciri tubuh anak yang terjangkit cacingan. Infeksi cacing dapat memengaruhi sistem pencernaan anak, serta menyebabkan sejumlah gejala, seperti sakit perut, diare, mual, muntah, dan kembung.
Berbagai jenis infeksi cacing, seperti cacing tambang, cacing gelang, dan cacing cambuk dapat menempel pada dinding usus. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada usus, serta sistem pencernaan secara keseluruhan. Akibatnya, penderita akan mengalami gejala sakit perut dan rasa tidak nyaman.
Selain itu, infeksi cacing juga mengganggu penyerapan nutrisi di usus. Cacing-cacing tersebut dapat merusak saluran usus yang berperan penting dalam penyerapan nutrisi. Akibatnya, anak dapat mengalami diare dan malabsorpsi, sehingga menyebabkan kembung dan gejala pencernaan lainnya.
4. Rasa gatal di area anus.
foto: freepik.com
Rasa gatal di area anus merupakan salah satu gejala umum dari infeksi cacing, terutama infeksi oleh cacing kremi. Cacing kremi dewasa biasanya hidup di usus besar manusia. Pada malam hari, cacing betina akan bergerak keluar melalui anus, untuk meletakkan telurnya di area perianal. Proses ini menyebabkan iritasi dan gatal yang intens di area anus, terutama pada malam hari.
Selain itu, rasa gatal di sekitar anus juga dipicu gerakan cacing. Gerakan cacing betina keluar dari anus serta proses peletakan telurnya akan menyebabkan iritasi kulit di sekitar anus, yang kemudian menimbulkan rasa gatal. Saat anak sering menggaruk area yang gatal, kebiasaan ini menyebabkan luka kecil atau abrasi kulit. Luka ini dapat menjadi pintu masuk bagi bakteri, mengakibatkan terjadinya infeksi sekunder.
5. Sulit tidur.
foto: freepik.com
Sulit tidur merupakan salah satu gejala pada anak yang terinfeksi cacing. Kesulitan tidur dipicu oleh rasa gatal pada area sekitar anus. Hal ini disebabkan aktivitas cacing kremi saat meletakkan telurnya di area perianal. Proses ini menyebabkan iritasi serta rasa gatal yang intens di sekitar anus.
Selanjutnya, anak yang merasakan gatal atau tidak nyaman di area anus akan kesulitan menemukan posisi tidur yang nyaman. Rasa tidak nyaman ini dapat mengganggu proses tidur dan membuat anak terjaga sepanjang malam.
Selain itu, kebiasaan menggaruk juga turut menjadi faktor anak sulit tidur. Saat anak menggaruk area yang gatal secara berlebihan, dapat menyebabkan luka atau abrasi kulit. Luka ini memicu lebih banyak rasa ketidaknyamanan dan rasa sakit, sehingga mengganggu tidur.
6. Tidak nafsu makan.
foto: freepik.com
Tidak nafsu makan merupakan salah satu ciri pada anak yang terinfeksi cacing. Infeksi cacing dapat memengaruhi nafsu makan anak yang disebabkan gangguan fisik, inflamasi, serta efek psikologis. Peradangan yang disebabkan infeksi cacing pada mukosa usus dapat mengganggu sistem pencernaan serta menimbulkan rasa sakit yang mengurangi nafsu makan.
Selanjutnya, cacing akan menyerap nutrisi dari makanan yang dikonsumsi oleh inangnya. Hal ini dapat menyebabkan anak kekurangan asupan nutrisi penting, sehingga memengaruhi selera makan. Saat tubuh mengalami kondisi ini, maka tubuh akan kekurangan reaksi terhadap rasa lapar.
Selain itu, infeksi cacing menghasilkan toksin atau zat sisa. Toksin akan merusak sistem metabolisme, sehingga mengiritasi dinding usus dan memengaruhi sistem pencernaan. Toksin ini juga menyebabkan rasa mual dan perasaan tidak nyaman di perut. Akibatnya, mengurangi nafsu makan anak secara signifikan.
7. Reaksi kulit.
foto: freepik.com
Reaksi kulit merupakan salah satu gejala pada anak yang terinfeksi cacing. Wujudnya bisa berupa alergi, peradangan, dan respons imun tubuh. Tubuh anak akan menimbulkan reaksi alergi terhadap protein atau zat toksin yang dikeluarkan oleh cacing. Reaksi ini menyebabkan gatal-gatal, ruam, dan bintik-bintik merah.
Selanjutnya, dalam kasus infeksi cacing menembus kulit saat menjangkit tubuh akan menimbulkan luka dan iritasi lain. Iritasi ini akan menyebabkan kemerahan, gatal, hingga pembengkakan.
Selain itu, beberapa infeksi cacing dapat memicu respons imun sistemik. Respons imun ini dapat menyebabkan dermatitis alergi yang ditandai dengan peradangan pada kulit disertai gatal, kemerahan, dan ruam.
(Magang/Zidan Fajri)
Recommended By Editor
- 8 Tanaman obat cacingan, bahan alami basmi cacing di tubuh
- Bayi berusia 2 hari kena radang otak usai dicium, ini penjelasan medis dan cara mengantisipasinya
- Cegah obesitas sejak dini, ini 8 superfoods yang wajib dikonsumsi anak selama masa pertumbuhan
- 9 Penyebab usus buntu pada anak, kenali gejala dan ketahui cara mencegahnya
- 11 Manfaat minyak ikan untuk anak, benarkah dapat meningkatkan kecerdasan?