Brilio.net - Glaucoma atau glaukoma merupakan gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kerusakan saraf mata. Glaukoma terjadi ketika cairan bening kornea dan lensa mata menumpuk di bagian depan mata, dan meningkatkan tekanan di mata. Kondisi ini akan merusak saraf mata dan menyebabkan kebutaan.

Penyakit glaukoma inilah yang kini menyerang komedian kondang Tanah Air, Adul. Kabar ini pertama kali diungkap oleh Pandji Pragiwaksono, ketika muncul di kanal YouTube Kiky Saputri. Komika yang kini tinggal di New York itu menyebutkan, bahwa Adul saat ini sudah tidak bisa melihat atau mengalami kebutaan, akibat penyakit glaukoma ini.

Dilansir dari laman American Academy of Ophthalmology, glaukoma menjadi ancaman orang dengan usia 40 tahun ke atas. Selain itu, penyakit glaukoma juga menjadi penyebab kedua kebutaan di dunia dan di Indonesia.

Data dari WHO menyatakan bahwa sekitar 57,5 juta orang di seluruh dunia terkena glaukoma. 50 persen orang di negara maju tidak menyadari terkena penyakit yang menyerang mata ini. Sedangkan di negara berkembang seperti di Indonesia, angkatnya bisa mencapai 90 persen.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyakit glaukoma harus diketahui sedini mungkin. Maka dari itu, kamu wajib mengenal gejala, penyebab, untuk bisa mengobati penyakit glaukoma, sebagaimana yang telah dirangkum brilio.net dari berbagai sumber pada Selasa (18/6).

Gejala glaukoma.

Mengenal glaukoma  2024 Freepik.com

Mengenal glaukoma
2024 Freepik.com/berbagai sumber

Dikutip dari Healthline, jenis glaukom yang paling umum adalah glaukoma sudut terbuka. Penyakit ini tidak memiliki tanda atau gejala yang jelas kecuali kehilangan penglihatan secara bertahap. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk menjalani pemeriksaan mata komprehensif tahunan, sehingga dokter spesialias mata dapat memantau perubahan pada penglihatan kamu.

Sementara itu glaukoma sudut sempit dikenal sebagai glaukoma dengan level darurat medis. Segera temui dokter jika kamu mengami salah satu gejala berikut:

- Sakit mata yang parah

- Mual

- Muntah

- Warna kemerahan di mata

- Gangguan penglihatan secara mendadak

- Melihat ada bentuk lingkaran atau cincin di sekitar lampu

- Pandangan kabur secara tiba-tiba

Penyebab Glaukoma.

Mengenal glaukoma  2024 Freepik.com

Mengenal glaukoma
2024 Freepik.com/berbagai sumber

Penyakit glaukoma terjadi ketika bagian belakang mata terus menerus mengeluarkan cairan bening yang disebut aqueous humor. Saat cairan ini dibuat, ia bisa memenuhi bagian depan mata kamu. Kemudian ia meninggalkan mata melalui saluran di kornea dan iris.

Jika saluran ini tersumbat, maka akan ada tekanan alami di mata atau disebut juga sebagai Intraocular Pressure (IOP). Ketika tekanan itu meningkat, maka saraf optik bisa rusak. Kerusakan saraf ini lambat laun akan mempengaruhi penglihatan kamu.

Apa yang menyebabkan tekanan di mata meningkat tidak selalu diketahui. Namun, beberapa dokter menduga satu atau lebih dari faktor di bawah ini menjadi penyebabnya:

- Tekanan darah tinggi

- Efek dari obat-obatan seperti kortikosteroid

- Saluran pembuangan cairan pada mata yang tersumbat

- Aliran darah yang buruk ke saraf optik

Jenis Glaukoma.

Mengenal glaukoma  2024 Freepik.com

Mengenal glaukoma
2024 Freepik.com/berbagai sumber

Ada lima jenis utama glaukoma seperti yang disebutkan dalam Healthline, di antaranya adalah:

1. Glaukoma sudut terbuka (kronis).

Jenis glaukoma ini tidak memiliki tanda atau gejala kecuali kehilangan penglihatan secara bertahap. Itu sebabnya banyak orang yang tidak menyadari penyakit jenis ini, karena prosesnya sangat lambat.

2. Glaukoma sudut tertutup (akut).

Dalam kasus ini, jika aliran cairan aqueous humor tiba-tiba tersumbat dan terjadi penumpukan cairan, ini dapat menyebabkan tekanan yang cukup parah dan cepat pada mata. Glaukoma jenis ini tergolong akut atau darurat. Kamu harus segera menghubungi dokter jika mengalami gejala seperti nyeri hebat di mata, mual, dan penglihatan kabur.

3. Glaukoma bawaan.

Anak-anak yang lahir dengan glaukoma kongenital mempunya cacat di sudut mata mereka. Glaukoma bawaan biasanya muncul dengan gejala seperti mata keruh, air mata berlebihan, atau kepekaan terhadap cahaya. Jenis ini bisa diturunkan dalam keluarga.

4. Glaukoma sekunder.

Glaukoma sekunder merupakan efek samping dari cedera atau kondisi mata lainnya, seperti katarak atau tumor mata. Obat-obatan seperti kortikosteroid juga dapat menyebabkan glaukoma jenis ini.

5. Glaukoma tensi normal.

Dalam beberapa kasus, orang yang tidak mengalami peningkatan tekanan mata bisa mengalami kerusakan pada saraf optiknya. Penyebabnya belum diketahui. Namun, sensitivitas ekstrem atau kurangnya aliran darah ke saraf optik mungkin jadi faktor penyebabnya.

Cara mengobati glaukoma.

Mengenal glaukoma  2024 Freepik.com

Mengenal glaukoma
2024 Freepik.com/berbagai sumber

Ada beberapa cara untuk mengobati penyakit glaukoma. Adapun caranya sebagai berikut:

1. Penggunaan obat tetes mata.

Ada beberapa jenis obat tetes yang bisa dipakai untuk mengobati glaukoma seperti Miotic, Prostaglandin, carbonic anhydrase inhibitor dan beta blocker. Miotic (pilocarpine) dan Prostaglandin (latanoprost, travoprost, dan bimatoprost) berfungsi untuk memperlancar aliran cairan mata (aqueous humour). Carbonic anhydrase inhibitor (brinzolamide) dan Beta blocker (timolol dan betaxolol) berfungsi untuk mengurangi produksi cairan mata.

2. Terapi laser.

Ada 2 jenis terapi laser yang dapat dilakukan oleh medis untuk mengobati penyakit glaukoma, yaitu trabekuloplasti dan iridotomi. Trabeculoplasty untuk membuka jaringan yang tersumbat, memungkinkan cairan mata mengalir lancar. Sedangkan Iridotomy untuk membuat lubang kecil di iris, memungkinkan cairan mata mengalir.

3. Operasi

Operasi mata bisa dilakukan dengan 2 cara, yaitu Trabeculectomy dan Implan. Trabeculectomy dilakukan dengan membuat lubang di bagian putih mata dan membuang sebagian sistem aliran cairan mata. Sedangkan Implan adalah menanamkan tabung kecil di mata untuk mengalirkan kelebihan cairan mata.

4. Obat oral.

Penggunaan obat oral, seperti inhibitor karbonat anhidrase untuk penyakit glaukoma juga bisa dilakukan, lho. Namun, ada efek samping yang ditimbulkan seperti sering buang air kecil, kesemutan di jari tangan dan kaki, depresi, sakit perut, dan batu ginjal.