Brilio.net - Mood yang baik dapat mempengaruhi suasana. Energi positif bisa menular pada orang lain. Begitupun dengan energi negatif. Oleh karenanya, aura diri yang positif harus dijaga agar memberi pengaruh baik pada sekeliling.

Dirilis dari Science Alert, sebuah studi dari University of Nottingham Inggris menemukan bahwa mood yang positif ternyata juga berpengaruh pada kemampuan tubuh memproteksi diri dari flu. Hal ini tampak ketika vaksin flu diinjeksikan ke dalam tubuh. Temuan ini dapat menjadi jalan untuk menemukan obat manjur penangkal flu. Namun perlu dicatat bahwa keefektifan vaksin ini berbeda pada masing-masing orang. Salah satu yang mempengaruhi adalah mood tadi.

fakta flu  2016 brilio.net

Ilustrasi flu.

"Perilaku pasien dan kesejahteraan psikologis dapat mempengaruhi respons kekebalan terhadap vaksinasi," tulis mereka dalam penelitian tersebut.

Selain mood, pola tidur, tingkat stres, aktivitas fisik, dan nutrisi dapat berfungsi sebagai modulator kekebalan ini. Tim peneliti merekrut 138 orang dewasa berusia 65-85 tahun sebagai responden. Pendataan dimulai dua minggu sebelum mereka terserang flu, berupa tes darah pra-vaksinasi untuk memeriksa tingkat antibodi serta catatan harian standar berupa rincian asupan makanan dan minuman, aktivitas fisik, pengaruh positif, pengaruh negatif, stres, dan tidur untuk setiap peserta. Sedangkan pada hari terserang flu para peserta diminta mengisi kuesioner untuk memeriksa mood positif dan negatif. Pencatatan dilakukan per bulan sampai empat kali. Setelah data terkumpul, tim menemukan bahwa satu faktor paling menonjol untuk meningkatkan antibodi flu dalam sampel darah.

"Kami menemukan bahwa mood positif yang lebih besar, apakah yang diukur berulang kali selama periode 16 minggu (4 bulan) setelah vaksinasi, atau pada hari vaksinasi, secara signifikan memberikan tanggapan antibodi yang lebih besar terhadap vaksinasi influenza," tulis mereka dalam penelitian tersebut.

Tim ini berspekulasi bahwa ada hubungan antara suasana hati positif dengan gaya hidup yang lebih sehat. Juga jalur biologis yang menghubungkan sistem kekebalan dengan mekanisme otak yang mengatur suasana hati. Tim peneliti merekomendasikan temuan ini untuk dilakukan penyelidikan lebih lanjut.