Brilio.net - Serangan jantung adalah kondisi darurat yang bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Situasi ini sering membuat panik, terutama jika kamu tidak tahu apa yang harus dilakukan. Padahal, memberikan pertolongan pertama yang tepat bisa menyelamatkan nyawa seseorang.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung dan pembuluh darah menyebabkan lebih dari 17 juta kematian setiap tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular mencapai 651.481 orang per tahun. Rinciannya meliputi 331.349 kematian akibat stroke, 245.343 kematian akibat penyakit jantung koroner, 50.620 kematian terkait penyakit jantung hipertensi, serta berbagai jenis penyakit kardiovaskular lainnya.
Nah, belum lama ini Calon Wakil Bupati (Cawabup) Ciamis Yana D Putra meninggal dunia akibat serangan jantung di usia 48 tahun. Cawabup yang bakal melanggengkan kaki ke ajang Pemilihan Kepala Daerah itu tutup usia pada Senin (25/11) pukul 09.45 WIB di Rumah Sakit Borromeus Bandung.
Menelik kasus serangan jantung yang marak terjadi di Indonesia, sudah sepatutnya untuk setiap orang memahami pertolongan pertama saat terjadi serangan jantung. Dengan pertolongan pertama ini kemungkinkan meminimalisir risiko fatal pada pasien. Adapun tanda-tanda serangan jantung biasanya meliputi nyeri dada, sesak napas, dan keringat dingin.
Jika menemui seseorang dengan gejala ini, tetap tenang jadi langkah pertama yang penting. Dengan sikap tenang, kamu bisa memberikan pertolongan lebih efektif sambil menunggu bantuan medis datang. Mengetahui langkah-langkah pertolongan pertama sangat penting untuk situasi seperti ini. Mulai memposisikan korban dengan benar hingga memanggil ambulans, semua tindakan kecil bisa memberikan dampak besar.
Dengan pengetahuan yang cukup, kamu dapat membantu mengurangi risiko yang lebih fatal saat terjadi serangan jantung. Berikut cara pertolongan pertama saat ada yang serangan jantung, brilio.net lansir berbagai sumber, Selasa (26/11).
1. Kenali gejala serangan jantung.
foto: freepik.com/wayhomestudio
Langkah pertama yang penting adalah mengenali tanda-tanda serangan jantung. Gejala yang umum muncul seperti rasa nyeri atau tekanan berat di dada yang bisa menjalar ke lengan kiri, rahang, ataupun punggung. Biasanya orang yang mengalami serangan jantung juga akan berkeringat dingin, mual, sesak napas, dan merasa sangat lemas. Penting untuk segera bertindak ketika melihat gejala-gejala ini karena setiap menit sangat berharga.
2. Hubungi bantuan medis darurat.
Segera telepon ambulans maupun nomor darurat 119 untuk mendapatkan bantuan medis profesional. Pastikan kamu menyebutkan dengan jelas lokasi, kondisi pasien, hingga gejala yang dialami. Tetap tenang saat menelepon lalu ikuti instruksi yang diberikan oleh petugas darurat. Jangan menutup telepon sampai petugas meminta untuk melakukannya.
3. Bantu pasien ke posisi yang nyaman.
foto: freepik.com/wavebreakmedia_micro
Bantu pasien untuk duduk ataupun berbaring dalam posisi semi-duduk dengan kepala dan bahu ditopang serta lutut sedikit ditekuk. Posisi ini membantu mengurangi beban kerja jantung sekaligus memudahkan pernapasan. Longgarkan pakaian yang ketat seperti dasi, kancing kerah, atau ikat pinggang untuk membantu pernapasan lebih lancar.
4. Berikan aspirin jika tersedia.
Jika tersedia dan pasien tidak alergi terhadap aspirin, berikan satu tablet aspirin (dosis 150-300 mg) untuk dikunyah. Aspirin membantu mencegah pembekuan darah yang bisa memperburuk serangan jantung. Pastikan untuk menanyakan riwayat alergi sebelum memberikan aspirin lalu jangan memaksa jika pasien tidak yakin tentang kondisi kesehatannya.
5. Mulai RJP jika diperlukan.
Jika pasien tidak sadarkan diri lalu tidak bernapas normal, segera mulai resusitasi jantung paru (RJP). Letakkan telapak tangan di tengah dada pasien dan lakukan kompresi dengan kedalaman sekitar 5-6 cm dengan kecepatan 100-120 kompresi per menit. Jika kamu terlatih dalam RJP, lakukan kombinasi 30 kompresi dada dengan 2 napas bantuan.
6. Gunakan AED jika tersedia.
foto: freepik.com/prostooleh
Jika ada automated external defibrillator (AED) di sekitar lokasi, segera ambil lalu gunakan sesuai petunjuk. AED ialah alat yang bisa memberikan kejutan listrik untuk mengembalikan detak jantung ke ritme normal. Ikuti instruksi suara dari alat AED dengan cermat dan pastikan tidak ada yang menyentuh pasien saat kejutan listrik diberikan.
7. Terus monitoring kondisi pasien.
Selama menunggu bantuan medis datang, terus perhatikan kondisi pasien. Amati pernapasan, tingkat kesadaran, hingga warna kulit. Catat waktu mulai terjadinya gejala sampai perubahan kondisi yang terjadi untuk diinformasikan kepada tim medis. Jaga agar pasien tetap tenang sekaligus yakinkan bahwa bantuan sedang dalam perjalanan.
Catatan penting:
- Jangan tinggalkan pasien sendirian
- Jangan biarkan pasien berjalan atau melakukan aktivitas fisik
- Jangan memberikan makanan/minuman
- Jangan menunda mencari bantuan medis dengan mencoba pengobatan rumahan
- Simpan nomor darurat di ponsel untuk situasi mendadak
- Penting untuk mengikuti pelatihan pertolongan pertama dan RJP agar lebih siap menghadapi situasi darurat
Recommended By Editor
- Jangan terbalik, ini perbedaan serangan dan gagal jantung disertai cara mencegahnya
- Waspada kena angin duduk saat berkendara, pahami gejala dan 7 cara ampuh mengatasi dan pencegahannya
- 7 Kebiasaan ini tingkatkan risiko serangan jantung di usia muda
- Bukan karena kena jilatan setan, ini 8 penyebab muncul lebam di tubuh secara tiba-tiba menurut medis
- jadi simbol kasih sayang antar keluarga, 8 mitos soal manfaat kerokan ini banyak dipercaya
- Kerap dilakukan Gen Z untuk proses healing, kenali apa itu silent walking dan manfaatnya