Brilio.net - Hepatitis dan tipes merupakan penyakit yang menimbulkan gejala hampir sama. Nggak heran bila kebanyakan orang kesulitan membedakan mana penyakit hepatitis dan tipes. Pasalnya, baik hepatitis maupun tipes seringkali menunjukkan gejala seperti pusing, mual, muntah, dan kurangnya nafsu makan.
Padahal, penyebab utama dua jenis penyakit ini cukup berbeda. Hepatitis disebabkan oleh virus hepatitis A, B, C, D, dan E, sedangkan tipes umumnya diakibatkan oleh bakteri salmonella typhi yang berkembang di usus halus. Meski begitu, kedua penyakit ini dilatarbelakangi oleh kebersihan diri yang kurang baik, mulai dari makanan yang dikonsumsi maupun pola hidup.
Walau punya beberapa kesamaan pada gejalanya, hepatitis dan tipes ini menjadi dua penyakit yang berbeda. Lantas apa saja perbedaan gejala hepatitis dan tipes ini? Yuk simak ulasan di bawha ini yang dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Rabu (3/7)
Apa itu tipes?
foto: freepik.com
Tipes atau demam tifoid (typhoid fever) merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri salmonella typhi yang masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan maupun minuman yang terkontaminasi feses.
Bakteri salmonella ini menyerang usus halus manusia kemudian berkembang biak lalu menyebar. Umumnya masa inkubasi penyakit tipes sejak bakteri masuk ke tubuh diperlukan waktu kurang lebih 14 hari.
Adapun gejala yang dialami penderita tipes di antaranya:
1. Nafsu makan berkurang.
2. Demam tinggi.
3. Keringat berlebihan karena tubuh menetralisir suhu dna mengeluarkan panas dari tubuh.
4. Diare dan sembelit.
5. Dehidrasi.
6. Batuk bronkitis.
Apa itu hepatitis?
foto: freepik.com
Hepatitis merupakan masalah kesehatan yang mengakibatkan peradangan di organ hati. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi seperti virus, bakteri, toksin, dan parasit. Selain itu, bisa juga diakibatkan oleh konsumsi obat-obatan tertentu, sering konsumsi alkohol, maupun penyakit autoimun.
Hepatitis terdiri dari beberapa jenis, di antaranya hepatitis A, B, C, D, dan E. Masa inkubasi orang yang terpapar hepatitis membutuhkan waktu yang beragam. Hepatitis A biasanya memiliki masa inkubasi antara 28 hari, hepatitis B 120 hari, sedangkan hepatitis C kurang lebih 45 hari. Gejala hepatitis tidak jauh berbeda dari tipes, yakni:
1. Mual dan muntah.
2. Demam.
3. Lebih mudah lelah.
4. Feses berwarna pucat.
5. Urine gelap.
6. Nyeri perut dan sendi.
7. Hilangnya nafsu makan.
8. Adanya penyakit kuning atau warna kulit dan mata berwarna kuning.
9. Berat badan turun drastis.
Cara membedakan penyakit hepatitis dan tipes.
foto: freepik.com
1. Cara membedakan penyakit hepatitis dan tipes dari segi gejala.
Secara sekilas, penyakit hepatitis dan tipes memiliki gejala yang hampir sama. Umumnya hepatitis dan tipes punya gejala yang sama yakni mual, muntah, pusing, nyeri perut, demam, dan nggak nafsu makan.
Sedang perbedaan hepatitis dan tipes, dapat dilihat dari kondisi kuning atau jaundice pada pengidap hepatitis. Gejala jaundice ini dikenal sebagai ikterus, yakni kondisi jaringan tubuh menjadi kekuningan akibat penurunan konsentrasi bilirubin di cairan ekstraseluler pada pasien hepatitis.
Sebaliknya, penderita tipes tidak memiliki gejala kekuningan seperti ini. Pasalnya penyakit tipes tidak menyebabkan turunnya kadar bilirubin tubuh. Akan tetapi biasanya ada gejala lain bagi pasien tipes, seperti munculnya bintik merah di sekitar dada.
Selain itu, meski sama-sama punya gejala demam. Namun suhu tubuh penderita hepatitis dan tipes jauh berbeda. Suhu tubuh untuk penderita hepatitis stabil. Semenetara, pengidap tipes umumnya memiliki suhu tubuh yang cenderung meningkat pada sore sampai malam hari.
foto: freepik.com
2. Cara membedakan penyakit hepatitis dan tipes dari segi penularan.
Selanjutnya perbedaan dari segi penularan. Biasanya, penderita tipes ditularkan melalui minuman atau makanan yang telah terkontaminasi bakteri salmonella typhi. Makanan atau minuman tersebut biasanya dihinggapi oleh lalat yang sudah menempel di muntahan, urin, atau bahkan kotoran dari penderita tipes.
Ketika makanan tadi dikonsumsi, maka masuk ke saluran pencernaan. Sebagian kuman tadi kemungkinan bisa mati oleh pengaruh asam lambung namun bisa jadi sebagiannya lolos masuk ke usus halus.
Dari usus halus, kuman tersebut masuk ke kelenjar getah bening, pembuluh darah, bahkan ke seluruh organ tubuh termasuk hati dan empedu. Alhasil urine penderita tipes mengandung bakteri salmonella yang bisa mencemari orang lain.
Selanjutnya pada penderita hepatitis, penularan bisa terjadi berdasarkan jenis virusnya. Umumnya hepatitis A dan E, memiliki penularan yang nggak jauh berbeda dari penyakit tipes yakni karena tercemarnya makanan atau minuman yang dikonsumsi seseorang. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh makanan setengah matang, sanitasi yang buruk, hingga kurang menjaga kebersihan diri.
Berbeda dari hepatitis A dan E, penularan virus hepatitis B hampir 95% terjadi ketika persalinan di mana ibu yang telah terinfeksi hepatitis bisa ditularkan ke anak melalui darah dan cairan vagina. Selain itu, bisa juga tertular melalui penggunaan alat jarum suntik yang tercemar, pisau cukur, tato, transplantasi organ, atau transfusi darah. Terakhir, untuk hepatitis C bisa ditularkan melalui darah dan cairan tubuh.
Recommended By Editor
- Mengenal penyakit jantung rematik, lengkap dengan gejala, risiko, dan pencegahannya
- Apa itu batuk rejan (pertusis)? Kenali gejalanya dan risiko komplikasinya
- Penting persiapan sebelum imunisasi anak, ini 5 tips penting yang harus diperhatikan orang tua
- Mengenal West Nile, virus mematikan yang menyerang Israel
- Kenali bahaya sering rebahan, ini 7 dampak buruknya bagi kesehatan: memicu kanker