Brilio.net - Tempe menjadi makanan yang murah sekaligus enak diolah menjadi makanan apa saja. Lauk yang dibuat dari proses fermentasi biji-bijian menggunakan jamur Rhizopus Oligosporus, ternyata memiliki banyak manfaat.
Menyadur dari laman Kementerian Kesehatan, tempe jadi pangan yang kaya akan nilai gizinya. Tempe mengandung senyawa yang baik untuk tubuh seperti senyawa peptida pendek, asam amino bebas, asam-asam lemak, dan karbohidrat sederhana yang mudah diserap tubuh. Selain itu, kandungan asam amino pada tempe 24 kali lebih banyak dibandingkan susu kedelai.
Nggak hanya itu, tempe juga mengandung vitamin B2, vitamin B12, niasin serta asam pantotenat. Tak heran jika makanan satu ini baik dikonsumsi oleh siapa saja. Tapi tahukah kamu? Tempe ternyata punya efek samping tak baik bagi tubuh bila dikonsumsi berlebihan. Lantas apa saja bahayanya?
Berikut ulasan lengkapnya di bawah ini! Dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, Jumat (19/7).
Bahaya makan tempe berlebihan untuk kesehatan.
Meskipun tempe umumnya dianggap sebagai makanan yang sehat, ada beberapa potensi dampak buruk yang perlu diperhatikan jika dikonsumsi secara berlebihan, meliputi:
1. Alergi.
Tempe terbuat dari kedelai, yang merupakan salah satu dari delapan alergen makanan utama. Penelitian oleh Savage et al. (2010) yang dipublikasikan di Journal of Allergy and Clinical Immunology menunjukkan, sekitar 0,4% dari populasi umum memiliki alergi kedelai.
Melihat potensi tersebut tentu tidak menutup kemungkinan tempe menimbulkan efek alergi, bagi seseorang yang memiliki riwayat alergi pada kedelai. Akibatnya, jika dikonsumsi secara berlebih bisa menimbulkan reaksi alergi ringan hingga berat. Adapun gejala alergi diantaranya:
- Gatal-gatal atau ruam kulit
- Pembengkakan bibir, lidah, atau tenggorokan
- Kesulitan bernapas
- Mual atau muntah
- Dalam kasus yang parah, syok anafilaksis yang mengancam jiwa
2. Gangguan pencernaan.
Meskipun proses fermentasi membuat tempe lebih mudah dicerna dibandingkan kedelai mentah, beberapa orang mungkin masih mengalami masalah pencernaan, setelah mengonsumsi tempe secara berlebihan.
Tempe memiliki kandungan serat yang tinggi. Jika dikonsumsi secara berlebihan bisa menimbulkan kembung. Nggak cuma itu, ada juga efek intoleransi terhadap produk fermentasi, serta adanya sensitivitas tubuh seseorang terhadap oligosakarida yang terdapat dalam kedelai. Umumnya gejala gangguan pencernaan dapat meliputi kembung, gas, sakit perut, atau diare.
3. Interaksi dengan obat-obatan.
Tempe mengandung vitamin K dalam jumlah yang signifikan. Vitamin K berperan penting dalam pembekuan darah. Bagi kamu yang mengonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin, kemudian makan tempe dalam jumlah besar, dapat mempengaruhi efektivitas obat tersebut. Alhasil dapat meningkatkan risiko pembekuan darah atau sebaliknya, sehingga meningkatkan risiko pendarahan.
4. Memperburuk asam urat.
Tempe, seperti kebanyakan produk kedelai, mengandung purin dalam jumlah yang cukup tinggi. Purin adalah senyawa yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Bagi kamu yang memiliki kecenderungan asam urat tinggi atau menderita gout artritis, ketika konsumsi tempe berlebihan dapat memicu serangan gout atau memperburuk kondisi yang ada.
5. Potensi gangguan hormon.
Kedelai menjadi bahan utama tempe yang mengandung isoflavon. Kandungan ini merupakan fitoestrogen (estrogen dari tumbuhan) yang dianggap memiliki banyak manfaat. Meski demikian, jika kadarnya terlalu tinggi dikhawatirkan berefek pada keseimbangan hormon.
Menyadur dari penelitian yang dilakukan oleh Sathyapalan et al. (2011) di Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, konsumsi isoflavon kedelai dalam jumlah besar dapat mempengaruhi fungsi tiroid pada beberapa orang.
6. Risiko anemia.
Melansir dari Heatline, efek samping atau bahaya konsumsi tempe secara berlebih bisa meningkatkan risiko anemia. Bahan utama tempe seperti kedelai memang kaya akan mineral seperti zat besi, yang dipercaya membantu tubuh memproduksi hemoglobin dalam darah.
Akan tetapi, zat besi dalam kedelai ternyata jauh lebih rendah dibandingkan bahan makanan lainnya seperti daging, ayam, dan ikan. Oleh sebab itu, jika konsumsi tempe secara berlebihan tanpa diimbangi dengan protein hewani, kemungkinan besar cadangan zat besinya sangat rendah. Apabila zat besi dalam tubuh terlalu rendah berisiko mengalami anemia.
7. Kontaminasi mikroba.
Meskipun proses fermentasi tempe umumnya aman, ada risiko kontaminasi jika proses produksi tidak dilakukan dengan benar. Kontaminasi oleh bakteri patogen atau jamur penghasil toksin bisa saja terjadi.
Apalagi jika tempe disimpan terlalu lama ataupun diproses secara tidak tepat, sehingga berpotensi terkontaminasi. Jika kamu mengonsumsi tempe yang terkontaminasi dapat menyebabkan keracunan makanan dengan gejala seperti mual, muntah, diare, dan demam.
Recommended By Editor
- Beda tempe dibungkus daun pisang dan plastik, mana lebih baik?
- 7 Manfaat tempe untuk kesehatan, ampuh menangkal osteoporosis
- Cara membuat tempe mentah, enak, sederhana dan mudah dibuat
- 6 Olahan tempe kekinian yang bikin penasaran, dari steak hingga gelato
- Kenalkan tempe khas Indonesia, Miss Universe pun tergoda menyantapnya