Brilio.net - Diabetes gestasional adalah salah satu masalah kesehatan yang perlu diperhatikan selama kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika seorang wanita hamil mengalami peningkatan kadar gula darah yang tidak normal. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Menurut International Diabetes Federation (IDF), sekitar 14 persen kehamilan di seluruh dunia dipengaruhi oleh diabetes gestasional.
Sementara Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat melaporkan bahwa diabetes gestasional mempengaruhi 2-10 persen kehamilan di AS setiap tahunnya. Sedangkan Kemenkes RI dalam beberapa laporannya menyebutkan bahwa prevalensi diabetes gestasional di Indonesia berkisar antara 1,9 persen hingga 3,6 persen, meskipun angka ini mungkin underestimated karena tidak semua ibu hamil menjalani skrining.
Melansir dari American Diabetes Association (ADA), diabetes gestasional didefinisikan sebagai diabetes yang didiagnosis pada trimester kedua atau ketiga kehamilan yang sebelumnya tidak terdeteksi sebagai diabetes tipe 1 atau tipe 2. Diabetes gestasional terjadi karena ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi cukup insulin atau menggunakannya secara efektif selama kehamilan.
Insulin adalah hormon yang memfasilitasi penyerapan glukosa oleh sel-sel tubuh. Selama kehamilan, plasenta memproduksi hormon yang dapat mengganggu efek insulin, yang dikenal sebagai hormon anti-insulin, seperti estrogen, progesteron, dan kortisol. Hormon-hormon ini dapat menyebabkan resistensi insulin, yang mengakibatkan peningkatan kadar gula darah.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwasanya diabetes gestasional patut diwaspadai untuk ibu hamil. Oleh karena itu, kamu harus mengetahui apa saja yang menjadi gejala, penyebab dan cara mengatasi diabetes gestasional. Untuk itu, kamu bisa menyimak penjelasan brilio.net yang telah kumpulkan dari berbagai sumber, Rabu (7/8).
Gejala penyakit diabetes gestasional pada ibu hamil
foto: freepik.com
Diabetes gestasional adalah kondisi yang dapat menambah kompleksitas kehamilan dan memengaruhi kesehatan ibu serta bayi. Meskipun sering kali tidak menunjukkan gejala yang mencolok, ada beberapa tanda yang patut diwaspadai oleh ibu hamil. Adapun gejala yang bisa kamu ketahui sebagai berikut:
1. Haus berlebihan dan mulut kering
Menurut jurnal Metzger, B. E., Gabbe, S. G., Persson, B., et al. (2010). International association of diabetes and pregnancy study groups recommendations on the diagnosis and classification of hyperglycemia in pregnancy. Diabetes Care, 33(3), 676-682, ibu hamil dengan diabetes gestasional sering mengalami rasa haus yang berlebihan (polidipsia). Ini terjadi karena tubuh mencoba mengeluarkan kelebihan glukosa melalui urine, yang menyebabkan dehidrasi. Akibatnya, ibu hamil mungkin merasakan mulut kering dan dorongan untuk minum lebih banyak.
2. Sering buang air kecil
Menurut American Diabetes Association. (2022). Standards of Medical Care in Diabetes—2022. Diabetes Care, 45(Supplement 1), S1-S263., peningkatan frekuensi buang air kecil (poliuria) adalah gejala umum diabetes gestasional. Kadar gula darah yang tinggi menyebabkan ginjal memproses lebih banyak glukosa, yang mengarah pada peningkatan volume urine. Wanita dengan diabetes gestasional mungkin merasa perlu untuk sering ke toilet, terutama pada malam hari.
3. Kelelahan yang berlebihan
Kelelahan yang tidak wajar bisa menjadi tanda diabetes gestasional. Tubuh yang berjuang untuk mengelola kadar gula darah yang tinggi memerlukan lebih banyak energi, yang dapat mengakibatkan rasa lelah yang ekstrem. Kelelahan ini sering kali tidak membaik dengan istirahat.
4. Penglihatan kabur
Perubahan kadar glukosa darah dapat mempengaruhi penglihatan. Ibu hamil dengan diabetes gestasional mungkin mengalami penglihatan kabur atau kesulitan fokus. Hal ini disebabkan oleh fluktuasi kadar gula darah yang dapat mempengaruhi cairan di mata.
5. Infeksi kulit dan jamur
Peningkatan kadar gula darah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan infeksi, termasuk infeksi kulit dan jamur. Ibu hamil mungkin mengalami infeksi yang lebih sering atau lebih parah, terutama di area yang lembab seperti lipatan kulit.
6. Penambahan berat badan yang tidak normal
Meskipun tidak selalu jelas, penambahan berat badan yang cepat atau tidak terduga dapat menjadi indikasi diabetes gestasional. Kelebihan glukosa dalam darah dapat menyebabkan penambahan berat badan pada bayi dan ibu, yang dapat mengindikasikan adanya masalah dengan kontrol gula darah.
