Brilio.net - Belakang kehidupan Ruben Onsu tengah jadi perbincangan hangat. Tidak hanya isu miring terkait kondisi rumah tangganya, tetapi juga kondisi kesehatan yang sedang tidak baik.

Belakangan media sosial dihebohkan dengan pernyataan Ruben Onsu mengenai kondisi kesehatannya. Dilansir brilio.net dari akun @lambe_gosiip Ruben Onsu tampak blak-blakan pada sahabatnya, Irfan Hakim.

Irfan Hakim pun membeberkan sakit yang diderita oleh Ruben Onsu. Rupanya presenter berusia 39 tahun itu mengidap penyakit langka yakni Empty Sella Syndrome (ESS).

Akibat penyakit Empty Sella yang dideritanya tersebut Ruben Onsu harus menjalani berbagai terapi dan perawatan. Lantas apa itu penyakit Empty Sella Syndrome ini?

Yuk sama-sama kenali apa itu ESS hingga penyebab munculnya penyakit Empty Sella, kondisi langka yang menyerang bagian otak Ruben Onsu. Berikut ulasan lengkapnya, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (17/5).

Apa itu Empty Sella Syndrome?

Kenali penyebab munculnya penyakit Empty Sella, sakit yang diderita Ruben Onsu © 2024 brilio.net

Kenali penyebab munculnya penyakit Empty Sella, sakit yang diderita Ruben Onsu
aerzteblatt.de

Empty Sella Syndrome atau yang dikenal sindrom sella kosong merupakan kondisi kelainan langka berupa pembesaran atau malformasi struktur pada tengkorak sebagai sella tursika. Sella tursika atau sella turcica ini adalah cekungan berbentuk pelana yang berada di tulang dasar tengkorak seseorang (tulang baji).

Sella tursika ini menjadi tempat kelenjar pituitari atau hipofisis yang berfungsi memproduksi hormon serta tempat mengendalikan pelepasan hormon dari kelenjar lain. Seseorang dengan sindrom sella kosong memiliki rongga sella tursika yang abnormal di dasar otak. Rongga ini biasanya berisi kelenjar hipofisis, yang mengatur produksi berbagai hormon penting.

Pada sindrom sella kosong, terdapat dua tipe yakni rongga sella tursika sebagian atau seluruhnya terisi oleh cairan serebrospinal (CSF). Sella kosong sebagian, yakni kelenjar hipofisis masih ada, tetapi sangat kecil dan mungkin tidak berfungsi dengan baik. Sementara, sella kosong sepenuhnya adalah kelenjar hipofisis tidak terlihat dan kemungkinan besar tidak berfungsi.

Ketika menderita penyakit sindrom sella kosong dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, tergantung pada seberapa parah kelenjar hipofisis terpengaruh. Pada beberapa kasus Empty Sella Syndrome sering kali tidak memiliki gejala, namuan penderita ESS ini bisa jadi mengalami keluhan, diantaranya:

- Disfungsi ereksi

- Penurunan gairah seks

- Mudah lelah

- Menstruasi yang tidak teratur atau berhenti sama sekali (amenorrhea)

- Galaktorea, yaitu keluarnya ASI atau cairan menyerupai ASI dari puting payudara padahal tidak sedang hamil atau menyusui

- Peningkatan tekanan di otak

- Keluarnya cairan otak dari hidung

- Sakit kepala

- Papiledema, yaitu gangguan penglihatan akibat saraf mata membengkak karena tekanan di dalam otak

Pengobatan Empty Sella

Selanjutnya, untuk pengobatan sindrom sella kosong tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Pengobatan mungkin termasuk:

- Terapi hormon pengganti, yakni untuk menggantikan hormon yang tidak diproduksi oleh kelenjar hipofisis.

- Pembedahan, untuk mengangkat tumor atau kista yang menekan kelenjar hipofisis.

- Radiasi, upaya untuk mengecilkan tumor.

 

 

Apa penyebab munculnya penyakit Empty Sella Syndrome?

Kenali penyebab munculnya penyakit Empty Sella, sakit yang diderita Ruben Onsu © 2024 brilio.net

Kenali penyebab munculnya penyakit Empty Sella, sakit yang diderita Ruben Onsu
romj.org

Penyebab munculnya Empty Sella Syndrome (ESS) dapat dibedakan menjadi dua kategori utama:

1. Empty Sella Syndrome Primer:

- Penyebab yang tidak diketahui (idiopatik)

Sejauh ini para pakar belum mengetahui secara pasti yang menjadi penyebab utama seseorang bisa terkena penyakit ESS tersebut. Namun, ada penyebab paling umum dari ESS primer, dan pernah terjadi sekitar 70-80% kasus. Diperkirakan bahwa ESS primer idiopatik disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan.

- Kelainan struktur sella turcica

Penyebab selanjutnya yakni berkaitan dengan kelainan yang terjadi sejak lahir (kongenital) atau berkembang setelah lahir (didapat). Kelainan ini dapat menyebabkan kelenjar hipofisis terdorong ke atas atau ke bawah, sehingga rongga sella turcica terisi cairan serebrospinal.

- Tekanan intrakranial yang tinggi

Tekanan intrakranial yang tinggi dapat menyebabkan kelenjar hipofisis mengecil dan mendatar, sehingga rongga sella turcica terisi cairan serebrospinal.

2. Empty Sella Syndrome Sekunder:

- Cedera kepala

Cedera kepala yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar hipofisis atau sella turcica, yang dapat menyebabkan ESS sekunder.

- Tumor otak

Tumor otak yang terletak di dekat kelenjar hipofisis dapat menekan kelenjar maupun mengganggu aliran darah ke kelenjar, yang dapat menyebabkan ESS sekunder.

- Pembedahan otak

Tak jarang pula kasus ESS sekunder disebabkan oleh pembedahan otak yang melibatkan kelenjar hipofisis (sella turcica) sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar atau mengganggu aliran darah ke kelenjar, sebab itu bisa memicu adanya ESS sekunder.

- Radioterapi

Selain itu, radioterapi di kepala juga menimbulkan resiko kerusakan pada kelenjar hipofisis/sella turcica. Hal ini jadi salah satu penyebab Empty Sella Syndrome sekunder.

- Infeksi otak

Berikutnya ada infeksi otak yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada kelenjar hipofisis sehingga memicu seseorang menderita sakit tersebut.

- Penyakit autoimun

Terakhir ada penyebab lainnya, yakni berkaitan dengan autoimun. Penyakit autoimun ini tak jarang sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang organ atau jaringan tubuh yang sehat. Hal ini menyebabkan peradangan dan kerusakan pada organ maupun jaringan yang diserang tersebut.