Brilio.net - Rabies adalah penyakit menular akut yang menyerang sistem saraf pusat dan disebabkan oleh virus Lyssavirus. Penyakit ini dapat menular melalui gigitan, cakaran, atau jilatan pada kulit yang luka oleh hewan yang terinfeksi rabies. Di Indonesia, rabies masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat, terutama karena penyebarannya melalui hewan peliharaan seperti anjing dan kucing.
Infeksi rabies pada manusia bisa berakibat fatal jika tidak segera diobati setelah terpapar. Gejala awal biasanya mirip flu, seperti demam, nyeri kepala, dan kelelahan. Setelah masa inkubasi yang berlangsung antara 4 hingga 12 minggu, gejala akan berkembang menjadi gangguan neurologis yang parah, termasuk hiperaktif, halusinasi, dan kesulitan menelan.
Pemerintah, melalui Dinas Peternakan di berbagai daerah, terus menggiatkan program vaksinasi rabies gratis untuk hewan peliharaan. Di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, misalnya, sebanyak 15.679 ekor Hewan Penular Rabies (HPR) telah mendapatkan vaksinasirabies. Namun, minat masyarakat untuk memvaksin hewan peliharaan mereka masih rendah, meskipun sosialisasi dan pemberitahuan telah dilakukan sebelumnya.
Namun, bukan hanya hewan saja, manusia juga bisa mendapatkan vaksin rabies. Vaksin dapat diberikan pada orang yang sudah terpapar virus rabies maupun yang berisiko tertular. Simak informasi mengenai manfaat, dosis dan efek samping vaksin rabies dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Jumat (2/8).
Manfaat vaksin rabies
foto: unsplash.com
Vaksinasi rabies penting untuk dilakukan karena dapat melindungi kesehatan hewan peliharaan dan mengurangi risiko penularan penyakit kepada manusia. Dengan memberikan vaksin, pemilik hewan turut serta dalam upaya pencegahan penyebaran virus rabies di lingkungan mereka. Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh hewan peliharaan, tetapi juga melindungi kesehatan dan keselamatan manusia dari ancaman rabies.
Vaksin rabies untuk manusia dirancang untuk mencegah penyebaran virus rabies ke tubuh manusia. Vaksin ini mengandung virus rabies yang telah dilemahkan atau dimatikan, sehingga aman namun tetap efektif dalam memicu respons kekebalan tubuh.
Dirangkum dari laman Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada dua jenis vaksinasi rabies untuk manusia, yakni vaksinasi pra-eksposur (Rabies PrEP) yang diberikan kepada orang dengan risiko tinggi terpapar rabies. Contohnya dokter hewan, penjaga hewan, pemilik hewan peliharaan, dan pekerja laboratorium yang menangani virus rabies.
Kedua adalah vaksinasi pasca-eksposur (Rabies PEP) yang diberikan kepada orang yang telah tergigit oleh hewan terinfeksi rabies. Pemberian vaksin rabies pada manusia sangat penting, terutama bagi mereka yang memiliki hewan peliharaan atau bekerja di sekitar hewan. Vaksinasi ini secara signifikan menurunkan risiko terserang penyakit rabies dan berbagai komplikasi berbahaya, bahkan kematian.
Ketika tubuh manusia diberi vaksin rabies, sistem kekebalan akan memproduksi antibodi yang dapat melawan virus rabies jika terjadi infeksi di masa depan. Dengan demikian, vaksinasi rabies menjadi langkah pencegahan yang krusial dalam melindungi kesehatan manusia dan hewan peliharaan dari ancaman virus rabies yang mematikan.
Dosis vaksin rabies
foto: pixabay.com
Dilansir dari WHO, bagi individu yang belum pernah divaksin rabies sebelumnya, diperlukan 4 dosis vaksin rabies yang diberikan selama dua minggu. Dosis ini diberikan pada hari ke-0, 3, 7, dan 14. Selain itu, pada hari pertama vaksinasi atau segera setelahnya, kamu harus menerima imunoglobulin rabies untuk meningkatkan perlindungan awal terhadap virus.
Bagi individu yang sudah pernah mendapatkan vaksin rabies sebelumnya, protokol vaksinasi setelah paparan biasanya lebih sederhana. Hanya diperlukan 2 dosis vaksin rabies untuk memberikan perlindungan yang memadai. Vaksin ini dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain tanpa mengurangi efektivitasnya.
Efektivitas vaksin rabies sangat tinggi, dengan sekitar 95% orang yang menerima 3 dosis akan memiliki perlindungan terhadap rabies. Durasi perlindungan biasanya berlangsung setidaknya 1 hingga 2 tahun. Bagi mereka yang terus berisiko terkena rabies, mungkin diperlukan satu atau lebih dosis booster untuk memastikan perlindungan yang berkelanjutan.
Efek samping vaksin rabies
foto: pixabay.com
Vaksin rabies umumnya aman, namun seperti semua vaksin, dapat menyebabkan beberapa efek samping. Sebagian besar efek samping ini bersifat ringan dan tidak berlangsung lama. Laman National Health Service (NHS), mengungkapkan bahwa efek samping yang akan dialami setelah vaksin, yakni:
- Pembengkakan atau nyeri di tempat suntikan
- Sakit kepala
- Demam
- Mual
- Ruam gatal yang meningkat (urtikaria)
Efek samping yang lebih serius, seperti reaksi alergi parah, sangat jarang terjadi. Namun, penting untuk segera mencari bantuan medis jika terjadi reaksi alergi. Keseluruhan, manfaat vaksin rabies jauh lebih besar daripada risiko efek samping yang mungkin timbul, menjadikannya langkah penting dalam pencegahan penyakit rabies.
Recommended By Editor
- Nggak cuma dianjurkan untuk wanita, ini 5 manfaat vaksin HPV bagi pria
- Kenali jenis-jenis vaksin polio, manfaat, dan cara mengatasi efek sampingnya pada anak
- Vaksin herpes zoster untuk mencegah cacar api, pahami kelebihan, efek samping, dan cara mengatasinya
- 21 Penyakit ini tidak ditanggung BPJS Kesehatan lagi per Agustus 2024
- [KUIS] Kapan waktu yang pas untukmu berolahraga? Kamu tim pagi atau sore nih?
- Mengunyah makanan 40 kali efektif bikin berat badan turun, ini fakta dan tips diet sehat