Brilio.net - Emfisema merupakan penyakit paru-paru kronis yang ditandai dengan sesak nafas. Melansir dari webmd.com, menyatakan bahwa lebih dari 3 juta orang di Amerika Serikat telah didiagnosa menderita emfisema. Penyakit ini tergolong dalam kelompok PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).
Emfisema adalah sebuah kondisi organ paru-paru yang mengalami kerusakan. Pada umumnya, penyakit ini disebabkan oleh kebiasaan merokok yang sudah berjalan selama bertahun-tahun. Diketahui bahwa jumlah perokok yang diterbitkan oleh World Health Organization atau WHO menyebutkan bahwa ada sekitar 1,5 miliar orang perokok berusia 15 tahun ke atas pada tahun 2022.
Sementara di Indonesia, jumlah perokok aktif di indonesia yang diambil dari kemkes.go.id menyatakan diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4 persen diantaranya perokok berusia 10-18 tahun. Selain itu, jumah kelompok anak dan remaja menjadi kelompok yang paling meningkat secara signifikan.
Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3 persen (2016) menjadi 19,2 persen (2019). Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5 persen), diikuti usia 10-14 tahun (18,4 persen).
Dari Pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit emfisema bisa terjadi pada aktivitas merokok berlebih secara terus-menerus. Namun, untuk menjaga kesehatan kamu harus mengetahui lebih lanjut gejala, penyebab, dan cara mengatasi emfisema. Untuk itu, brilio.net telah menyiapkan dari berbagai sumber apa itu gejala, penyebab dan cara mengatasi emfisema dari berbagai sumber, Selasa (16/7).
Gejala emfisema
foto: freepik.com
Jika kamu sering terpapar asap, khususnya asap rokok kamu harus mewaspadainya. Paparan rokok bisa memicu gejala emfisema dan merugikan kesehatan kamu. Maka dari itu, kamu wajib tahu apa saja gejala yang ditimbulkan dari penyakit emfisema sebagai berikut:
- Nyeri dada, yang memburuk saat kamu menarik napas dalam-dalam (radang selaput dada).
- Batuk kering.
- Keringat berlebihan, terutama keringat malam.
- Demam dan menggigil.
- Ketidaknyamanan seperti kegelisahan atau
perasaan tidak enak.
- Sesak napas.
- Penurunan berat badan (tidak disengaja).
Penyebab emfisema
foto: freepik.com
Emfisema biasanya disebabkan oleh paparan asap rokok dan menyebabkan infeksi menyebar langsung dari paru-paru. Hal ini menyebabkan penumpukan nanah di rongga pleura. Melansir dari pennmedicine.org, emfisema dapat menyebabkan cairan menumpuk di paru-paru berkisar 2 cangkir (1/2 liter) atau lebih sehingga memberikan tekanan pada paru-paru. Adapun faktor lain yang dapat menyebabkan kondisi emfisema sebagai berikut:
- Neumonia bakteri.
- Tuberkulosis.
- Operasi dada.
- Abses paru-paru.
- Trauma atau cedera pada dada.
Adapun faktor resiko yang sering terjadi sebagai berikut:
- Memiliki kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok (perokok pasif).
- Menetap atau bekerja di lingkungan yang mudah terpapar polusi udara, seperti
lingkungan pabrik atau industri.
- Berusia 40 tahun ke atas.
- Memiliki riwayat defisiensi alfa-1 antitripsin atau penyakit paru obstruktif (PPOK) dalam keluarga.
Cara mengatasi emfisema
foto: freepik.com
Perlu kamu ketahui bahwa emfisema tidak bisa diatasi atau diobati dengan sepenuhnya. Namun, beberapa penanganan dapat meredakan gejala yang ditimbulkan serta memperlambat perkembangan penyakit. Beberapa penanganan yang bisa dilakukan sebagai berikut:
Perbaiki gaya hidup
Kamu bisa memperbaiki gaya hidup sebagai penanganan awal emfisema. Perbaikan gaya hidup yang dimaksud sebagai berikut:
- Berhenti merokok jika pasien adalah perokok aktif.
- Menghindari asap rokok atau polusi udara lainnya yang bisa mengiritasi paru-paru.
- Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
- Berolahraga rutin, yang jenisnya disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien.
Mengonsumsi obat-obatan
Mengatasi penyakit emfisema bisa dilakukan dengan pemberian obat dengan tingkat keparahan kondisi penderita. Berikut adalah beberapa obat yang bisa digunakan untuk menangani emfisema:
- Obat pelega pernapasan (bronkodilator), seperti umeclidinium atau tiotropium dalam bentuk obat hirup, untuk meredakan gejala sesak napas.
- Kortikosteroid, untuk mengurangi peradangan dan meredakan gejala.
- Antibiotik, untuk penderita emfisema yang juga mengalami infeksi bakteri.
Terapi emfisema
Kamu juga bisa melakukan terapi yang berfungsi untuk meredakan gejala dan meningkatkan kemampuan si penderita supaya dapat beraktivitas dengan normal. Adapun bentuk terapi emfisema sebagai berikut:
- Rehabilitasi paru atau terapi fisik dada.
- Konsultasi gizi.
- Terapi oksigen, bagi penderita emfisema yang mengalami kekurangan oksigen di dalam paru-paru (hipoksemia).
Operasi
Jenis operasi yang dilakukan tergantung dengan tingkat keparahan kondisi pasien. Bagi pasien emfisema yang berat, operasi pengangkatan paru dapat dilakukan untuk mengangkat jaringan paru-paru yang rusak sehingga jaringan yang tidak rusak dapat bekerja lebih efektif.
Recommended By Editor
- Jangan anggap sepele, kenali gejala, penyebab dan cara mengatasi paru-paru basah
- 8 Jenis makanan ini bantu detoks paru-paru bagi pasien Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK)
- 7 Olahraga terbaik untuk meningkatkan kapasitas paru-paru, bantu jaga kebugaran tubuh lebih optimal
- Kenali gejala dan penyebab polio, penyakit Paul 'Pria Paru-paru Besi' selama 70 tahun hingga meninggal
- Mitos dan fakta penyebab paru-paru basah, kamu wajib tahu!
- 7 Sayur ini baik untuk paru-paru, bantu usir sesak napas