Penyebab penyakit diabetes gestasional pada ibu hamil
foto: freepik.com
Diabetes gestasional terjadi ketika kadar gula darah meningkat secara signifikan selama kehamilan, tetapi seringkali tanpa disertai gejala yang jelas. Penyebab utama dari kondisi ini melibatkan resistensi insulin yang disebabkan oleh hormon-hormon plasenta, serta gangguan metabolisme glukosa yang sudah ada sebelumnya. Adapun penyebab lain yang bisa kamu ketahui sebagai berikut:
1. Resistensi insulin
Salah satu penyebab utama diabetes gestasional adalah resistensi insulin. Selama kehamilan, plasenta memproduksi hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, dan kortisol. Hormon-hormon ini dapat mengganggu efek insulin, hormon yang diperlukan untuk mengatur kadar glukosa dalam darah.
Hormon-hormon ini mengurangi sensitivitas sel terhadap insulin, sehingga tubuh memerlukan lebih banyak insulin untuk mengelola kadar gula darah. Jika pankreas tidak dapat memproduksi cukup insulin untuk mengatasi resistensi ini, kadar gula darah akan meningkat, mengarah pada diabetes gestasional.
2. Peningkatan produksi hormon plasenta
Selama kehamilan, plasenta memproduksi sejumlah besar hormon yang berperan dalam perkembangan bayi, seperti human placental lactogen (hPL). Hormon ini memiliki efek anti-insulin, yang berarti dapat mengurangi efektivitas insulin dan meningkatkan kadar gula darah ibu. Penelitian menunjukkan bahwa kadar hPL yang tinggi dapat menyebabkan gangguan dalam pengaturan glukosa, meningkatkan risiko diabetes gestasional.
3. Gangguan metabolisme glukosa
Menurut International Diabetes Federation, beberapa wanita hamil mungkin memiliki gangguan metabolisme glukosa sebelum kehamilan yang menjadi lebih jelas saat kehamilan. Ini termasuk kondisi seperti prediabetes atau glukosa darah yang tidak normal, yang dapat berkembang menjadi diabetes gestasional saat kehamilan. Wanita dengan riwayat glukosa darah tinggi tetapi tidak memenuhi kriteria untuk diabetes tipe 2 sering kali mengalami peningkatan kadar glukosa selama kehamilan, yang mengarah pada diabetes gestasional.
4. Genetik dan faktor risiko keturunan
Faktor genetik memainkan peran penting dalam predisposisi terhadap diabetes gestasional. Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2 atau diabetes gestasional memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes gestasional. Penelitian genetik menunjukkan bahwa variasi genetik tertentu dapat mempengaruhi metabolisme glukosa dan sensitivitas insulin, meningkatkan risiko diabetes gestasional.
5. Obesitas dan kelebihan berat badan
Obesitas dan kelebihan berat badan sebelum kehamilan adalah faktor risiko utama untuk diabetes gestasional. Lemak tubuh yang berlebihan dapat meningkatkan resistensi insulin dan menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan indeks massa tubuh (BMI) tinggi sebelum kehamilan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes gestasional.
Cara mengatasi penyakit diabetes gestasional pada ibu hamil
Mengatasi diabetes gestasional memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berbasis bukti untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi. Berikut adalah metode yang direkomendasikan untuk mengelola diabetes gestasional, disertai dengan referensi ilmiah:
1. Pantau kadar gula darah secara rutin
Memantau kadar gula darah adalah langkah fundamental dalam manajemen diabetes gestasional. Tes rutin membantu mengidentifikasi kadar glukosa yang tidak normal dan memungkinkan penyesuaian dalam diet atau pengobatan. Menurut American Diabetes Association (ADA), pemantauan rutin adalah kunci untuk mencegah komplikasi dan memastikan bahwa kadar gula darah tetap dalam rentang yang aman.
2. Rencanakan diet yang sehat dan seimbang
Diet merupakan bagian penting dari pengelolaan diabetes gestasional. Pola makan yang seimbang, rendah glukosa, dan kaya akan serat dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Penelitian menunjukkan bahwa diet yang terdiri dari makanan bergizi dan teratur dapat mengurangi kadar gula darah dan mencegah lonjakan yang berbahaya (Jovanovic et al., 2018). Menghindari makanan tinggi gula dan karbohidrat sederhana serta membagi porsi makan menjadi beberapa kali sehari dapat membantu mengelola kondisi ini.
3. Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Olahraga teratur dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengatur kadar gula darah. Menurut International Diabetes Federation (IDF), aktivitas fisik seperti berjalan kaki, berenang, atau latihan aerobik ringan dapat membantu mengelola diabetes gestasional. Konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jenis dan intensitas olahraga yang aman selama kehamilan.
Recommended By Editor
- Mengenal bahaya paparan BPA selama kehamilan, lengkap dengan tips pencegahannya
- 10 Kandungan skincare yang aman untuk ibu hamil, jangan salah mengenalnya
- Tak sabar nantikan kelahiran anak pertama, 7 potret tasyakuran istri Angga Wijaya ini penuh haru
- Hamil anak ketiga, Jessica Iskandar akui pisah ranjang dengan Vincent Verhaag
- Waspada cacar air selama kehamilan, kenali risiko, pencegahan, dan cara pengobatannya
- Kenali risiko dan bahaya kopi untuk ibu hamil, lengkap dengan anjuran batas maksimum konsumsi kafein
- Macam-macam program hamil yang untuk mendapatkan buah hati, bayi tabung salah satunya