Brilio.net - Akhir-akhir ini perubahan iklim semakin memprihatinkan. Perubahan terjadi dengan signifikan dan berdampak kepada lingkungan manusia. Suhu global yang meningkat menyebabkan gelombang panas yang ekstrim. Dilansir brilio.net dari greenpeace.org, laporan sintesis IPCC ke-6 (AR6) yang diterbitkan pada bulan Maret 2023 mengatakan bahwa aktivitas yang dilakukan manusia melalui emisi gas rumah kaca, telah mengakibatkan pemanasan global, dengan suhu permukaan global mencapai 1,1°C di atas tahun 1850–1900 pada tahun 2011–2020.

Hal ini tergambarkan dari keadaan perubahan iklim dunia, seperti banjir dan gelombang panas di seluruh Afrika, banjir besar di bagian selatan Brasil, kekeringan di Amazon serta panas yang melanda Asia, termasuk di India.

Pada bulan April hingga Mei, perubahan ekstrim terjadi akibat gelombang panas yang ekstrim. Beberapa negara asia seperti India mengalami suhu yang ekstrim hingga 47 derajat celcius sehingga mengakibatkan kematian dan kesengsaraan.

Apa itu perubahan iklim?

Kesehatan terancam freepik.com

foto: freepik.com

Dilansir brilio.net dari un.org, perubahan iklim adalah kondisi yang mengacu pada perubahan suhu dan dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran tersebut bisa terjadi secara alami, akibat perubahan aktivitas matahari atau letusan gunung berapi yang besar. Namun sejak tahun 1800 an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak, dan gas.

Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca sehingga menyelimuti bumi dan memerangkap panas matahari serta meningkatkan suhu. Gas rumah kaca menjadi penyebab utama dari perubahan iklim termasuk karbon dioksida dan metana. Seperti penggunaan bensin untuk mengendarai mobil atau batu bara untuk memanaskan gedung.

Selain itu, pembukaan lahan dan penebangan hutan juga dapat melepaskan karbon dioksida. Kegiatan pertanian, minyak dan gas merupakan sumber utama emisi metana. Energi, industri, transportasi, bangunan, pertanian dan penggunaan lahan merupakan beberapa sektor utama yang menjadi penyebab gas rumah kaca.

Suhu rata-rata permukaan bumi pada saat ini berkisar antara 1,2°C lebih hangat dibandingkan suhu akhir tahun 1800-an (sebelum revolusi industri). Suhu ini lebih hangat dibandingkan suhu sebelumnya dalam 100.000 tahun terakhir. Pada tahun 2011-2020 merupakan dekade terpanas yang pernah tercatat, dan setiap dekade dalam empat dekade terakhir selalu lebih hangat dibandingkan dekade sebelumnya sejak tahun 1850.

Dampak perubahan iklim saat ini mencakup, antara lain, kekeringan hebat, kelangkaan air, kebakaran hebat, naiknya permukaan air laut, banjir, mencairnya es di kutub, bencana badai, dan menurunnya keanekaragaman hayati.

 

 

Dampak perubahan iklim terhadap manusia

Kesehatan terancam freepik.com

foto: freepik.com

Perubahan iklim memiliki dampak luas dan mendalam terhadap kehidupan manusia. Perubahan iklim juga memengaruhi kesehatan manusia. Selain itu, perubahan iklim juga memperburuk kualitas udara dan memperluas penyebaran penyakit menular, meningkatkan beban kesehatan masyarakat.

Ketidakpastian iklim mengganggu produksi pangan dan akses air bersih, yang dapat menyebabkan penyakit mengancam manusia. Memahami dan mengatasi dampak perubahan iklim menjadi kunci untuk melindungi kesejahteraan manusia dan memastikan kelangsungan hidup di masa depan. Berikut 6 dampak perubahan iklim terhadap manusia.

1. Penyakit menular

Kesehatan terancam freepik.com

foto: freepik.com

Perubahan iklim bisa membuat cuaca berubah. Perubahan cuaca berubah drastis bisa meningkatkan risiko penyakit menular sebesar 58 persen. Perubahan iklim bisa membuat pemanasan sehingga berkembang biak nyamuk, kutu, dan serangga pembawa penyakit lain.

Selain itu, perubahan iklim bisa mengakibatkan badai, banjir, dan kejadian cuaca ekstrem. Keadaan ekstrem juga berisiko munculnya penyakit virus, seperti hantavirus, adenovirus dan lain sebagainya.

2. Penyakit jantung

Kesehatan terancam freepik.com

foto: freepik.com

Perubahan iklim juga bisa menimbulkan panas yang ekstrim sehingga memiliki kaitan dengan peningkatan serangan jantung, stroke, dan penyakit kardiovaskular lain. Penyebab panas ekstrem bisa membuat tubuh berkeringat lebih banyak, dehidrasi, dan penyakit lainnya.

Jika cairan tubuh lebih banyak yang keluar, maka darah menjadi lebih kental sehingga harus memaksa jantung bekerja lebih keras.

3. Demensia

Kesehatan terancam freepik.com

foto: freepik.com

Perubahan iklim membuat kebakaran hutan menjadi lebih sering dan bertambah parah. Partikel-partikel yang terhirup dan masuk kedalam paru-paru bisa berdampak buruk dalam jangka panjang. Dampak lain bisa terjadi pada kemampuan kognitif manusia.

4. Penyakit ginjal kronis

Bagi yang selalu beraktivitas di luar ruangan, panas yang diakibatkan oleh perubahan iklim yang tinggi dapat berdampak buruk pada ginjal. Pada cuaca yang sangat panas, penyakit yang bisa terinfeksi oleh cuaca ekstrem adalah saluran kemih, batu ginjal, dan cedera ginjal akut.

5. Masalah kesehatan mental

Perubahan iklim tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik tetapi juga berdampak signifikan pada kesehatan mental manusia. Bencana alam yang lebih sering dan parah seperti banjir, kebakaran hutan, dan badai menyebabkan trauma psikologis, stres pasca trauma (PTSD), kecemasan, dan depresi. Orang-orang yang kehilangan rumah, harta benda, atau bahkan orang yang mereka cintai dalam bencana ini sering kali mengalami tekanan emosional yang mendalam.

6. Penyakit pernapasan

Perubahan iklim berdampak signifikan pada kesehatan pernapasan manusia, memperburuk kondisi yang sudah ada dan memicu penyakit baru. Peningkatan suhu global dan perubahan pola cuaca berkontribusi pada kualitas udara yang semakin memburuk, dengan polusi udara dan peningkatan alergen yang menjadi ancaman serius.

Selain itu, perubahan iklim juga memperpanjang musim alergi dan meningkatkan konsentrasi alergen seperti serbuk sari, yang dapat memicu serangan asma dan alergi pernapasan. Cuaca ekstrem seperti gelombang panas dan kebakaran hutan juga melepaskan partikel-partikel berbahaya ke udara, memperparah kondisi pernapasan dan meningkatkan risiko kesehatan terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.