Berdasarkan patofisiologis, konstipasi dapat diklasifikasikan menjadi konstipasi akibat kelainan organik dan konstipasi fungsional.
1. Konstipasi kelainan organik
Kelainan organik sebagai penyebab konstipasi jarang terjadi, namun tetap harus dipertimbangkan sebagai suatu kelainan yang mendasari kejadian konstipasi. Beberapa kelainan organik yang sering dilaporkan sebagai penyebab konstipasi antara lain kelainan neurologis (penyakit Parkinson, multiple sclerosis, spinal cord lesions, distrofia muskular), endokrin (hipotiroid, diabetes), psikologis (depresi, kesulitan makan), dan obat-obatan (narkotik, antikolinergik).
2. Konstipasi fungsional
Terdapat beberapa istilah yang pernah digunakan untuk mendefinisikan konstipasi fungsional yaitu retensi feses fungsional, konstipasi retentif, dan megakolon psikogenik. Istilah tersebut diberikan karena adanya usaha anak untuk menahan buang air besar akibat adanya rasa takut untuk berdefekasi.
Konstipasi fungsional dapat dikelompokkan menjadi bentuk primer dan sekunder. Konstipasi primer ditegakkan apabila penyebab dasar konstipasi tidak dapat ditentukan. Sedangkan penegakkan konstipasi sekunder dilakukan jika terdapat penyebab dasar dari keluhan tersebut.
Sumber: Endyarni dan Syarif. 2004. Jurnal Sari Pediatri Volume 6 Nomor 2: Konstipasi Fungsional. Jakarta: Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM.
Recommended By Editor
- Klasifikasi adalah pengelompokan, pahami pengertian dan tujuannya
- Spionase adalah penyelidikan secara rahasia, ini penjelasannya
- Manufaktur adalah industri pengolahan barang, pahami proses bisnisnya
- Topografi adalah ilmu tentang permukaan bumi, ini ciri dan manfaatnya
- Perdagangan internasional adalah, ini manfaat, faktor, dan hambatan