Brilio.net - Kabar sedih datang dari Sonny Septian, suami Fairuz A Rafiq. Setelah dirawat sejak Rabu (17/7) akibat keracunan, Sonny kini didiagnosis mengalami kondisi kesehatan yang lebih serius, yakni penyempitan pembuluh darah.

Awalnya, Sonny mengalami pusing yang sangat mengganggu di tengah pemulihan dari gangguan pencernaan. Namun kepalanya menjadi pusing-pusing sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian Berbagai sumber

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian
Instagram/sonnyseptian

"Sonny itu kemarin awalnya dari gangguan pencernaan. Tapi kepalanya juga pusing-pusing terus dan sakitnya lumayan," ucap Fairuz A Rafiq saat ditemui awak media di RS Abdi Waluyo, Jakarta, Kamis (25/7).

Setelah menjalani pemeriksaan MRI, ditemukan bahwa Sonny mengalami penyempitan pembuluh darah di kepala.

"Dari situ, dokter menyarankan buat MRI. Setelah berapa kali MRI dan pemeriksaan, akhirnya diketahui bahwa ternyata di kepalanya ada penyempitan pembuluh darah," jelas Fairuz A Rafiq.

Penyempitan pembuluh darah sendiri adalah kondisi medis serius yang butuh penanganan khusus. Untuk tahu lebih jelasnya, kamu bisa simak ulasan brilio.net melansir dari berbagai sumber pada Senin (29/7) berikut ini.

Mengenal penyumbatan pembuluh darah

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian Berbagai sumber

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian
freepik.com

Penyumbatan pembuluh darah, yang dalam dunia medis dikenal sebagai aterosklerosis, adalah kondisi di mana plak menumpuk di dalam arteri, menghalangi aliran darah yang sehat ke berbagai organ tubuh.

Plak tersebut terdiri dari lemak, kolesterol, kalsium, dan zat lain yang terdapat dalam darah. Ketika plak ini mengeras, pembuluh darah bisa menjadi sempit dan kaku, sehingga memperlambat aliran darah. Merujuk dari situs mayoclinic.org, aterosklerosis bisa menyebabkan berbagai komplikasi serius, termasuk serangan jantung dan stroke.

Penyumbatan pembuluh darah sering kali tidak menunjukkan gejala sampai kondisinya cukup parah. Namun, gejala umum yang bisa dirasakan antara lain nyeri dada (angina), sesak nafas, kelelahan ekstrem, dan gejala lain yang berkaitan dengan kurangnya suplai darah ke organ vital. Kondisi ini bisa berkembang perlahan-lahan dan dapat memengaruhi arteri di seluruh tubuh, termasuk di jantung, otak, lengan, kaki, dan ginjal.

Proses pembentukan plak dalam arteri biasanya dimulai sejak muda dan berkembang seiring bertambahnya usia. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyatakan bahwa aterosklerosis adalah penyebab utama dari penyakit kardiovaskular, yang merupakan penyebab kematian tertinggi di seluruh dunia. Oleh karena itu, memahami dan mengenali gejala serta faktor risiko penyumbatan pembuluh darah sangat penting untuk pencegahan dan pengobatan yang efektif.

Penyebab penyumbatan pembuluh darah

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian Berbagai sumber

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian
freepik.com

Penyumbatan pembuluh darah bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik yang dapat dikendalikan maupun yang tidak. Faktor yang tidak dapat dikendalikan antara lain usia, jenis kelamin, dan riwayat keluarga. Seiring bertambahnya usia, risiko mengalami aterosklerosis meningkat. Pria cenderung memiliki risiko lebih tinggi pada usia lebih muda, tetapi risiko pada wanita meningkat setelah menopause.

Di sisi lain, faktor risiko yang dapat dikendalikan meliputi gaya hidup dan kondisi kesehatan tertentu. Kebiasaan merokok, pola makan tinggi lemak dan kolesterol, kurangnya aktivitas fisik, serta konsumsi alkohol berlebihan adalah beberapa contoh gaya hidup yang dapat meningkatkan risiko aterosklerosis. Selain itu, kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas juga berkontribusi terhadap pembentukan plak di arteri.

Menurut American Heart Association, merubah gaya hidup menjadi lebih sehat adalah langkah kunci untuk mengurangi risiko penyumbatan pembuluh darah. Hal ini termasuk berhenti merokok, mengadopsi pola makan sehat yang rendah lemak jenuh dan kolesterol, serta meningkatkan aktivitas fisik harian. Mengelola stres dan menjaga berat badan ideal juga merupakan faktor penting dalam pencegahan aterosklerosis.

Cara mengatasi penyumbatan pembuluh darah

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian Berbagai sumber

mengenal penyumbatan pembuluh darah Sonny Septian
freepik.com

Mengatasi penyumbatan pembuluh darah memerlukan pendekatan yang komprehensif, yang melibatkan perubahan gaya hidup, pengobatan medis, dan dalam beberapa kasus, prosedur medis. Langkah pertama yang dianjurkan oleh para ahli adalah mengubah kebiasaan sehari-hari yang berisiko, seperti merokok dan pola makan yang tidak sehat.

Mengonsumsi makanan kaya serat, seperti buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, serta mengurangi asupan garam dan gula, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah.

Pengobatan medis seringkali diperlukan untuk membantu mengontrol faktor risiko yang mendasari aterosklerosis. Obat-obatan seperti statin dapat diresepkan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sementara obat tekanan darah dapat membantu menjaga tekanan darah tetap stabil. Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute, penting untuk mengikuti instruksi dokter dalam penggunaan obat-obatan ini untuk mencapai hasil yang optimal.

Dalam kasus yang lebih parah, prosedur medis seperti angioplasti atau operasi bypass arteri koroner mungkin diperlukan. Angioplasti melibatkan penggunaan balon kecil untuk membuka arteri yang tersumbat, sedangkan operasi bypass melibatkan pencangkokan pembuluh darah dari bagian lain tubuh untuk mengalihkan aliran darah melewati area yang tersumbat. Kedua prosedur ini bertujuan untuk mengembalikan aliran darah yang sehat ke jantung dan organ lain.

Menjaga komunikasi yang baik dengan tenaga medis dan rutin memeriksakan kesehatan adalah kunci untuk mengelola dan mengatasi penyumbatan pembuluh darah. Penting bagi pasien untuk memahami kondisi mereka, mengikuti saran medis, dan menjalani pemeriksaan rutin guna memantau perkembangan dan efektivitas pengobatan. Dengan pendekatan yang tepat, risiko komplikasi serius dapat diminimalkan, dan kualitas hidup dapat ditingkatkan.